Orangtua/Anak

Salah satu misteri dalam membesarkan anak adalah, tidak selalu apa yang ingin kita tanamkan, dapat diterima anak dengan BAIK dan TEPAT. Mungkin kita tidak menyampaikannya secara tepat sehingga anak tidak dapat menerima-nya dengan baik. Namun acap kali anak memang sulit untuk menerimanya oleh karena ia sudah memiliki keinginan yang berbeda. Kalau tak terjembatani, tidak bisa tidak, timbullah pemberontakan. Namun ada banyak alasan lain lagi mengapa anak memberontak. Dan pemberontakan anak bisa dilihat dalam beberapa hal, kemudian bagaimana kita sebagai orang tua menghadapi pemberontakan anak?
Kita semua mafhum bahwa kekudusan adalah karakteristik yang penting. Kita pun menghendaki agar anak kita memiliki karakteristik tersebut. Pertanyaannya adalah, darimanakah anak belajar untuk hidup kudus dan tulus? Nah, jika anak belajar berjalan dan makan dari orang tua, tentulah anak belajar hidup kudus dari orang tua pula. Singkat kata, anak belajar kekudusan dari kekudusan kita, orang tuanya. Pembahasan ini menjelaskan dampak kehidupan yang kudus pada anak.
Di dunia ada dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan yang nyaring, hasilnya terlihat jelas dan cepat, dan pelayanan sunyi yaitu hasilnya tidak terlihat jelas dan lama. Membesarkan anak termasuk pelayanan yang sunyi. Kita tidak bisa melihat hasilnya dengan segera, bahkan adakalanya justru hasilnya mengecewakan hati. Kunci untuk tetap bertahan adalah kesabaran dan kesetiaan. Dua hal ini dapat diwujudkan dalam komitmen, disiplin dan mendemonstrasikan kasih Bapa yang tidak terbatas pada anak. Sebagai orang tua biarlah pedoman yang diuraikan di sini bisa menghasilkan kesabaran dan kesetiaan, sehingga buahnya bisa kita lihat dan kita nikmati.
Di dunia ada dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan yang nyaring, hasilnya terlihat jelas dan cepat, dan pelayanan sunyi yaitu hasilnya tidak terlihat jelas dan lama. Membesarkan anak termasuk pelayanan yang sunyi. Kita tidak bisa melihat hasilnya dengan segera, bahkan adakalanya justru hasilnya mengecewakan hati. Kunci untuk tetap bertahan adalah kesabaran dan kesetiaan. Dua hal ini dapat diwujudkan dalam komitmen, disiplin dan mendemonstrasikan kasih Bapa yang tidak terbatas pada anak. Sebagai orang tua biarlah pedoman yang diuraikan di sini bisa menghasilkan kesabaran dan kesetiaan, sehingga buahnya bisa kita lihat dan kita nikmati.
Seyogianya kita tidak merasa iri dengan saudara sendiri namun pada kenyataannya, kadang kita merasa iri. Ada beberapa penyebab mengapa adakalanya kita merasa iri kepada saudara sendiri, antara lain : Kita dibanding-bandingkan oleh orang tua, sanak saudara, guru atau teman. Kita membanding-bandingkan diri karena menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh saudara sendiri. Kita dapat merasa iri kepada saudara sendiri bila apa yang tadinya kita punyai kemudian dialihkan kepada orang lain. Kalau itu yang terjadi apa yang akan dilakukan oleh orang tua dalam menghadapi anak yang iri seperti ini ?
Salah satu sumber penyesalan di masa tua berkaitan dengan hal membesarkan anak, meskipun ada banyak penyebabnya namun dapat dipastikan bahwa pada dasarnya kita TERLALU SIBUK DENGAN DIRI SENDIRI. Dalam bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan membesarkan anak yang kerap menjadi penyesalan di kemudian hari antara lain tidak cukup waktu, terlalu keras, terlalu lunak, terlalu menyetir anak, terlalu bergantung pada anak. Untuk itu sebelum menyesal di kemudian hari, cara apa yang harus kita lakukan untuk mendidik anak sejak usia dini ?
Salah satu sumber penyesalan di masa tua berkaitan dengan hal membesarkan anak, meskipun ada banyak penyebabnya namun dapat dipastikan bahwa pada dasarnya kita TERLALU SIBUK DENGAN DIRI SENDIRI. Dalam bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan membesarkan anak yang kerap menjadi penyesalan di kemudian hari antara lain tidak cukup waktu, terlalu keras, terlalu lunak, terlalu menyetir anak, terlalu bergantung pada anak. Untuk itu sebelum menyesal di kemudian hari, cara apa yang harus kita lakukan untuk mendidik anak sejak usia dini ?
Meski kita tertarik pada hal-hal yang bersifat rohani namun belum tentu kita berminat untuk hidup secara rohani. Alasannya sederhana: Hidup secara rohani mengharuskan kita untuk menanggalkan hidup dari kendali di tangan kita. Salah satu masalah yang kerap muncul di tengah keluarga dewasa ini adalah pemberontakan anak terhadap kehidupan rohani yang dituntut darinya. Untuk itu sebagai orang tua kita harus berhati-hati dalam menangani masalah pemberontakan anak mengenai masalah kerohanian. Hal apa saja yang bisa kita perbuat?
Dalam keluarga, komunikasi merupakan suatu keniscayaan. Bukan saja komunikasi berperan penting dalam pembangunan dan penyatuan keluarga, komunikasi juga merupakan pengisi kebutuhan anak yang hakiki akan interaksi. Tanpa komunikasi anak akan bertumbuh dalam kehampaan. Tidak ada yang mengajaknya bicara dan tidak ada yang menstimulasi dirinya. Tanpa kita sadari hal itu bisa membuat anak menjadi mudah memberontak. Bagaimana mengenai hal ini dan apa yang bisa kita lakukan?
Orang tua adalah manusia dan sebagai manusia tidak selalu kita bersikap adil. Adakalanya kita memberi perhatian kepada yang satu dan tidak memerhatikan yang lainnya. Kendati kita tidak bermaksud memerlakukannya secara berbeda, ia telanjur sudah merasa demikian. Ia menganggap kita telah bersikap tidak adil. Dan, semua itu berpotensi menciptakan pemberontakan kelak. Bagaimana kita menangani masalah ini, sehingga kita bisa berlaku adil kepada semua anak kita ?

Halaman