Ironi-Ironi Imam Eli

Bulan: 
Juli
Tahun: 
2019


Hidup dalam Kekecewaan

Bulan: 
Juni
Tahun: 
2019

Hidup tidak sempurna. Ada banyak hal tidak menyenangkan yang harus kita hadapi dan terima. Kadang kita mengalami kecurangan namun ada kalanya kita harus mengalami kejahatan. Sudah tentu hasil akhirnya adalah kekecewaan. Pada dasarnya ada tiga tahapan atau fase pengenalan kita akan pengalaman yang tidak menyenangkan itu.

WELCOME Juli 2019

Kita sudah memasuki bulan ketujuh dari tahun 2019………………….masih dalam suasana liburan para siswa sekolah.

Menikah dan membangun sebuah keluarga, dipandang mudah namun adakalanya juga sulit ! Dua menjadi satu ………. dari latar belakang yang berbeda, tidak jarang menuntut penyesuaian seumur hidup. Bahkan ada juga suami atau istri yang mengalami pasangannya berselingkuh …………………..tentu sangat menyedihkan !!

Selama 21 tahun, ada beberapa judul yang sempat direkam dan disiarkan oleh 39 radio di tanah air, 1 radio di Hongkong dan 1 radio di Timor Leste serta juga bisa dinikmati di situs Telaga. Judul-judul yang dimaksud yaitu :

WELCOME Juni 2019

Lima bulan telah kita lewati di tahun 2019………….

kini kita telah memasuki bulan yang keenam. Hari Pancasila telah kita peringati pada tanggal 1 Juni 2019 dan masyarakat Indonesia sedang sibuk merayakan Hari Raya Idul Fitri (1 dan 2 Syawal 1440 H) yang tahun ini jatuh pada tanggal 5 dan 6 Juni 2019.

Umat Kristiani telah memeringati Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan pada tanggal 9 Juni 2019 kita akan memeringati Hari Pentakosta.

Ada beberapa tambahan judul rekaman yang diharapkan bisa diunggah dalam bulan ini, yaitu :

Menikah Hanya Untuk Orang Dewasa

Pengertian dewasa merupakan seseorang yang utuh dengan dirinya sendiri secara mental dan emosional, bisa mandiri dan mengelola diri sendiri secara sehat. Sehingga pernikahan menjadi sarana untuk saling memberi sumbangsih yang positif, bukan untuk membuat diri sendiri menjadi utuh.

Terampil Bicara dan Mendengarkan

Seringkali kita mendengarkan orang berbicara, tujuannya: untuk berdebat, mencari-cari kesalahan, mengontrol pembicaraan; pula di dalam pernikahan. Oleh karena itu diperlukan sikap saling rendah hati sehingga kita bisa memahami sudut pandang pasangan kita dan melatih diri untuk terampil bicara dan mendengarkan secara mekanis untuk memahami maksud pasangan dengan lebih teknis dan jelas.

Batasan Sehat Berpacaran

Pacaran yang benar harus mengarah ke pernikahan. Berpacaran memerlukan batasan sehat untuk saling melindungi dari: sakit hati yang tidak perlu, perlakuan yang merendahkan martabat dan nilai, perilaku mendominasi, menguasai, menindas dan ketergantungan.

Ketika Batasan Dilanggar

Manusia didesain oleh Allah sebagai makhluk sosial dimana, manusia perlu berelasi, baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Namun demikian tanpa adanya relasi dengan batasan yang benar maka kita akan membangun sebuah relasi tidak sehat dengan batasan yang tidak jelas, dengan cara mengikari apa yang menjadi milik kita dan mencoba mengaku-aku apa yang menjadi tanggung jawab orang lain. Oleh karena itu hal yang perlu dipelajari ialah kita perlu berelasi tanpa kehilangan identitas kita dan keunikan kita. Jadi setiap manusia membutuhkan relasi yang dalam, dimana relasi tersebut menerima keunikan dan identitas kita dengan berlandaskan pada kasih karunia.

Batasan yang Sehat

Manusia didesain oleh Allah sebagai makhluk sosial dimana, manusia perlu berelasi, baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Namun demikian tanpa adanya relasi dengan batasan yang benar maka kita akan membangun sebuah relasi tidak sehat dengan batasan yang tidak jelas, dengan cara mengikari apa yang menjadi milik kita dan mencoba mengaku-aku apa yang menjadi tanggung jawab orang lain. Oleh karena itu hal yang perlu dipelajari ialah kita perlu berelasi tanpa kehilangan identitas kita dan keunikan kita. Jadi setiap manusia membutuhkan relasi yang dalam, dimana relasi tersebut menerima keunikan dan identitas kita dengan berlandaskan pada kasih karunia.

Ikatan Sehat dalam Berelasi

Manusia didesain oleh Allah sebagai makhluk sosial dimana, manusia perlu berelasi, baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Namun demikian tanpa adanya relasi dengan batasan yang benar maka kita akan membangun sebuah relasi tidak sehat dengan batasan yang tidak jelas, dengan cara mengikari apa yang menjadi milik kita dan mencoba mengaku-aku apa yang menjadi tanggung jawab orang lain. Oleh karena itu hal yang perlu dipelajari ialah kita perlu berelasi tanpa kehilangan identitas kita dan keunikan kita. Jadi setiap manusia membutuhkan relasi yang dalam, dimana relasi tersebut menerima keunikan dan identitas kita dengan berlandaskan pada kasih karunia.

Halaman

Berlangganan Front page feed