Perayaan Sinterklaas 5 Desember

oleh Sdri. Betty Tjipta Sari

Ada hal unik lain di negeri kincir angin ini, yaitu hari raya nasional pada tanggal 5 Desember! Betul, tanggal 5 bukan 25 Desember! Ini adalah hari perayaan Sinterklaas. Di hari ini anak-anak akan menerima hadiah yang disiapkan orang tua. Namun anak-anak percaya bahwa hadiah itu diberikan oleh Sinterklaas yang selalu menaiki kuda putih dibantu Zwarte Piet (Piet hitam). Hadiah dikirimkan ke setiap anak pada tanggal 5 Desember malam melalui cerobong asap dan di taruh dalam kaus kaki mereka. Itu sebabnya mereka menggantung kaus kaki dekat cerobong asap dan menaruh beberapa buah wortel untuk kuda putih sang Sinterklaas.Anak-anak dapat membuka hadiahnya pada tanggal 6 Desember pagi harinya.

Natal Tanpa Yesus

oleh Sdri. Betty Tjipta Sari

Sewaktu aku tinggal di sebuah rumah mahasiswa di pusat kota Tilburg bersama 3 mahasiswa Belanda yang tidak percaya Tuhan, satu orang bertanya "apakah Tuhan itu" menurutku. Sebelum menjawab, aku balik bertanya tentang apa kesan dia atau apa yang dia tahu tentang Tuhan. Dia menjawab dengan lugu bahwa kesan dia satu-satunya tentang Tuhan adalah seorang pria berjenggot seperti ada dalam lukisan-lukisan sebelum abad pertengahan, karena di keluarganya tidak pernah satu kali pun orang berbicara tentang Tuhan.

Copet Cantik di Roma

oleh Sdri. Betty Tjipta Sari

Rasanya cukup beruntung dapat mengunjungi kota Roma. Pertama kali aku pergi ke Roma karena ada teman lama yang kebetulan baru pindah ke Roma bersama keluarganya. Mengunjungi teman baik sekaligus melancong ke kota tua yang menyimpan banyak sejarah kekristenan Barat rasanya adalah kombinasi yang sempurna. Terlebih lagi dengan adanya penerbangan murah Ryan Air dari kota Eindhoven (asal bukan musim libur dan bukan weekend) aku cuma perlu membayar 70 euro untuk perjalanan pulang-pergi. Selain itu, aku tidak perlu menghabiskan dana untuk membayar tempat menginap karena bisa menginap di rumah teman. Untuk bepergian di dalam kota Roma, paling mudah menggunakan kereta api bawah tanah.

Tahun Baru


oleh Sdri. Betty Tjipta Sari

Besok pagi adalah hari terakhir tahun ini, dan aku teringat pertama kali aku mengalami tahun baru di Belanda. Waktu itu menjelang ujian semester dan semua teman serumah (mahasiswa Belanda) pulang ke rumah orang tua masing-masing. Jadi aku pikir, kesempatan baik untuk belajar saat sendirian di rumah. Menjelang tengah malam, aku mulai mengantuk dan beranjak pergi ke tempat tidur. Tapi tiba-tiba, hiruk-pikuk seperti suara bom berdentum berulang kali serasa terjadi perang yang tiba-tiba. Karena kaget aku melihat ke luar dan ternyata itu suara kembang api yang dinyalakan pada waktu bersamaan di seluruh penjuru kota, termasuk oleh para tetanggaku. Suara dentuman tak kunjung henti, jadi kuputuskan untuk naik ke atas dan melihat ke luar.

Zuinig

oleh Sdri. Betty Tjipta Sari

Salah satu kata yang menggambarkan karakter orang Belanda yang unik dan berbeda dari orang-orang dari negara lain adalah ‘zuinig’, artinya hemat. Namun sepertinya bukan sekadar hemat, tapi juga benar-benar menghitung dengan baik supaya tidak ada yang terbuang percuma. Misalnya menghitung dengan tepat jumlah makanan yang dimasak supaya tidak tersisa, menghitung waktu dan jadwal supaya tidak ada waktu yang terbuang karena waktu adalah uang dan sebagainya. Karena budaya hemat ini sangat kental di Belanda, ada website di mana mereka dapat berbagi tips sederhana tentang hal sehari-hari yang dapat mereka lakukan agar semakin banyak uang yang dapat dihemat. Aku pernah mencoba melihat tips apa saja yang ada di website itu dan menemukan beberapa tips menarik.

Telat dan Satu Jam

Oleh: Betty Tjipta Sari

"How late will you come? We will meet at one hour, is it okay?"

Waktu aku baca pesan itu aku bertanya-tanya maksud dia menanyakan jam berapa aku datang atau menanyakan berapa lama aku bakal terlambat. Jadi aku pun jawab, "I will come on time at 1 PM. But do we need to meet for an hour? I think it will be a short meeting".


Remembering What God Has Done

Oleh: Betty Tjipta Sari
January 24, 2011 at 4:47pm
Dari kemarin aku berdoa untuk kemungkinan melanjutkan kuliah hingga selesai dengan kenyataan bahwa dana tidaklah cukup sampai akhir semester ini. Ibarat berjalan dalam gelap, Firman Tuhan seperti lentera yang membuatku dapat melangkah beberapa meter ke depan, tanpa tahu apa yang terjadi setelah itu. Aku bahkan tidak tahu ke mana Tuhan akan membawaku ke depan setelah study S2 ini. Yang aku lakukan hanya berusaha untuk taat dan mempercayakan diri pada-Nya, tanpa mengerti sama sekali atau pun memahami situasi di sekitarku.


Negeri Kincir Angin

Oleh: Betty Tjipta Sari

Hff..Hff… Aku terus berusaha keras mengayuh sepeda dari rumah (students house) ke universitas di bawah suhu 10° C di tengah angin kencang musim gugur pertamaku. Rasanya sepeda ini tetap saja lambat bergerak ke depan. Aku jadi merasa bersalah karena sewaktu kecil dulu aku sering iseng meniup semut yang sedang berjalan. Mungkin sekarang aku jadi tahu seperti apa rasanya menjadi semut kecil itu.

Asap, Terasi dan Ikan Goreng, jika Terbawa Angin…

Oleh: Betty Tjipta Sari

Satu kali, tiba-tiba aku rindu ingin makan sambal terasi dengan teri goreng bersama nasi panas… Hmm..pastilah lezat. Jadi dengan semangat aku membeli teri di supermarket Asia dan berencana membuat sambal terasi pula di rumah. Sore hari adalah waktu yang biasa dipakai untuk memasak. Biasanya orang Belanda hanya memasak satu kali sehari untuk makan malam, makan pagi dan makan siang adalah roti.

Hikmat Dalam Bersahabat

Bulan: 
April
Tahun: 
2019

Beberapa waktu yang lalu saya menghadiri sebuah pemakaman seorang hamba Tuhan. Lebih dari seribu orang yang datang melayat. Satu hal yang menarik adalah si hamba Tuhan bukanlah gembala sidang dari sebuah gereja yang besar. Dan, sepanjang saya mengenalnya, ia pun bukanlah seorang pengkhotbah dan pengajar bertalenta besar. Ia seorang yang bersahaja namun ia dikasihi oleh begitu banyak orang dan mempunyai begitu banyak sahabat.

Halaman

Berlangganan Front page feed