Pdt. Dr. Paul Gunadi

Pdt. Dr. Paul Gunadi

Ketika Pasangan Terlibat Kriminal

Hidup tidak ideal. Kadang karena pelbagai alasan, pasangan terpaksa berurusan dengan hukum dan mendekam dalam penjara. Keberadaan pasangan mulai dari proses pengadilan sampai dalam penjara akan memberi pengaruh besar pada kehidupan keluarga. Apakah yang harus dilakukan bila ini terjadi?

Konflik Akibat Anak

Dalam rangking ada 3 hal besar yang sering menjadi pertengkaran antara suami dan istri, yang pertama adalah masalah keuangan. Yang kedua adalah komunikasi, seringkali terjadi salah pengertian entah itu dari nada suaranya, perkataan yang digunakan, cara yang digunakan maka akhirnya terjadi miskomunikasi dan akhirnya bertengkar. Dan yang ketiga yang menyebabkan pertengkaran adalah masalah anak. Jadi mulai dari perbedaan mendidik anak, sampai tuntutan pada anak yang berlainan, itu semua bisa menjadi sumber atau bahan pertengkaran kita. Akan dibahas pemicu konflik dan apa saja hal-hal yang bisa diperbuat untuk menyelesaikan konfllik tersebut.

Kejenuhan Ibu Rumah Tangga

Kejenuhan bisa melanda siapa saja termasuk melanda ibu-ibu muda yang baru memiliki anak. Hidup di komunitas baru dan tanggung-jawab baru namun rutin, membuat ibu-ibu muda cepat menjadi jenuh. Bagi ibu-ibu muda yang sekaligus bekerja di luar, tingkat kejenuhannya relatif sedikit. Namun bagi ibu-ibu muda yang secara purna waktu berada di rumah, kejenuhan itu seringkali melingkupi. Mengapa kejenuhan itu begitu besar dan apa yang mesti dilakukan jika kejenuhan itu melanda?

Tuntutan Yang Menghimpit Anak II

Ibarat tanaman, anak pun membutuhkan ruang untuk bertumbuh. Tugas orang tua adalah mengawasi dan merawat pertumbuhan anak agar sesuai dengan arah yang diinginkan orang tua. Masalah timbul bila selain dari mengawasi dan merawat, orang tua pun membebani anak dengan tanggung jawab yang melebihi usia dan kemampuannya. Ibarat tanaman yang terhimpit beban, pertumbuhan anak akhirnya tersendat dan melenceng dari jalur semula. 5 beban yang kadang keliru diembankan pada anak yaitu tuntutan sebagai anak sulung, tuntutan sebagai anak perempuan, tuntutan sebagai anak kesayangan, tuntutan sebagai anak terpandai dan tuntutan sebagai anak rohani.

Tuntutan Yang Menghimpit Anak I

Ibarat tanaman, anak pun membutuhkan ruang untuk bertumbuh. Tugas orang tua adalah mengawasi dan merawat pertumbuhan anak agar sesuai dengan arah yang diinginkan orang tua. Masalah timbul bila selain dari mengawasi dan merawat, orang tua pun membebani anak dengan tanggung jawab yang melebihi usia dan kemampuannya. Ibarat tanaman yang terhimpit beban, pertumbuhan anak akhirnya tersendat dan melenceng dari jalur semula. 5 beban yang kadang keliru diembankan pada anak yaitu tuntutan sebagai anak sulung, tuntutan sebagai anak perempuan, tuntutan sebagai anak kesayangan, tuntutan sebagai anak terpandai dan tuntutan sebagai anak rohani.

Laki-Laki Idaman Allah

Kelemahan utama laki-laki terletak pada keangkuhannya. Itu sebabnya satu karakteristik yang perlu ditumbuhkembangkan adalah kerendahan hati. Laki-laki yang rendah hati adalah laki-laki idaman Allah. Karena kerendahan hati itu sulit, maka akan dipaparkan penerapan kerendahan hati di dalam keunikan laki-laki.

Keunikan Laki-Laki

Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, sebagaimana tercatat di Kejadian 1:27. Kenyataan Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan memunyai keunikan masing-masing. Namun secara khusus di sini dibahas mengenai keunikan yang dimiliki laki-laki yaitu bertanggung jawab, berguna, tertutup, dan mandiri namun berpotensi besar menciptakan keangkuhan.

Kesengsaraan dan Karakter II

Tidak ada yang senang dengan kesusahan. Sedapatnya kita berupaya untuk menghindar dari kesusahan. Bagi kita kesusahan identik dengan kesengsaraan dan kesengsaraan identik dengan kemunduran yang berakhir dengan keputusasaan—sebuah cara pandang yang pesimistik dan negatif. Namun sebuah karakter yang dihasilkan kesengsaraan adalah karakter yang bergantung penuh pada Tuhan. Ada 6 hal yang akan diuraikan untuk proses pembentukan karakter yang melibatkan kesusahan dan kesengsaraan.

Kesengsaraan dan Karakter I

Tidak ada yang senang dengan kesusahan. Sedapatnya kita berupaya untuk menghindar dari kesusahan. Bagi kita kesusahan identik dengan kesengsaraan dan kesengsaraan identik dengan kemunduran yang berakhir dengan keputusasaan—sebuah cara pandang yang pesimistik dan negatif. Namun sebuah karakter yang dihasilkan kesengsaraan adalah karakter yang bergantung penuh pada Tuhan. Ada 6 hal yang akan diuraikan untuk proses pembentukan karakter yang melibatkan kesusahan dan kesengsaraan.

Sabat dan Kesehatan Rohani

Lihatlah sekeliling kita pada bangsa dan budaya yang tidak tersentuh oleh Alkitab. Saya kira kita akan terkejut menemukan bahwa konsep Sabat—berhenti bekerja—merupakan sesuatu yang asing di telinga mereka. Jelas terlihat bahwa nilai alkitabiah telah mewarnai budaya Barat sedemikian rupa sehingga kebanyakan orang di belahan dunia itu mengenal dan menjalankan sekurangnya satu hari istirahat. Orang yang tidak menjalankannya hanyalah orang yang mendewakan kerja di atas segalanya. Di sini akan diuraikan latar belakang Sabat dan tujuan dari Sabat.

Halaman

Berlangganan RSS - Pdt. Dr. Paul Gunadi