[persahabatan_lewat_online] =>
"Persahabatan Lewat Online" oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Lengkap
Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Persahabatan Lewat Online". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
GS : Persahabatan memang menjadi kebutuhan bagi kita semua terutama bagi mereka yang masih muda atau remaja, rasanya miskin sekali kalau tidak punya sahabat. Fasilitas online ini memungkinkan orang untuk memiliki sahabat yang tidak terbatas, tetapi ada juga dampak-dampak negatif yang ditimbulkan lewat online, bagaimana menurut pandangan Pak Paul ?
PG : Sebelum kita memulai, saya hendak mengatakan hal ini yaitu bahwa pembicaraan kita ini bukan untuk menegatifkan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi. Tapi kita menyadari bahwa teknlogi informasi dan komunikasi telah memberi dampak yang positif yang sangat banyak kepada kita.
Jadi sudah tentu ini bukanlah masalahnya, dan masalahnya terpulang pada manusia yang menggunakan teknologi ini. Sebelum kita membahas hal-hal negatif tentang persahabatan lewat online, saya mau menunjukkan atau mengangkat terlebih dahulu salah satu dampak positif tentang penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dalam membangun persahabatan pada masa-masa remaja. Kita tidak bisa menyangkal bahwa penampilan itu penting karena dari penampilan akan membawa kepada kita apakah seseorang itu mau berteman dengan kita atau tidak, apalagi bagi wanita tidak bisa tidak cukup dipengaruhi oleh penampilan. Jadi kita tidak bisa menyangkal kenyataan di lapangan bahwa misalnya wanita yang cantik atau pria yang ganteng pada masa-masa remaja cenderung untuk digandrungi dan banyak temannya dan teman-temannya ingin berteman dengan dia, sebaliknya wanita atau pria yang tidak begitu menarik secara jasmaniah akhirnya juga kesulitan untuk memunyai sahabat-sahabat karena teman-teman itu sudah langsung memutuskan tidak mau dekat dengan mereka atas dasar penampilan jasmaniah belaka. Itu sebetulnya adalah sesuatu hal yang menyedihkan dan patut disayangkan sebab apa salahnya mengenal orang dengan lebih mendalam, tapi kenyataannya ada orang-orang yang tidak akan mau berkawan dengan kita karena melihat penampilan fisik kita. Dengan masuknya teknologi komunikasi dan informasi seperti sekarang ini, berarti orang berkesempatan mengenal kita tanpa harus melihat penampilan fisik kita kemudian mau menerima kita apa adanya kita, masukan kita, pendapat kita, buah pikiran kita, sifat-sifat kita yang kita munculkan lewat tulisan-tulisan kita itu. Dengan kata lain di sini salah satu fungsi positif dari teknologi komunikasi dan informasi yang kita kenal ini, bisa mengakrabkan orang tanpa harus dipisahkan oleh kesan pertama yang belum tentu benar tentang seseorang.
GS : Tetapi karena tanpa tatap muka, maka juga akan membawa dampak negatif di balik semua ini karena kita tidak bisa tahu dengan jelas tetapi kita sudah terlanjur berteman dengan baik. Apakah dampak negatif yang bisa ditimbulkan, Pak Paul ?
PG : Kita akan melihat dampak-dampak negatif, namun terlebih dahulu saya akan jelaskan dampak positifnya dan yang pertama adalah tidak bisa disangkal fasilitas online telah membuka pintu perkenlan lebar-lebar.
Dewasa ini kita harus mengakui bahwa jarak tidak lagi menjadi rintangan untuk berkenalan dan berteman dengan seseorang. Dengan menyatunya bahasa komunikasi dunia yaitu penggunaan bahasa Inggris yang terus meluas maka semakin mudahlah kita berinteraksi dengan orang dari belahan dunia mana pun. Lewat sahabat baru ini kita pun dapat mengenal budaya dan kehidupan manusia di tempat asalnya dan sudah tentu semua ini akan menambah pengenalan kita akan dunia. Kalau dulu, untuk bisa mengenal seseorang maka kita harus pergi ke sana langsung, tapi sekarang kita bisa mendengar langsung dari dia yang tinggal di sana dan menceritakan dari dalam, di mana dia tinggal tentang budayanya dan kehidupan di sana. Dulu kita harus membaca buku dan buku adalah sebuah 'account', laporan yang tidak sepribadi kalau kita berbicara langsung dengan orang yang bersangkutan. Saya kira itulah yang dilakukan oleh fasilitas online, membuka pintu perkenalan lebar-lebar. Kendati fasilitas online membuka pintu perkenalan tapi dia tidak bisa membuka pintu persahabatan. Hal ini yang harus membuat kita jelas dan jangan menggantikan perkenalan yang luas dengan persahabatan yang dalam. Fasilitas online memang membuka kemungkinan untuk kita berkenalan dengan banyak orang tapi cara terbaik membangun persahabatan alias perkenalan yang mendalam tetap lewat perjumpaan tatap muka, dan tidak ada yang dapat menggantikan interaksi langsung untuk mengenal seseorang. Sebab komunikasi online tidak bisa mengungkap tabir tentang siapakah seseorang dibanding sejelas interaksi langsung. Maka silakan mulai berkenalan lewat online namun jangan mengambil keputusan penting menyangkut hidup misalnya seperti pernikahan lewat online. Ingatlah bahwa kita itu harus hidup bersamanya di dalam dunia nyata dan bukan di dalam dunia maya. Jadi pastikanlah kita mengenalnya secara langsung untuk suatu kurun yang panjang.
