Gangguan Kepribadian Paranoid

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T516B
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, MK.
Abstrak: 
Kepribadian paranoid ditandai adanya pola ketidakpercayaan dan kecurigaan mendalam terhadap orang lain yang alasannya mereka tafsirkan bahwa mereka iri yang dapat ditandai oleh empat atau lebih dari tujuh hal-hal yang dibahas dalam perbincangan ini.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Istilah paranoid atau paranoia berarti kecurigaan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap orang lain berdasarkan kepercayaan bahwa orang lain bermaksud melukai.

Kepribadian paranoid ditandai adanya pola ketidakpercayaan dan kecurigaan mendalam terhadap orang lain yang alasannya mereka tafsirkan bahwa mereka iri yang dapat ditandai oleh empat atau lebih dari tujuh hal-hal berikut:

  1. Kecurigaan yang tidak beralasan bahwa orang lain memanfaatkan, mencelakai atau membohongi mereka. Begitu curiga terhadap orang lain dan selalu berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahaya atau kejahatan. Pandangan mereka tentang dunia begitu sempit, sehingga mereka mencari tahu untuk memperkuat perspektif mereka bahwa orang lain akan mengambil keuntungan dari mereka. Hal ini membuat sebenarnya tidak mungkin bagi mereka untuk memercayai bahkan teman-teman atau rekan-rekannya.
  2. Tenggelam dalam keraguan yang tidak beralasan tentang kesetiaan atau loyalitas orang lain
    Mereka dapat menuduh pasangan atau rekan mereka tidak setia, bahkan jika tidak ada fakta-fakta yang memperkuat hal tersebut. Sebagai contoh, mereka dapat memercayai bahwa pihak bea cukai tanpa penjelasan menghubungi untuk memerlihatkan tagihan telepon yang merupakan bukti dari hubungan gelap di luar nikah. Mereka tidak dapat bertanggung jawab atas kesalahan mereka dan malah, menyalahkan orang lain. Jika orang lain mengkritik mereka, mereka mengambil sikap bermusuhan.
  3. Keengganan untuk menceritakan rahasianya pada orang lain karena takut bahwa informasi tersebut akan digunakan untuk melawan mereka. Teman hanya selektif saja.
  4. Kecenderungan untuk membaca hal yang tersembunyi atau hal yang mengancam dari penilaian atas peristiwa yang tidak berbahaya. Meskipun orang-orang dengan gangguan ini dapat cenderung sukses dalam bermacam pekerjaan yang membutuhkan kewaspadaan yang hebat, kehidupan emosional mereka cenderung terkucil dan terpaksa.
  5. Kecenderungan untuk memendam dendam. Mereka dapat terus mendendam selama bertahun-tahun berdasarkan anggapan meremehkan yang nyata atau khayalan dari orang lain.
  6. Memiliki persepsi mengenai serangan pribadi yang tidak muncul pada orang lain dan kecenderungan bereaksi dengan alasan serangan yang besar. Mereka juga mudah salah menanggapi komentar yang tidak bersalah dan kejadian-kejadian kecil sebagai maksud yang tersembunyi atau mengancam. Bermasalah dalam menjalin hubungan. Menjaga jarak dengan orang lain karena ketakutan yang tidak masuk akal bahwa orang lain akan melukai mereka dan mereka khususnya sensitif terhadap orang-orang yang memunyai kekuasaan. Didukung bukti klinis tersebut, orang paranoid digolongkan dalam gaya kelekatan yang cemas.
  7. Kecurigaan terus menerus yang tidak beralasan tentang kesetiaan suami atau isteri atau pasangan. Mencintai berarti memercayai, bukan mencurigai apalagi tanpa alasan.

Akar masalah:

  1. Tumbuh dari keluarga yang cenderung paranoid, orangtua yang paranoid mendidik anaknya pun secara paranoid.
  2. Pola asuh dapat mengakibatkan seseorang mengalami kepribadian paranoid.

Penanganan:

Cari pertolongan konselor, mungkin ada akar-akar masalah tertentu pada waktu kecil, remaja atau masa lainnya. Belajar membangun asumsi yang benar, melatih membangun kepercayaan. Perlu dilatih belajar meningkatkan relasi antar pribadi. Cari klarifikasi, telepon, kirim SMS dan upaya menggali sesuatu yang positif.

Amsal 3:5-6, Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Kepribadian paranoid sebenarnya berhubungan dengan iman, ketika kita membangun iman yang benar, memercayai Tuhan sebagai pribadi yang berdaulat bagi kita dan orang lain maka kita memunyai rasa aman yang hakiki.