Orangtua/Anak

Mendewakan anak berdampak pada pertumbuhannya, anak akan mengembangkan kepercayaan diri yang berlebihan, sikap membenarkan diri yang berlebihan, mengembangkan diri yang terbelah, perlakuan orangtua sangat memegang peranan penting demi terhindarnya anak dari hal-hal yang merusak dirinya.
Pola asuh merendahkan anak berdampak pada perkembangan jiwa anak, penilaian diri yang rendah menimbulkan kepercayaan diri yang rendah pula, gunakan kata-kata yang membangun dan positif, berikan pujian yang berdasar dan jangan sungkan bagi orangtua untuk meminta maaf bila memang telah melakukan kesalahan.
Anak adalah kemuliaan dan kehormatan yang Allah berikan pada orangtua yang harus diresponi dengan memuridkan secara intensional. Orangtua secara aktif membuka jalan anugerah bagi anak dan memberikan vaksinasi iman
Iman adalah anugerah Allah, pengalaman nyata, tanggungjawab utama orangtua mendidik iman anak, penuhi tangki cinta anak
Ketika anak masuk ke sekolah berarti anak harus berinteraksi dengan orang-orang selain keluarganya. Di masa inilah anak-anak mulai belajar mengenali kehidupan sosialnya. Gunakanlah kesempatan ini untuk mendidikan anak agar hormat dan takut akan Tuhan!
Tugas kita sebagai orangtua seyogyanya tidak ditentukan oleh kesanggupan dan ketersediaan waktu melainkan oleh kebutuhan anak itu sendiri.Kita mesti mengenali kebutuhan anak dan berusaha memenuhinya agar anak dapat bertumbuh secara sehat. Oleh karena itu kita mesti hadir dalam kehidupan anak terutama pada usia dini. Keterikatan anak-orangtua terbentuk di usia awal. Jadi sekali kita melewatkan kesempatan ini kita akan kehilangan selamanya.
Anak bukan aset milik orangtua, namun milik Tuhan. Menjaga jarak yang sehat dengan anak yaitu menyadari bahwa “anakku bukan aku”, menjadi poin penting untuk menghindari perasaan kepemilikan ini. Di penghakiman terakhir setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawaban: sudahkah mendidik anak seperti kemauan Tuhan?
Menghormati orangtua tidak boleh melanggar batasan Tuhan. Menghormati orangtua sebagai bagian dari perintah Tuhan bukan menjadi alasan orangtua untuk menggunakan anak sebagai sumber investasi di masa tua dan menjadi pemilik anak tersebut.
Kesuksesan dan kebahagiaan anak harus diusahakan sejak kecil sehingga sedini mungkin anak didorong untuk berkompetisi dalam bidang mereka untuk mendapatkan uang dan penghargaan. Pemahaman ini berlainan dengan maksud Tuhan menciptakan anak tersebut. Anak bahagia dan sukses di masa depan hanya karena anak menghidupi panggilan khusus Tuhan dan mengasihi Tuhan dengan segenap hati.
Fenomena orangtua yang menanamkan iman Kristen anak HANYA pada kegiatan Sekolah Minggu atau gereja dan sekolah Kristen, menunjukkan bahwa orangtua sedang tidak bertanggungjawab akan perannya sebagai wakil Tuhan bagi anak mereka. Jelas tertulis di Ulangan 6:7 “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anakmu.”

Halaman