GS : Persahabatan ini adalah hasil seleksi dari perkenalan yang begitu banyak. Makin banyak kita mengenal orang lewat online ini tadi, bagaimana kita bisa menyeleksi dengan orang mana kita bersahabat dan yang lain hanya sekadar pertemanan biasa saja.
PG : Memang kita bisa memberikan panduan kepada anak-anak kita, hal-hal apa yang harus dijadikan panduan. Apakah boleh melanjutkan hubungan pertemanan dengan orang tersebut. Misalnya yang pertaa adalah kalau belum apa-apa orang itu sudah mulai mengajak kita melakukan hal-hal yang terlarang.
Sudah jelas dan kita harus memberitahu kepada anak-anak kita kalau itu yang dimintanya maka katakan tidak dan hentikan dan jangan mau berhubungan dengan dia. Hal terlarang seperti apa? Mungkin ada yang mengajak untuk tidur bersama atau berhubungan seksual, ada yang mungkin mengajak untuk memakai obat bersama, atau ada juga yang mengajak melakukan tindak kejahatan bersama dan yang lain. Kalau diajak untuk melakukan hal-hal seperti itu maka kita katakan bahwa orang ini adalah orang yang tidak benar dan jangan melakukan. Ada juga misalnya meminta si anak untuk mengambil sesuatu milik orang tuanya untuk diberikan kepadanya atau dibagikan kepadanya. Kalau ada indikasi bahwa teman yang baru itu mengajaknya melakukan atau memintanya melakukan hal-hal yang salah atau terlarang dan berdosa, itu adalah pertanda kalau kita harus menghentikan hubungan dengan dia. Atau belum apa-apa orang ini menawarkan sebuah relasi tapi relasi itu terlalu mendalam misalnya lewat perkenalan tapi sudah mengatakan jatuh cinta dan terus mengajak misalnya untuk menikah. Jadi keputusan yang penting harus dibuat dengan segera. Itu juga adalah pertanda kalau orang ini adalah orang yang tidak benar dan jangan kita mengikuti hal-hal seperti ini, atau orang ini mengajak kita lari dan pergi ke tempat yang jauh dan berkata, "Jangan bilang kepada orang tua dan hanya kita berdua saja di sana". Hal seperti itu juga jangan kita ikuti. Mintalah atau berilah panduan kepada anak untuk berhati-hati terhadap ajakan-ajakan seperti ini.
GS : Biasanya ajakan-ajakan seperti itu Pak Paul, itu adalah ajakan-ajakan yang menggugah emosi seseorang. Jadi orang itu bisa merasa kasihan atau merasa jatuh cinta kepada orang, itu semua adalah masalah dengan perasaan.
GS : Dan memang tulisan-tulisan yang disampaikan biasanya memang sangat menjanjikan sehingga orang mudah tergiur. Bagaimana kita bisa memagari atau melindungi anak-anak kita atau orang-orang lain yang memang membutuhkan itu ?
PG : Kita harus memberitahu anak kita, jangan mudah-mudah menceritakan hal-hal pribadi tentang dirinya kepada orang-orang ini lewat online, karena sungguh-sungguh kita tidak tahu, kecuali kalauorang ini adalah orang yang kita kenal dalam dunia yang nyata.
