Tuntutan Keluarga dan Depresi

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T094B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Tuntutan keluarga yang tinggi terhadap seorang anak bisa menjadi suatu hal yang melatarbelakangi seseorang rentan terhadap depresi.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Orang yang rentan terhadap depresi memiliki latar belakang keluarga di mana mereka sejak kecil telah menjadi tulang punggung keluarga. Nah apa yang dimaksud tulang punggung keluarga?

  1. Adalah anak yang sangat diandalkan karena penuh tanggung jawab.

  2. Tulang punggung adalah anak yang dekat dengan salah satu atau kedua orang tuanya, sehingga anak ini menjadi tumpahan isi hati orang tua itu. Ada apa-apa dia yang dipanggil, diajak ngomong, diceritakan masalah-masalah keluarga dan sebagainya.

  3. Sering kali anak ini bertumbuh dalam keluarga yang bermasalah, di mana perannya sebagai anak yang paling baik menjadi penting sekali. Dia harus menjadi pendamai di antara kedua orang tuanya, dia harus menjadi pelindung papanya atau mamanya, dia harus menjaga adik-adiknya jangan sampai mereka terlantar.

Anak-anak ini akhirnya sejak kecil dilatih atau dikondisikan untuk hidup tidak normal. Maksudnya apa tidak normal, tidak hidup sebagaimana adanya, dia harus menjadi orang lain. Anak-anak ini nggak menyadari apa yang sedang terjadi dalam dirinya, dia hanya melakukan yang dia tahu harus dilakukan, sebab memang tidak banyak pilihan lain.

Tapi akibatnya kita bisa mencermati beberapa gejala yang bisa muncul yaitu:

  1. Orang ini mudah merasa bersalah terhadap segala hal yang tidak beres di keluarganya.

  2. Dia juga memikul beban yang besar karena menerima tuntutan orang tua yang berlebihan ini. Ini adalah faktor yang mencenderungkan dan merentankan dia untuk terkena depresi.

  3. Orang ini tidak bebas menjadi dirinya sendiri, sebab dia senantiasa harus bersikap dewasa dan menjadi tauladan bagi saudaranya.

Waktu orang seperti ini mengalami depresi atau mengalami ketertekanan, keterhimpitan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yang sering terjadi adalah:

  1. Dia bisa melakukan hal-hal yang berkebalikan dengan norma yang diyakini keluarganya. Jadi tidak jarang orang-orang ini sudah berumur berapa tahu-tahu ketahuan menggunakan narkoba

  2. Atau juga yang umum adalah orang ini tiba-tiba menikah dengan orang yang sangat tidak diharapkan oleh orang tuanya.

Yang perlu dilakukan orang tua adalah kalau masih punya pilihan sebaiknya kita sebagai orang tua menyadari bahwa anak ini terlalu banyak menerima tuntutan dari kita, di atas adik-adiknya atau kakaknya, nah kalau kita sadari itu kita harus mulai mengurangi tuntutan itu.

Kita sebagai orang tua hendaknya mengetahui sampai batas di mana kita harus memberikan tanggung jawab pada anak, kapan kita harus berhenti. Salah satu cirinya atau gejalanya yang kita harus perhatikan adalah:

  1. Kalau dia itu kehilangan pergaulan sosialnya, dia makin jarang keluar dengan teman-temannya, dia lebih sering di rumah.

  2. Kalau kita melihat dia makin hari makin kehilangan minat pada hal-hal yang dilakukan pada anak-anak seusianya, misalnya pergi nonton.

Bicara tentang pertolongan ada beberapa saran yang dapat saya berikan yaitu:

  1. Melakukan beberapa pencegahan misalnya memerlukan psikiater, atau ke dokter ahli jiwa agar mendapatkan obat.

  2. Awasi konsumsi obatnya agar dimakan dengan teratur dan tidak digunakan untuk mengakhiri hidupnya. Awasi secara saksama bila dia ingin membunuh diri, jangan biarkan dia sendirian.

  3. Dengarkan keluhan dan kekhawatirannya mesti diutarakan secara berulang-ulang.

  4. Bawa dia ke konselor untuk menanganinya secara profesional, dia harus menjalani terapi yang berkepanjangan bukan sekali dua kali.

  5. Ingatkan dia akan janji Tuhan dan ajak dia untuk berdoa dan bernyanyi bersama.

Amsal 21:30,31, "Tidak ada hikmat dan pengertian dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi Tuhan. Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan tetapi kemenangan ada di tangan Tuhan." Jadi janji Tuhan adalah Dia memberikan kemenangan kita hanya bisa berusaha, tapi Dia yang akan memberikan kemenangan, termasuk kemenangan melawan depresi.