Terlepas tapi Tidak Terputus

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T129A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Dalam materi ini kita akan belajar lebih dalam lagi tentang pernikahan. Di mana pernikahan dikategorikan dalam tiga golongan yaitu pernikahan yang terputus, pernikahan yang terlepas dan pernikahan yang terikat.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pernikahan dikategorikan dalam tiga golongan yaitu:

  1. Pernikahan yang terputus, dalam pengertian pernikahan itu sudah berada di jurang perceraian.

  2. Pernikahan yang terlepas, artinya pernikahan itu sudah mengalami problem di dalam hubungan suami-istri.

  3. Pernikahan yang terikat, artinya hubungan suami-istri baik dan suami-istri menikmati keakraban.

Tujuan dan tugas utama pernikahan: Penyatuan
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. Kejadian 2:24

Penyatuan dicapai melalui: Keintiman
Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Kejadian 2:25

Hambatan terhadap penyatuan: Keterpisahan
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu bahwa mereka telanjang, lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.Kejadian 3:7

Keterpisahan menimbulkan: Ketakutan
Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada di taman ini aku menjadi takut karena aku telanjang sebab itu aku bersembunyi. Kejadian 3:8

Ketakutan yang paling mendasar adalah: Ketakutan untuk Bergantung
Penikahan yang Terlepas adalah pernikahan yang telah kehilangan Keintiman. Jika kita ingin mengetahui berapa intimnya atau tidak hubungan kita dengan pasangan kita, salah satu kriterianya adalah dengan melihat berapa besar rasa percaya kita pada pasangan kita.

Membangun keintiman melalui kepercayaan dapat dilakukan dengan:

  1. Membuktikan diri melalui perbuatan-perbuatan kita, bahwa kita layak dipercaya.
    Dengan cara: Memegang janji, artinya kita tidak berbohong.

  2. Menjalani kehidupan yang benar, artinya tidak berdosa.

  3. Memikirkan kepentingan pasangan kita dan keluarga.
    Percaya begitu penting untuk membangun keintiman, bangunlah kepercayaan, ini prasyarat adanya keintiman dan keintiman harus ada sebelum kita bisa menyatu dengan pasangan kita.