Tapi kalau tidak, maka lebih baik jangan sebab kadang-kadang kita mengenal dia lewat orang lain dan bisa jadi ini melewati dua orang dan bukan hanya satu orang. Jadi berhati-hatilah dan beritahu kepada anak-anak kita agar jangan terlalu cepat percaya kemudian menceritakan masalah-masalah pribadinya kepada orang ini, sebab kalau orang ini tahu siapakah anak kita dan apa yang menjadi pergumulan hidupnya maka dia akan melihat peluang untuk memangsa anak kita. Kalau misalkan dia melihat anak kita adalah anak yang kesepian dan perlu sekali perhatian karena misalkan kita repot dan sebagainya, maka dia akan memangsa anak kita karena dia tahu bahwa anak kita adalah anak yang kesepian dan dia akan berpose sebagai orang yang sangat peduli, memerhatikan anak kita, sangat mau menolong anak kita kemudian anak kita lama kelamaan percaya, begitu dia percaya malahan lebih mendengarkan dia dari pada orang tua sendiri, lebih mendengarkan dia dari pada teman-teman yang memang baik kepada anak kita. Jadi kita harus memberitahu kepada anak-anak kita bahwa dia harus berhati-hati dengan hal-hal seperti ini.
GS : Tadi Pak Paul katakan bahwa seringkali penampilan fisik seseorang itu membuat kita dekat dengan dia atau tidak. Biasanya kalau persahabatan itu lewat online, kemudian dia juga mengirimkan foto-foto yang dipampangkan di sana yang bisa membuat orang yakin bahwa memang dialah orangnya. Dan ini bagaimana ?
PG : Bisa sekali. Dan hal ini sudah terbukti. Jadi bisa saja dia memakai foto orang misalnya di facebook dan sebagainya, dia bisa saja mengklaim bahwa dia itu bekerja sebagai apa, dia lulusan dri perguruan tinggi apa dan sebagainya, dan saya tahu ada orang yang memang seperti itu.
Kita tidak terpikir bahwa akan ada orang yang tega membohongi seperti itu dan dengan dia memasukkan data-data pribadi yang begitu mengesankan apalagi dia kalau menulis bahwa dia masih single dan sebagainya, maka ada saja nanti orang yang akan tergiur dan berkata, "Saya sedang mencari-cari pasangan hidup, menemukan orang seperti ini, lulusan dari universitas ini, bekerja di sini, gajinya besar" dan sebagainya padahal semua bohong. Jadi anak kita harus diberitahukan agar tidak cepat percaya karena kita tidak tahu dengan lebih jelas lagi siapakah orang-orang itu.
GS : Tapi bagaimana dengan persahabatan yang kita lakukan dengan orang yang kita sudah ketahui bahwa dia memang orang yang patut untuk kita bersahabat dengan dia, Pak Paul ?
PG : Justru kalau memang kita telah menjalin persahabatan dengan orang, silakan manfaatkan fasilitas online untuk memelihara jalinan persahabatan itu. Kita sering mengirim kabar, sering komuniksi, bisa dengan sahabat, bisa dengan sanak keluarga, dengan anak kita.
Dengan cara itu komunikasi masih terjalin dan kita pun dapat mengikuti perkembangan hidupnya dengan lebih cepat pula.
GS : Tetapi kadang-kadang pertemanan itu juga terjadi sudah lama sekali, misalnya dia adalah teman kita waktu kita itu di Sekolah Dasar dulu atau teman kita kecil di kelompok remaja di gereja, kemudian kita sudah lama berpisah dan kemudian dia masuk ke dalam facebook kita dan bagaimana kemudian mengingatkan, "Saya dulu adalah temanmu?" dan ini bagaimana, Pak Paul ?
PG : Memang fasilitas seperti facebook membuka pintu untuk berkenalan dengan begitu banyak orang, baik yang telah kita kenal maupun yang belum kita kenal. Jadi selalu gunakan prinsip kehati-hatan.
Misalkan masuk teman kita dan kita memang tahu bahwa dia adalah teman SD kita dan memang benar, tapi kita juga harus berhati-hati, sebab teman yang telah kita kenal semasa SD telah menjadi dewasa dan kita tidak mengikuti perkembangannya. Setelah dia lulus sekolah kita tidak tahu dia seperti apa, kita tidak tahu apakah dia menjadi orang yang baik atau menjadi orang yang jahat, jadi benar-benar kita tidak tahu. Jadi jangan berpandangan naïf, oleh karena dia adalah teman semasa SD maka dia pastilah sebaik dulu, belum tentu karena manusia bisa berubah. Jadi ingat kita harus sadari bahwa cara terampuh untuk menipu adalah dengan cara memanfaatkan perkenalan. Jadi kalau orang ini adalah orang yang tidak benar, orang yang mau menjahati kita maka memang dia akan mencari mangsa dan mangsa adalah orang yang bisa dengan mudah percaya kepadanya. Bukankah ini cara yang mudah memperkenalkan diri, "Saya ini adalah teman SD-mu dan sebagainya," padahal berbelasan tahun atau bahkan berpuluhan tahun kita sudah tidak pernah lagi bertemu dengan orang itu jadi kita tidak tahu perkembangannya. Maka tetap kita harus berhati-hati dengan hal-hal yang seperti ini pula.
