Kapankah Perlu Konseling?

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T504B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Ada orang yang cepat-cepat pergi ke dokter saat tubuhnya sakit namun bersikeras menolak pergi ke konselor untuk cek kesehatan jiwanya. Pergilah konseling jika kita sudah tidak bisa menyelesaikan masalah dengan tepat dan sehat, jika kita tidak berfungsi optimal dalam hidup, atau jika kita terus bergumul dengan dosa tertentu dan tidak bisa bertumbuh secara rohani.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Sebagaimana kita memerlukan dokter untuk menolong kita dengan permasalahan kesehatan jasmaniah, demikian pulalah kita memerlukan konselor untuk menolong kita dengan permasalahan kesehatan jiwani dan relasi. Pertanyaannya adalah, kapankah seharusnya kita mencari pertolongan seorang konselor untuk permasalahan jiwani dan relasi yang kita hadapi? Apakah sehat dan baik buat kita mencari pertolongan sedini mungkin? Ataukah, lebih baik kita mengupayakan penyelesaian terlebih dahulu sebelum kita mencari pertolongan? Sebelum kita membahas jawabannya,

  1. Marilah kita melihat kesalahpahaman yang kerap beredar tentang peranan Roh Kudus di dalam kehidupan orang percaya. Ada orang yang berpendapat bahwa kita tidak perlu mencari pertolongan seorang konselor—Kristen ataupun bukan—untuk penyelesaian masalah jiwani dan relasi kita. Biasanya argumen yang diberikan adalah, kita sudah memunyai Roh Kudus yang sanggup menolong kita menghadapi persoalan hidup. Jadi, tidak usah kita datang memohon pertolongan orang. Masalah utama dengan argumen ini adalah KETIDAKKONSISTENAN. Pada umumnya, orang yang mengatakan bahwa kita tidak perlu datang memohon pertolongan orang lain untuk menghadapi persoalan hidup dan bahwa kita hanya perlu bersandar pada Roh Kudus, tidak ragu untuk datang mencari pertolongan dokter sewaktu ia sakit. Bila ia konsisten, seharusnyalah ia tidak datang kepada dokter untuk persoalan kesehatan jasmaniahnya. Juga, seharusnyalah ia tidak bersekolah—atau memasukkan anaknya ke sekolah—sebab bukankah Roh Kudus adalah guru yang teragung dan terbaik dan Ia sanggup mengajarkan kita segala sesuatu? Pada kenyataannya kita memerlukan pertolongan satu sama lain dan Tuhan memakai anak-anak-Nya untuk membimbing orang yang sedang menghadapi masalah. Di dalam Alkitab kita dapat melihat bahwa Tuhan menunjuk Musa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi umat Israel dalam perjalanan di padang gurun dan sewaktu Musa tidak sanggup lagi melakukan tugas itu, ia menetapkan para tua-tua untuk membantu umat Israel menyelesaikan permasalahan di antara mereka. Singkat kata, tidak salah kita mencari pertolongan orang untuk menolong kita memecahkan masalah jiwani dan relasi yang kita hadapi. Terpenting adalah kita tidak lalai berdoa dan meminta Roh Kudus untuk mengurapi dan memakai konselor untuk menuntun kita ke jalan Tuhan. Kita memohon dan menerima bantuannya, sama seperti kita memohon dan menerima bantuan seorang dokter medis untuk menyembuhkan penyakit kita.

    Nah, sekarang kita akan membahas kapankah seharusnya kita mencari pertolongan seorang konselor. Pada prinsipnya, kita mencari pertolongan konselor bukan tatkala kita MENGHADAPI problem tetapi pada waktu kita tidak dapat MENYELESAIKAN problem secara sehat dan tepat. Masalahnya, acap kali penyelesaian yang tidak tepat dan tidak sehat menciptakan problem lain yang lebih berat dan lebih kompleks. Sebagai contoh, kita perlu datang kepada konselor untuk menolong kita menyelesaikan persoalan pernikahan jika segala usaha untuk menjalin komunikasi berakhir dengan pertengkaran. Atau, kita harus mencari pertolongan konselor bila kita terus mengalami kecemasan tatkala berhadapan dengan orang walau kita telah berusaha sekuat tenaga untuk tenang. Kita mesti segera mencari pertolongan konselor apabila, bukan saja kita makin tidak memunyai energi dan pengharapan untuk hidup, tetapi juga makin sering berharap untuk mati. Semua contoh ini memperlihatkan bahwa kita sudah tidak sanggup menghadapi dan menyelesaikan persoalan hidup kendati kita sudah berusaha.

  2. Kita mesti datang mencari pertolongan konselor jika kita TIDAK DAPAT BERFUNGSI SECARA OPTIMAL DALAM HIDUP. Maksud saya, kita tidak sedang menghadapi problem tetapi kita tahu bahwa kita tidak dapat berfungsi secara maksimal karena adanya hambatan yang berasal dari masa lalu. Singkat kata, kita dikendalikan bukan oleh masa depan tetapi oleh masa lalu. Kita telah berusaha melepaskan diri dari masa lalu tetapi kita selalu gagal. Itulah saatnya kita mencari bantuan konselor untuk melepaskan tali yang mengikat kita. Melalui konseling, konselor dapat menolong kita menemukan akar ketakutan itu dan menolong kita menghadapinya. Ia pun bisa membantu kita memisahkan diri dari masa lalu sehingga kita memunyai keberanian dan kemerdekaan untuk berinisiatif dan mengambil risiko.

  3. Kita perlu datang mencari pertolongan konselor Kristen apabila kita TERUS BERGUMUL DENGAN DOSA TERTENTU SEHINGGA KITA TIDAK DAPAT BERTUMBUH SECARA ROHANI. Sebagai contoh, kita tahu bahwa kita harus lebih dapat mengendalikan emosi tetapi kita terus jatuh di dalam dosa kemarahan. Sebagai akibatnya bukan saja relasi kita dengan sesama terganggu, relasi kita dengan Tuhan pun tergganggu. Seorang konselor Kristen dapat menolong kita melihat masalah bukan saja dari sudut rohani tetapi juga jiwani. Lewat konseling kita dapat mengetahui bahwa penyebab kita terus jatuh ke dalam dosa kemarahan yang tak terkendali adalah dikarenakan kemarahan kita terhadap orangtua yang tak kunjung padam. Pada waktu kita sadari bahwa kemarahan kita berasal dari kemarahan kepada orangtua, kita pun lebih mampu untuk mengendalikannya. Mungkin kita belajar untuk lebih terbuka dengan perasaan kita kepada orangtua. Mungkin kita belajar untuk mengatakan ketidaksukaan kita terhadap tindakan mereka. Singkat kata, kita belajar bersikap dan berbuat lebih tepat sasaran. Alhasil kita tidak jatuh ke dalam dosa kemarahan tak terkendali seperti dulu lagi.

Amsal 11:14 berkata, "Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada." Sekali lagi kita dapat melihat bahwa Tuhan menganjurkan kita untuk mencari hikmat dari penasihat. Pergi konseling tidak membuat kita tidak beriman, sama seperti pergi ke dokter tidak membuat kita tidak beriman. Pergi konseling tidak membuat kita ragu akan kuasa Roh Kudus, sama seperti pergi ke dokter tidak membuat kita ragu akan kuasa Roh Kudus. Pergi konseling merupakan sebuah pengakuan bahwa kita terbatas, dan bahwa kita membutuhkan pertolongan sesama.