Tatkala Anak Sukar Mengingat

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T213A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Salah satu sumber frustrasi orangtua dalam mengajar anak adalah kesulitan anak untuk mengingat pelajaran. Apa yang telah dipelajari malam itu, tiba-tiba hilang tidak berbekas tatkala ulangan keesokan harinya. Apakah yang terjadi dengan memorinya? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama kita harus mengenal cara kerja memori.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

T 213 A "Tatkala Anak Sukar Mengingat" oleh Pdt. Paul Gunadi

Salah satu sumber frustrasi orangtua dalam mengajar anak adalah kesulitan anak untuk mengingat pelajaran. Apa yang telah dipelajari malam itu, tiba-tiba hilang tidak berbekas tatkala ulangan keesokan harinya. Apakah yang terjadi dengan memorinya?

Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama kita harus mengenal cara kerja memori. Informasi baru biasanya disimpan di dalam memori jangka pendek; informasi baru di sini mengacu kepada segala peristiwa dan data yang memberi kesan cukup kuat untuk diingat-atau lebih tepatnya, dikenang-untuk sementara. Data tersebut tersimpan untuk beberapa menit hingga beberapa jam.

Peristiwa yang memberi kesan mendalam akan merembes masuk ke dalam memori jangka panjang di mana informasi tersebut akan dapat dipanggil keluar kembali, baik secara langsung atau lewat metode asosiasi. Informasi yang tidak memberi kesan mendalam juga dapat disimpan di memori jangka panjang melalui cara pengulangan atau penghafalan. Makin lama proses pengulangan, makin lama informasi tersebut bertahan di memori jangka panjang.

Biasanya orangtua berusaha membantu anak menyimpan informasi belajar lewat proses pengulangan agar materi tersebut dapat dipancing keluar sewaktu ulangan keesokan harinya. Masalah timbul tatkala anak tidak berhasil memanggil keluar materi yang telah dipelajarinya kemarin. Berikut akan dipaparkan beberapa kemungkinan penyebabnya.

  1. Anak tidak dapat memancing keluar informasi itu karena kemarin materi itu baru masuk ke dalam memori jangka pendek, belum masuk ke memori jangka panjang. Kenyataan anak dapat mengulangnya dengan baik, itu mungkin disebabkan materi itu masuk ke dalam memori jangka pendek sehingga dalam hitungan menit atau jam, materi tersebut masih tersimpan dan dapat dipanggil keluar dari memori jangka pendek. Agar materi dapat tersimpan di memori jangka panjang, proses penyimpanan harus dilakukan secara mencicil lewat jangka waktu yang panjang dan mesti berulang kali. Jika langsung dipadatkan dalam satu waktu, besar kemungkinan materi tidak tersimpan di memori jangka panjang.
  2. Anak tidak menyimpan materi di memori jangka panjang sebab ia tidak berminat terhadap materi itu. Kita tahu bahwa pada umumnya kita hanya menyukai beberapa mata pelajaran tertentu dan biasanya kita lebih mudah mengingat materi yang kita sukai. Itu sebabnya untuk materi yang tidak disukai anak, waktu belajar mesti diperpanjang dan dimasukkan secara mencicil.
  3. Anak tidak dapat memancing keluar materi pelajaran sebab anak tidak tahu bagaimana caranya memanggil keluar materi yang telah tersimpan di memori jangka panjang. Biasanya materi keluar lewat cara asosiasi yakni mengasosiasikan informasi tertentu dengan informasi lainnya yang mudah atau telah diingatnya. Dengan kata lain, orangtua perlu mengajarkan materi pelajaran kepada anak secara tepat yakni mengaitkan materi itu dengan sesuatu yang diketahuinya. Itu sebabnya penggunaan contoh konkret akan sangat membantu anak mengingat dan memancing materi itu keluar.
  4. Anak tidak dapat memancing materi itu keluar sebab ia mengalami ketegangan. Dalam kondisi cemas, anak akan sulit memancing keluar materi yang telah disimpannya kemarin. Ketegangan dapat bersumber dari suasana ulangan yang senyap, tetapi dapat pula berasal dari ketakutan si anak untuk gagal. Masalah dalam keluarga juga berpengaruh terhadap kondisi psikologis anak sehingga ia mengalami kesukaran untuk memasukkan materi ke memori jangka panjang atau memanggilnya keluar. Itu sebabnya penting bagi orangtua untuk menciptakan suasana belajar yang santai sebab ancaman dan kemarahan hanyalah menambah bobot ketegangan.

Firman Tuhan: "Hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22)