GS : Tapi biasanya waktu kita tidak bertemu dengan orang-orang yang sudah lama tidak kita jumpai, reaksi pertama kita adalah kita itu senang bertemu dengan dia karena sudah lama kita tidak bertemu apalagi dulu adalah teman baik. Tetapi kalau untuk meneliti ulang apakah dia sudah berubah atau tidak, caranya itu seperti apa, Pak Paul ?
PG : Biasanya kita harus bertanya kepada teman mengenai dia apakah seperti ini dan seperti itu, hal ini juga kami alami dalam 'mailing list' kami. Jadi akhirnya teman-teman mulai berbicara, "Siini seperti ini, mungkin kamu tidak tahu perkembangannya".
Biasanya di antara teman-teman itu ada yang tahu satu atau dua orang, jadi kita bisa mengecek terlebih dahulu, siapa orang ini sekarang. Kalau memang kita telah mengetahui bahwa orang ini telah berubah menjadi orang yang tidak baik, menjahati orang dan sebagainya maka kita harus tegas-tegas menutup pintu dan tidak mau lagi melanjutkan perkenalan dengan dia.
GS : Tapi kalau orang itu tahu bahwa kita bertanya kepada orang-orang lain, maka hubungan kita menjadi tidak enak.
PG : Yang harus kita lakukan adalah kita meminta teman yang kita tanya itu untuk tidak bicara dengan orang yang bersangkutan. Sudah tentu akan kita bicarakan secara tidak langsung kepada dia seingga dia tidak tahu.
GS : Dan sifatnya terbatas hanya untuk melindungi kita.
GS : Bagaimana kalau kita pernah memiliki perasaan tertentu dengan teman lama kita dulu jadi ini lawan jenis. Kemudian muncul lagi, maka ini mengingatkan nostalgia masa lalu, Pak Paul. Apakah ini bisa dilanjutkan lewat online, Pak Paul ?
PG : Ini memang sering terjadi, jadi mengembalikan pertemanan masa kecil sudah tentu menyenangkan dan dapat mengembalikan pula cinta monyet yang pernah dialami, mungkin kita pernah suka kepadaorang dan sebagainya.
Berhati-hatilah agar kita tidak bertindak ceroboh dan membuka pintu dosa, jangan bermimpi bahwa orang yang kita sukai dulu adalah pasangan yang cocok untuk kita sekarang, semua perkenalan perlu diuji lewat interaksi mendalam dan waktu yang panjang. Sudah tentu kita harus membatasi pertemanan apabila kita sudah menikah, jangan kita melewati batas dengan berbicara hal-hal yang pribadi dan mendekati hal-hal yang memang tidak boleh dibicarakan, memancing-mancing reaksi dia terhadap kita dan akhirnya benar-benar kita tersandung, membuat kencan, bertemu dia di sebuah tempat, berduaan dan akhirnya kita jatuh ke dalam dosa perzinahan. Maka jangan sampai kita melakukan dosa seperti itu.
GS : Bagaimana kalau kita sebagai pasangan bahwa pasangan kita itu sibuk dengan hobi barunya ini yaitu main facebook, chatting, ngobrol dengan teman-teman yang lain di dunia maya. Dalam hal ini bagaimana sikap kita, Pak Paul ?
PG : Memang kita harus meminta dia untuk kembali menyeimbangkan waktu. Saya melihat hal ini sama dengan hobi-hobi yang lain, jadi kita tahu di masa lampau ada orang yang hobi memelihara burung,bisa memelihara ratusan burung dan bukan hanya belasan atau puluhan dan berjam-jam mengurusi burung peliharaannya.
