Pengkhianatan Dalam Pernikahan I

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T332A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu atau mungkin krisis terbesar dalam pernikahan adalah pengkhianatan. Berita bahwa pasangan telah berselingkuh dapat diibaratkan seperti tornado yang secara sekejap melanda dan menyapu bersih kehidupan yang telah dibangun bersama. Marilah kita pelajari kembali dinamika perselingkuhan dan apakah yang dapat dilakukan untuk menghindar dari bencana pengkhianatan ini.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

 

Salah satu atau mungkin krisis terbesar dalam pernikahan adalah pengkhianatan. Berita bahwa pasangan telah berselingkuh dapat diibaratkan seperti tornado yang secara sekejab melanda dan menyapu bersih kehidupan yang telah dibangun bersama. Marilah kita pelajari kembali dinamika perselingkuhan dan apakah yang dapat dilakukan untuk menghindar dari bencana pengkhianatan ini.

KRISIS PERNIKAHAN ADALAH KRISIS PENGKHIANATAN:

ò      Lebih luas dan dalam daripada sekadar perselingkuhan.

ò      Biasanya merupakan puncak gunung esùtumpukan masalah.

Apa pun penyebab pengkhianatan itu, hasil akhirnya adalah:

ò      Rasa TIDAK PUAS

ò      Rasa BUNTU, tidak bisa menembus pasangan

ò      Rasa SEPI DAN HAMPA

Pada umumnya usaha demi usaha sudah dikerahkan untuk menyelesaikan masalah namun perubahan hanya berlangsung sementara atau malah tidak ada perubahan sama sekali. Pada akhirnya perselingkuhan menjadi:

ò      Sebuah ALTERNATIF lain, ketimbang hidup dalam ketidakbahagiaan

ò      Sebuah PERISTIRAHATAN dari kemelut yang menyusahkan

Penyebab lain perselingkuhan bersumber dari masalah kepribadian:

ò      Selalu membutuhkan AFIRMASI atau pengakuan

ò      Selalu membutuhkan STIMULASI atau gairah

JADI, APAKAH YANG SEHARUSNYA TELAH DILAKUKAN:

ò      Seharusnya lebih BERHATI-HATI memilih pasangan: Banyak bencana dapat dihindarkan kalau saja kita lebih berhati-hati !

ò      Seharusnya lebih memfokuskan pada yang hal-hal yang POSITIF ketimbang negatif. Ingat: Umumnya hal yang menyatukan kita adalah hal yang PENTING sedang hal yang memisahkan kita dan membuat kita bertengkar terus adalah hal yang tidak penting.

ò      Seharusnya lebih memfokuskan perhatian pada pengembangan DIRI YANG SEHAT, karena diri yang sehat akan menghasilkan:

+  KOMUNIKASI yang sehat

+  RELASI yang sehat

Mohon diingat: Diri yang SEHAT adalah diri yang MENARIK orang, sedang diri yang TIDAK SEHAT adalah diri yang MENGHALAU orang.

ò      Seharusnya telah merencanakan dan melakukan kegiatan yang menyenangkan: Kegiatan menyenangkan menciptakan hati yang senang dan hati senang menciptakan relasi yang kuat.

ò      Seharusnya telah memberi lebih banyak waktu untuk belajar MENGAMBIL KEPUTUSAN bersama. Ini adalah keterampilan yang berharga.

ò      Seharusnya telah memberi lebih banyak waktu untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan konflik:

+  Di dalam yang benar, ada yang salah dan di dalam yang salah, ada yang benar. Jadi, jangan terlalu yakin diri

+  Memahami dan menyampaikan pemahaman adalah separuh jalan menuju perdamaian.

+  Kerugian dari mengalah ternyata tidak SEBURUK yang dibayangkan dan keuntungan dari kemenangan ternyata tidak SEMANIS yang dibayangkan.

ò      Seharusnya lebih membatasi diri dan lebih mengawasi pasangan dalam pergaulan. Ingat: rasa ingin tahu melahirkan ingin puas dan ingin puas melahirkan ingin lagi.

ò      Seharusnya telah memberi lebih banyak perhatian pada hal rohani: Mengasihi Tuhan, lebih dari melayani Tuhan

+  Takut kepada Tuhan, lebih dari tahu tentang Tuhan

+  Hidup kudus, lebih dari hidup baik

 

APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN SEKARANG?

Pada umumnya dalam kasus pengkhianatan, akan ada satu pihak yang berniat untuk memulihkan relasi dan ada satu pihak yang tidak berminat. Itu sebabnya langkah pertama, bukanlah menanyakan apakah ia berniat memulihkan relasi melainkan, APAKAH KITA BERNIAT MEMULIHKAN RELASI? Mengapa kita harus bertanya demikian ?

+         Diperlukan KESABARAN yang panjang.

+         Diperlukan DUKUNGAN yang kuat.

+         Diperlukan IMAN yang tegar

Jika kita bersedia menyanggupinya, maka kita mesti melakukan hal berikut ini:

+         Timbalah kekuatan setiap hari dari Tuhan lewat doa dan Firman-Nya.

+         Fokuskan perhatian pada tugas dan tanggung jawab kita saja, bukan tugas dan tanggung jawabnya.

+         Jangan terlalu memerhatikan detail perbuatannya sebab ini akan mengayunkan suasana hati kita.

+         Ingat: Keluarga membutuhkan kestabilan dan saat ini, kita adalah satu-satunya tiang.

Firman Tuhan:

Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5)