Pelayanan Gereja

Pemuridan adalah strategi Alkitabiah yang sengaja Tuhan pilih, dikerjakan sengaja dan terarah, petobat baru yang dimuridkan akan menjadi murid Kristus, proses ini bergulir dan berulang dari generasi ke generasi, jika pemuridan intensional dilakukan, orang akan mengenal Kristus, bertumbuh dewasa dan menolong orang lain bertumbuh, matang secara rohani dan emosional serta karakter Kristus.
Mengembangkan pemimpin yang akan menjadi sebuah gerakan, memusatkan perhatian pada kualitas yang akan menghasilkan kuantitas yang berkualitas, 8 prinsip pelayanan Tuhan Yesus yaitu pemilihan, persekutuan, penyerahan diri, pemberdayaan, percontohan, penugasan, pendampingan dan pelipatgandaan.
Allah kita Allah yang berkomunitas, kita juga butuh komunitas rohani, sebagai anak rohani perlu sedia, setia dan senang diajar, untuk menjadi murid Kristus ada 4 bidang formasi pemuridan intensional yaitu formasi pengetahuan, formasi spiritual, formasi karakter, formasi pelayanan
Tiga tafsir utama akhir zaman yaitu Amillenialisme, Premillenialisme, Posmillenialisme, tidak ada yang mengetahui kapan akhir zaman hanya Allah Bapa saja, tugas kita fokus melakukan panggilan kita, setia dan hidup dalam pengharapan.
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu." 1 Petrus 5:2-3 - Pelayanan seperti inilah yang dikehendaki Allah.
Melayani Tuhan seharusnya merupakan keseluruhan kehidupan kita sebagai pengikut Yesus Kristus; bukan hanya sebatas kita melakukan kegiatan gerejawi dan sosial di gereja. Yesus Kristus ialah teladan kita untuk melayani Allah dimana Yesus mengosongkan diri, merendahkan diri, dan taat sampai mati di atas kayu salib.
Tantangan seorang gembala adalah bagaimana untuk tetap mendarat; dalam pengertian tetap bisa mengerti pergumulan jemaat, tetap menyatu dengan jemaat, tidak terus menerus melambung sehingga akhirnya tidak lagi bersentuhan dengan kehidupan yang nyata. Masalahnya semakin dihargai semakin besar pula kemungkinan kita besar kepala dan angkuh, tidak peduli dengan perasaan orang, dan semakin melambung ke atas.
Pernyataan gembala sidang tentang suatu paham politik atau partai tertentu dapat memicu konflik dalam jemaat, masalah personal antar jemaat sering dikaitkan dengan masalah rohani sehingga menutupi inti persoalan, serta perbedaan doktrin dapat memicu adanya perpecahan dalam jemaat. Inilah konflik yang banyak terjadi dalam jemaat.
Ada lima formasi bagi mahasiswa teologia, yaitu formasi spiritualitas (relasi dengan Tuhan), formasi pengetahuan (biblika, sejarah gereja), formasi karakter dan kepribadian (kejujuran, integritas, kesabaran, gambar diri), formasi kepemimpinan (memimpin rapat, berorganisasi), formasi pelayanan (keterampilan menggali Firman, mengajar, menyanyi,menyusun bahan PA, memuridkan). Penting memiliki Kontrak Target Pertumbuhan, memiliki mentor dan teman sejenis KTB.
Keterpanggilan kita perlu diuji lewat uji pelayanan, uji hidup rohani dan uji karakter. Apakah ketika kita menghadapi krisis pelayanan tetap ingin melayani Tuhan ? Kesukaan melayani tanpa relasi yang dekat dengan Tuhan membuat kita sebatas melakukan aktifitas pelayanan sosial bukan aktifitas pelayanan rohani. Apakah kita memiliki kerendahan hati, kesediaan berkorban, kejujuran, integritas, hati yang sedia dan senang diajar. Sangat strategis bisa memunyai mentor rohani dan Kelompok Pertumbuhan Bersama (KTB).

Halaman