Ada orang yang hobi memodifikasi mobil menghabiskan uang hampir berpuluhan juta untuk satu mobil, hobi-hobi seperti itu sudah tentu harus dibingkai atau ditaruh di dalam perspektif yang tepat, apakah hobi-hobi itu akan menguras keuangan kita, apakah hobi-hobi itu justru akan menyita waktu kita yang seharusnya kita berikan kepada keluarga kita. Jadi jangan kita mengambil waktu yang adalah milik pasangan kita dan anak-anak kita. Setelah kita menikah waktu bukanlah milik kita pribadi, tapi waktu adalah milik kita bersama. Jadi bukan hanya uang yang menjadi harta bersama, tapi waktu pun menjadi waktu bersama, jadi kita tidak boleh merampok waktu yang adalah kepunyaan anak-anak dan pasangan kita. Saya tahu ini sudah menjadi masalah besar. Sekarang memang sudah menjadi masalah besar, bahkan ketika tidur pun terbangun untuk membalas dan membalas, hal itu sangat salah. Justru teknologi informasi dan komunikasi adalah untuk melayani kita dan bukan kitanya yang melayani teknologi itu, setiap kali orang SMS kepada kita, kita tidak harus buru-buru membalasnya detik itu juga. Tapi balaslah di mana saat kita bisa membalasnya. Jadi kita menggunakan itu untuk menolong kita dan kita tidak diperbudak olehnya.
GS : Kalau dari segi keuangan mungkin tidak terlalu banyak dampaknya karena makin lama biaya internet semakin murah. Tapi dalam segi waktu seringkali pasangan kita itu mengeluh karena waktunya habis hanya untuk mengurusi hal-hal seperti itu.
PG : Sebab begitu kita membuka pintu dan meladeni semua ini berarti kita memang kehilangan keluarga kita, waktu bersama keluarga kita. Karena ini sama dengan kita berkomunikasi dengan sepuluh tman kita nonstop, jadi keluarga kita sekarang terdiri dari keluarga kita dan sepuluh teman kita itu.
Jadi kita harus meladeni sepuluh orang yang bertanya di dalam keluarga kita sendiri, apakah itu sehat ? Misalkan si suami memunyai tambahan sepuluh dan si istri memiliki tambahan sepuluh orang, kemudian bagaimana dengan anak-anak bisa hidup dan mendapatkan perhatian. Kalau misalkan anak-anak berkata, "Papa dan Mama seperti itu maka kami juga akan seperti itu," berarti dia menambahkan sepuluh lagi temannya, berarti di dalam satu rumah selain dari tiga orang ini maka ada tiga puluh orang lain lagi. Jadi satu rumah ada tiga puluh tiga orang dan kita tahu itu bukanlah sebuah keluarga lagi. Berarti waktu kebersamaan atau interaksi langsung akan terpupus habis. Jadi kita merugikan keluarga kita dan menanamkan benih-benih yang nanti cenderung akan menimbulkan masalah di dalam keluarga kita.
GS : Memang pembicaraan itu menjadi semakin menarik ketika rekan yang kita ajak berbicara ini mulai mencurahkan isi hatinya, Pak Paul. Tetapi ini adalah sesuatu yang bisa mendatangkan musibah juga bagi keluarga kita dan ini bagaimana, Pak Paul ?
PG : Jadi kita memang harus berhati-hati. Kalau dia mencurahkan isi hatinya tentang masalah dia dan sebagainya apalagi kalau dia adalah lawan jenis, jangan beranggapan, "Tidak apa-apa hanya temn".
Sebab biasanya perselingkuhan muncul dari relasi seperti itu, kita tidak mau mengatakan segala bentuk persahabatan, apalagi yang dimulai sejak kecil kemudian kalau sekarang disambung kembali bisa menjadi wadah atau tempat perzinahan atau perselingkuhan dan sebagainya, itu belum tentu sebab semua bergantung pada kita masing-masing tapi memang kita harus bisa menjaga batas dan jangan berlomba-lomba memberikan waktu kita sepenuhnya ke sana, sebab itu sama dengan mengundang orang-orang itu masuk dan tinggal di rumah kita. Karena mereka memiliki akses langsung ke rumah kita, dia mau bicara apa dengan kita, dia bisa langsung. Itu tidak sehat, justru kalau kita membangun rumah pastilah kita membangun tembok supaya orang tidak bisa keluar masuk seenaknya. Tapi dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi seolah-olah tembok rumah kita itu kita hancurkan, robohkan, tidak perlu pintu lagi dan orang bisa seenaknya keluar masuk mengajak kita bicara dan membangunkan kita tidur semaunya, jadinya itu melewati batas.
GS : Jadi sebetum kita terlibat langsung atau aktif di dalam kegiatan-kegiatan online ini, sikap mental apa yang harus kita persiapkan, Pak Paul ?
