Mengapa Istri Dominan?
Berita Telaga Edisi No. 157 /Tahun XIV/Desember 2017
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Mengapa Istri Dominan?
Kendati kecil, pernikahan adalah sebuah organisasi. Di dalam organisasi sekurangnya mesti ada dua unsur: struktur dan tugas. Tanpa struktur dan tugas, niscaya organisasi mengalami kekacauan. Struktur menjabarkan posisi sedangkan tugas menjabarkan peranan atau kewajiban.
Nah, di dalam struktur pernikahan Tuhan menetapkan laki-laki atau suami sebagai kepala dan bertugas memimpin istri dan anak-anaknya. Persoalannya adalah, konsep struktur sebagaimana diajarkan Alkitab kadang sulit diterapkan. Berikut akan dipaparkan penyebab mengapa demikian :
Tuhan menetapkan posisi DAN tugas. Jadi, posisi sebagai kepala mesti disertai dengan tugas dan tugas yang diberikan Tuhan kepada suami adalah mengasihi istri. Dengan kata lain, suami memimpin istri di dalam dan dengan kasih, bukan di dalam kuasa dan dengan paksa. Masalah timbul ketika suami tidak melakukan tugas mengasihi dan lalai bertanggung jawab memberi pimpinan.
- Sama seperti pria, wanita adalah manusia berdosa dan sebagai manusia berdosa, kita cenderung memberontak. Dengan kata lain, di dalam setiap manusia pasti ada keinginan untuk memberontak sebab pemberontakan merupakan sebuah pesan bahwa kita tidak ingin mengalah.
- Secara sosial dan budaya, dewasa ini kebanyakan kita dikondisikan untuk kritis dan untuk tidak begitu saja menerima apa yang dikatakan orang. Itu sebabnya sekarang tidaklah mudah bagi perempuan untuk menerima posisi "ikut suami." Sama seperti laki-laki, perempuan pun ingin mengetahui alasan mengapa ia mesti tunduk kepada suami. Tanpa alasan yang baik, istri akan mengalami kesulitan tunduk kepada suami.
- Tidak selalu suami memiliki hikmat yang melebihi istri. Kadang, karena istri lebih berhikmat, ia mengalami kesulitan untuk mendengarkan suaminya, apalagi bila suami menolak untuk menerima masukan dari istri.
- Adakalanya istri mengukur otoritas berdasarkan uang yang dihasilkan. Tidak bisa disangkal, di dunia di mana kita semua tinggal, uang identik dengan kuasa dan otoritas. Tidak heran sedikit banyak nilai hidup ini memengaruhi kita pula sehingga kadang istri tidak begitu menghargai suami yang tidak menghasilkan uang sesuai keinginannya.
- Di dalam zaman ini konsep kuasa tunggal makin sulit diterima sebab yang dianggap lebih baik adalah berbagi kuasa. Mulai dari sistem kenegaraan sampai perusahaan, konsep saling mengawasi dan saling memertanggungjawabkan dianggap kunci organisasi yang sehat. Itu sebabnya makin banyak istri yang mengharapkan suami untuk berbagi kuasa. Dengan kata lain semua mesti disepakati bersama.
- Perempuan tidak lagi harus bergantung pada suami secara finansial, seperti dahulu kala. Kemandirian finansial adakalanya menambah sulit istri untuk mengikuti suami. Di masa lalu, kalaupun tidak setuju, pada akhirnya istri terpaksa mengikuti kehendak suami karena tanpa dukungan suami, ia susah untuk memutar roda kehidupan. Sekarang tidaklah demikian.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, menerapkan Firman Tuhan untuk tunduk kepada suami menjadi tantangan tersendiri. Tidak jarang, akhirnya ada istri yang mengambil alih biduk keluarga dan malah mengendalikan suami. Biasanya tatkala hal ini terjadi orang cenderung menilai bahwa istri adalah seorang yang dominan, padahal penyebabnya acap kali tidaklah sesederhana itu. Sungguhpun demikian kita tetap harus mengikuti pola atau aturan yang ditetapkan Tuhan, sebagaimana dicatat di Efesus 5:22-23, "Hai istri tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat." Dengan kata lain, kita memasuki dengan kesiapan untuk tunduk.
Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T309A.
TELAGA MENJAWAB
Tanya
Shalom,
Saya menikah 5 tahun lalu dan bekerja di satu perusahaan. Suami dipecat dari pekerjaannya dan kini beliau menjadi driver online dan lebih sering di rumah. Biaya rumah tangga dan semua kebutuhan anak, saya yang tanggung. Kami tinggal dekat dengan rumah mertua dan sering menitipkan anak ke mertua saya itu.
Pertanyaannya, kenapa akhir-akhir ini saya mudah sekali marah, apalagi yang menyangkut ibu mertua saya? Tidak tahu kenapa setiap berurusan dengan ibu mertua saya selalu kesal dan emosi sehingga saya selalu bertengkar dengan suami karena telepon atau urusan dengan ibunya itu, hal sepele yang sebenarnya bisa diselesaikan. Contohnya waktu liburan kemarin, saya dan suami sudah ada rencana pergi ke suatu tempat, namun ibu mertua tiba-tiba menelepon dan mengajak ke satu tempat yang berbeda. Saya marah sekali.
