Ketika Anak Terlibat Masalah

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T350B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu hal yang menakutkan adalah mendengar berita bahwa anak kita terlibat masalah. Ada anak yang terlibat masalah narkoba, ada yang terlibat masalah pencurian, ada yang terlibat hubungan seks bebas sehingga menghamili pacarnya atau dihamili pacarnya. Sewaktu kita mendengar berita ini, tidak bisa tidak, kita merasa bahwa dunia telah runtuh. Kita akan memelajari apa saja reaksi orang tua dan apa yang akan dilakukan oleh orang tua ketika menghadapi anak yang terlibat masalah.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Salah satu hal yang menakutkan adalah mendengar berita bahwa anak kita terlibat masalah. Ada anak yang terlibat masalah narkoba, ada yang terlibat masalah pencurian, ada yang terlibat hubungan seks bebas sehingga menghamili pacarnya atau dihamili pacarnya. Sewaktu kita mendengar berita ini, tidak bisa tidak, kita merasa bahwa dunia telah runtuh. Setidaknya ada beberapa reaksi yang umum dialami oleh orangtua yang berada dalam situasi seperti ini:
  • Biasanya reaksi pertama adalah marah karena perbuatan anak yang buruk ini menimbulkan kesan buruk pada kita orangtuanya. Kita merasa dipermalukan dan harga diri kita diinjak-injak oleh anak lewat perilaku bermasalahnya.
  • Reaksi berikut adalah kita berusaha menutupinya apabila masih memungkinkan. Kita akan berusaha mengurangi dampak kerusakan supaya tidak menyebar dan tidak diketahui oleh banyak orang. Misalkan, jika anak kita kedapatan hamil, kita mungkin berusaha mengaborsi bayi dalam kandungannya atau mengungsikannya keluar untuk sementara.
  • Namun, sebagian masalah tidak dapat disembunyikan. Kita terpaksa harus menghadapinya sebab jika tidak, masalah akan makin mengakar dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
  • Pada akhirnya kita bersikap pasrah. Kita tidak lagi peduli dengan pandangan orang dan menerima kondisi keluarga apa adanya.
Sayangnya tidak semua orangtua menghadapi masalah anak dengan baik. Beberapa sikap yang tidak sehat dapat muncul dan malah memperburuk masalah anak. Berikut akan dipaparkan beberapa di antaranya:
  • Tidak mau mengakui masalah. Dengan kata lain menyangkal bahwa masalah telah terjadi dan terus bersikap bahwa semua baik-baik saja. Biasanya kita mengatakan bahwa tidak mungkin hal ini terjadi pada dirinya; pastilah berita tersebut tidak berdasar.
  • Menyalahkan pihak lain. Sudah tentu adakalanya memang benar bahwa salah satu penyebab masalah bisa jadi adalah pasangan kita sendiri tetapi kita harus melangkah maju dan berupaya mencari jalan keluarnya. Kita menolak untuk melihat bahwa anak kita berandil dalam masalah ini. Misalkan dalam kasus kehamilan, kita akan terus menyalahkan pacarnya sebagai penyebab tunggal.
  • Menyalahkan anak. Ada orangtua yang terus melimpahkan kesalahan kepada anak. Apa pun penjelasan yang diberikan, tidak digubris. Pada umumnya penyebab utamanya adalah orangtua terlalu bergantung pada anak untuk memasok kebahagiaannya.
Jika demikian sikap seperti apakah yang mesti kita perlihatkan sewaktu anak terlibat masalah?
  • Perhatian pertama yang mesti kita berikan adalah kepada anak itu sendiri. Ia tengah dirundung masalah dan kita harus menolongnya. Kita mesti mengesampingkan diri dan pandangan orang terhadap kita. Berikanlah komitmen kepadanya bahwa apa pun yang terjadi kita akan mendampinginya dan tidak akan membuangnya.
  • Kita mesti menyelesaikan masalah secara sehat dan sesuai dengan jalan Tuhan. Jadi, janganlah melakukan tindakan yang berdosa untuk menyelesaikan masalah. Menyelesaikan masalah secara sehat berarti menyelesaikannya sampai ke akarnya. Jangan kelabui diri bahwa sekarang semua baik-baik saja padahal kita tahu bahwa akar masalah masih ada. Jika memang akar masalah ada pada diri kita, akuilah.
  • Lihatlah ke depan, bukan ke samping atau ke belakang. Maksudnya, jangan mengungkit masa lalu dan jangan terus menyalahkan
  • Kita harus bersikap realistik. Kadang keputusan terbaik jauh dari ideal, namun tetap itulah keputusan terbaik. Misalkan, oleh karena narkoba anak akhirnya harus tinggalkan bangku sekolah untuk beberapa bulan sehingga tidak naik kelas. Kita mesti menerima pilihan ini ketimbang memaksakannya untuk menyelesaikan sekolah.
  • Terakhir kita mesti bersabar dan beriman. Kita harus bersabar sebab problem yang besar sering kali memerlukan waktu yang panjang dan usaha yang besar. Kita pun mesti beriman sebab sandaran kita bukanlah manusia melainkan Tuhan. Di dalam Markus 11:22-24 dikatakan, "Percayalah kepada Allah! Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya maka hal itu akan diberikan kepadamu."