PG : Kita harus selalu ingat bahwa semua ini adalah sarana kita menjalin komunikasi, jadi ini adalah alat dan jangan kita menjadi budak teknologi komunikasi serta jangan merasa berkewajiban hars menjawab saat itu juga dan jangan mengorbankan waktu dengan orang terdekat terutama keluarga gara-gara terobsesi dengan komunikasi canggih ini.
Jadi kita harus menempatkan semua ini di dalam perspektif yang benar dan ini hanyalah sarana. Jadi gunakanlah sebagai sarana dan jangan melakukannya sebagai ilah kita.
GS : Sesuatu yang baru memang sangat lebih diminati dan pasangan berpikir bahwa "Ini masih baru jadi biarkan saja pasangan kita itu sibuk dengan HP-nya atau dengan komputernya," tapi lama kelamaan orang pun juga bisa kecanduan.
PG : Kalau sampai orang kecanduan, itu berarti dia sudah melewati batas dan dia harus menghentikannya dan segala jenis kecanduan kalau kita tahu bahwa kita memang kecanduan maka kita harus meleaskannya, berarti kalau bisa jangan memakainya lagi.
Jadi kita bisa mulai disiplinkan diri kita dari hal-hal kecil seperti ini. Misalkan kita memiliki HP dan sebagainya, maka jangan kita hidupkan suaranya sehingga ketika kita sedang berbicara dengan orang maka kita tidak harus mengambilnya dan menjawabnya sebab itu sama dengan kita berbicara dengan orang dan kemudian ada orang yang datang menyela pembicaraan dan berbicara dengan kita, akhirnya kita menjadi bengong. Akhirnya komunikasi menjadi begitu rancu karena sepuluh orang berbicara dalam waktu yang bersamaan. Jadi dari segi komunikasi ini sudah tidak lagi benar. Kalau kita berbicara dengan satu orang itu maka kita berikan waktu kepada satu orang, setelah kita selesai berbicara maka kita bisa menjawab dan menanyakan, "Tadi menelepon saya, ada apa ? Tadi SMS saya, apa yang bisa saya bantu ?" Ini bukan masalah hidup dan mati, kalau orang berada dalam kondisi hidup dan mati maka dia akan memanggil ambulance dan bukan kita, jadi tidak perlu harus kita. Benar-benar kita harus menempatkan hal ini dalam perspektif yang benar.
GS : Tapi hal itu seringkali dijadikan sebagai simbol status seseorang bahwa kalau dia sibuk seperti itu, itu menunjukkan kalau dia memunyai relasi yang cukup banyak, merasa orang yang penting dan sebagainya dan ini bagaimana, Pak Paul ?
PG : Justru ini harus kita ingatkan bahwa dia memang mendapatkan status tapi status itu adalah status kosong dan tidak perlu sama sekali sebab sekali lagi justru yang dia bisa berikan adalah diinya, waktu dia berbicara dengan orang dan sungguh-sungguh memerhatikan, dia sungguh-sungguh tulus dan dia tidak mau diganggu oleh orang lain dan setelah selesai barulah dia menjawab.
Bagi kita sewaktu kita melihat hal itu maka kita justru harus mengacungkan jempol, kita angkat topi dan katakan, "Engkau sungguh-sungguh menghormati saya, karena menghormati saya maka kamu tidak menjawab SMS atau telepon tadi". Dan kita akan menghargai orang yang seperti itu, dan justru jangan menghargai orang kalau kita sedang berbicara dengan dia kemudian teleponnya berbunyi dan dia sibuk untuk menjawab telepon dari orang berarti kita tidak sepenting itu dalam hidupnya.
GS : Pak Paul, apakah ada ayat firman Tuhan yang ingin Pak Paul bagikan kepada kita ?
PG : Mazmur 90:12 berkata, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Firman Tuhan mengingatkan di sini agar kita memakai waktu supaya kita bia memakainya dengan bijaksana, jangan sampai membuang waktu secara percuma.
Ingat bahwa orang yang nyata adalah orang di sekitar kita dan bukan orang yang ada di ponsel, di Blackberry atau di komputer kita.
GS : Jadi persahabatan itu adalah sesuatu yang positif dan sangat kita butuhkan tetapi kita juga harus tahu batasan-batasannya sehingga tidak merugikan diri kita, keluarga kita dan orang lain.
GS : Terima kasih Pak Paul untuk perbincangan ini. Dan para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi, dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Persahabatan Lewat Online". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.