Jawab
Shalom, Ibu yang terkasih
Mengenai pertanyaan Anda itu, kemungkinan karena komunikasi dengan suami kurang baik dan Anda merasa bahwa suami lebih perhatian kepada keluarganya. Kemungkinan berikut adalah karena relasi dengan mertua juga kurang harmonis. Anda juga ada tekanan karena suami dipecat sehingga pemasukan utama itu dari Anda. Sekarang suami bekerja sebagai driver online dan itu pemasukan tidak menentu. Anda katakan bahwa suami lebih banyak di rumah artinya bukan termasuk kategori yang produktif sehingga pengeluaran keluarga dan kebutuhan anak mau tidak mau Anda yang tanggung. Ini merupakan tekanan berat.
Kemungkinan itulah tekanan-tekanan yang cukup besar yang menyebabkan Anda belakangan sensitif. Menurut saya hal-hal yang berkaitan dengan mertua yang membuat Anda marah itu hanya "ledakan", "luapan".
Namun, masalah utama adalah soal hubungan Anda dengan suami dan soal beban tanggung jawab ekonomi yang Anda harus tanggung itu. Anda merasa sudah berkorban cukup besar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan berharap suami akan mendukung, namun ternyata suami lebih "mengutamakan" mertua (ketika mertua mengajak ke tempat lain, suami langsung setuju. Tanpa memikirkan rencana Anda dan keluarga yang semula sudah berencana pergi ke tempat lain).
Saran saya komunikasikan dengan suami secara baik-baik. Sampaikan dengan bijak tanpa menyudutkannya atau menjelek-jelekan ibunya. Awali komunikasi bukan dengan tuduhan dan penghakiman apalagi merendahkan. Tetapi sampaikan dengan lembut perasaan dan harapan Anda.
Saran saya berikut adalah "berdamai" dengan sikon Anda saat ini. Dalam pengertian memang ini sikon tidak ideal, tetapi jangan terus mengeluh dan berharap perubahan dari orang. Mulailah perubahan dari diri Anda dulu.
Yakini bahwa Allah ada dan mengizinkan situasi-situasi berat dalam hidup kita bukan untuk menghancurkan kita. Tetapi untuk mengajar kita berhikmat, bertahan dan berkreasi di tengah tekanan hidup ini.
Demikian tanggapan dari kami. Tuhan memberkati.
Salam : Pdt. Esther J. Rey
DOAKANLAH
- Bersyukur untuk donasi yang diterima dari Sdr. Lie Ronald Slamet sebesar Rp 900.000,-, dari Ibu Indrawati T. di Malang sebesar Rp 1.000.000,- dan dari Sdr. Jethro Elia di Jakarta sebesar Rp 650.000,-.
- Bersyukur audio, transkrip, ringkasan dan abstrak dari 20 judul rekaman terbaru sudah bisa dinikmati melalui situs Telaga.
- Bersyukur dalam tahun 2017, program Telaga disiarkan oleh 43 radio di tanah air, 1 radio di Hongkong dan 1 radio di Timor Leste.
- Doakan untuk kerjasama dengan C.V. Evernity Fisher Media dalam rangka menerbitkan buku Telaga-5, sudah hampir rampung dan diharapkan dalam minggu ke-2 bulan Januari 2018 bisa terbit.
- Tetap doakan untuk pemasaran buku terbitan Visi Anugerah Indonesia, berjudul "Memahami Remaja dan Pergaulannya" dan "Memaksimalkan Karier Anda".
- Doakan juga untuk pengeditan rekaman video yang diulang pada akhir Oktober 2017 yang lalu, dikerjakan oleh Bp. Yahya A.P.Gunawan.
- Doakan untuk 2 radio di Ambon, yaitu Dian Mandiri FM yang belum memberikan kepastian bahwa program Telaga telah disiarkan (CD.MP3 telah diterima bulan Agustus 2017 yang lalu dan radio komunitas Sekolah Kristen Kalam Kudus yang rencananya bulan ini akan memulai siarannya.
- Doakan untuk perbaikan monitor yang terkena petir pada tgl. 13 Desember 2017 sampai akhir Desember 2017 masih belum selesai. CPU dari 1 komputer telah diganti motherboard, harddisk dan power supplynya.
- Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :
003 – Rp 1.400.000,- untuk 7 bulan
006 – Rp 100.000,-
JUDUL TERBARU
T507A Tugas dan Tantangan Isteri Gembala Sidang ( I )
T507B Tugas dan Tantangan Isteri Gembala Sidang ( II )
T508A Apa yang Tuhan lakukan Tatkala Hal Buruk Menimpa Orang Baik?
T508B Sewaktu Yang Diharapkan Mengecewakan
T509A Apa yang Tuhan Perbuat Tatkala Orang Baik Berubah Jahat dan Orang Jahat Berubah Baik?
T509B Apa yang Tuhan Lakukan Tatkala Hal Baik Berubah Buruk?
T510B Buruk Muka Cermin Dibelah
T511A Tantangan Berat di Hari Tua
T511B Terjepit Diantara Dua Anak yang Bertikai
T512A Ketika Tuhan Belum Mengaruniakan Anak
T512B Ketika Pasangan Mengancam Cerai
T513A Mengapa Anak Enggan Hidup Dekat dengan Orangtua?
T513B Pengaruh Relasi Anak – Orangtua pada Pernikahan Anak
T513C Keluarga Bahagia, Adakah?
T515A Kepribadian Obsessive Compulsive
- 5156 kali dibaca