Mengasuh Anak Kembar

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T456A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu karunia Tuhan untuk kita adalah pemberian anak kembar.Pada umumnya kita tidak berpikir bahwa kita akan diberikan anak kembar; kita hanya berpikir bahwa kita akan dikaruniakan satu orang anak. Itu sebab berita bahwa kita mengandung anak kembar biasanya mengagetkan.Berikut akandipaparkan beberapa hal yang layak kita ketahui tentang anak kembar. Mudah-mudahan keterangan ini dapat mempersiapkan kita mengasuh anak kembar.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu karunia Tuhan untuk kita adalah pemberian anak kembar. Pada umumnya kita tidak berpikir bahwa kita akan diberikan anak kembar; kita hanya berpikir bahwa kita akan dikaruniakan seorang anak. Itu sebab berita bahwa kita mengandung anak kembar biasanya mengagetkan. Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang layak kita ketahui tentang anak kembar. Mudah-mudahan keterangan ini dapat mempersiapkan kita mengasuh anak kembar.

Hal pertama yang mesti selalu diingat adalah bahwa anak kembar adalah dua anak. Kendati keduanya lahir pada saat yang hampir bersamaan dan berpenampakan hampir serupa, keduanya bukanlah satu anak dengan satu kepribadian yang sama. Masing-masing memunyai kepribadiannya dan masing-masing memiliki keinginan dan pilihannya. Masing-masing memandang hidup dari kacamatanya sendiri-sendiri dan masing-masing bertanggung-jawab kepada Tuhan. Besar kemungkinan mereka akan mengembangkan interes dan hobi yang berbeda. Dan, besar kemungkinan mereka memunyai karunia dan kebisaan yang berbeda pula. Mungkin yang satu perasa sedang yang satunya cuek. Mungkin yang satu melankolik sedang yang satunya, kolerik. Mungkin yang satu kuat dalam bidang seni sedang yang satunya dalam bidang sosial. Jadi, sebagai orang tua, bukalah mata dan perhatikanlah keunikan masing-masing. Kita perlu menyadari hal ini agar tidak memperlakukan mereka sebagai kesatuan dan menyamaratakan keunikan mereka. Kita harus mengarahkan mereka sesuai keunikan yang diberikan Tuhan kepada mereka.

Hal kedua yang selayaknya kita ketahui adalah bahwa kendati mereka adalah dua pribadi terpisah, namun kekembaran membuat mereka lebih mengenal pikiran dan merasakan perasaan satu sama lain. Pada umumnya mereka lebih cepat menangkap apa yang ada di hati dan pikiran saudaranya. Sudah tentu hal ini bukan disebabkan oleh karena mempnyai sistem pemikiran dan kepribadian yang sama melainkan oleh karena kuat dan dalamnya pengenalan mereka terhadap satu sama lain. Itu sebab pada umumnya anak kembar lebih akrab dengan satu sama lain dibanding anak dengan saudara bukan kembar. Dan ini berarti, kebanyakan anak kembar cenderung saling membela satu sama lain. Saya kira ini masuk akal sebab bila kita yang bukan kembar cenderung membela anggota keluarga yang lain, apalagi anak kembar yang memiliki lebih banyak kesamaan. Penolakan terhadap yang satu bukan saja dapat dirasakan oleh yang lainnya, penolakan itu pun dapat diartikan sebagai penolakan terhadap yang satunya. Jadi, dalam mengasuh anak kembar kita harus jeli melihat kecenderungan untuk membela satu sama lain secara subyektif. Kita senantiasa harus mengingatkan mereka untuk menilai segala sesuatu secara obyektif dan rasional.

Hal ketiga, oleh karena banyaknya kesamaan di antara mereka, maka mereka lebih peka dengan perlakuan yang berbeda. Hal ini berarti dalam mengasuh anak kembar, kita mesti mengingat dinamika di antara keduanya. Sebagai contoh, apabila yang satu menerima pujian sedang yang satunya tidak, maka yang tidak menerima pujian dengan cepat dapat merasakan pembedaan itu. Itu sebab dalam membesarkan anak kembar, kita mesti lebih peka dengan perlakuan kita kepada mereka. Misalkan, apabila yang satu berprestasi akademik baik, sedang yang satunya tidak, maka yang tidak berprestasi baik akan lebih merasakan perbandingan itu. Sekali lagi, oleh karena banyaknya kesamaan di antara mereka, maka tekanan untuk menjadi sama dalam semua hal menjadi besar. Dan bila itu tidak terjadi, maka yang tidak berhasil mencapai standar kemampuan yang tinggi akan lebih cepat dan peka merasakan penderitaan akibat dibandingkan. Sebagai orang tua, kita harus peka melihat dan menerima kekuatan dan kelemahan masing-masing anak kembar. Apabila kita tahu bahwa besar kemungkinan mereka akan merasa dibandingkan, maka daripada mereka mengalami stres akibat dibandingkan, mungkin lebih baik bila kita memisahkan sekolah mereka supaya masing-masing dapat bertumbuh kembang dengan lebih alamiah, di mana yang satu tidak merasakan tekanan untuk menjadi seperti yang lainnya. Kita pun perlu mengkomunikasikan bahwa masing-masing memunyai keunikan dan masing-masing dapat memberi sumbangsih yang unik.

Hal keempat, kita harus memahami bahwa Tuhan memunyai rencana bagi mereka masing-masing. Kenyataan bahwa mereka memunyai banyak kesamaan, itu tidak berarti bahwa rencana Tuhan atas mereka juga pasti sama. Sebagai orang tua kita harus memantau agar tidak terjadi persaingan tidak sehat di antara anak kembar. Kita harus menekankan kepada mereka bahwa Tuhan tidak membuat duplikat. Kendati anak kembar memiliki banyak kesamaan, keduanya memunyai karunia dan misi dari Tuhan yang berbeda. Tugas kita sebagai orang tua adalah membantu mereka mengetahui karunia dan misi Tuhan dalam diri mereka sehingga masing-masing dapat mengembangkan diri sesuai dengan apa yang diberikan Tuhan kepada mereka.

Di dalam Kejadian 25:19-27 dikisahkan tentang dua anak kembar Ishak dan Ribkah yaitu Esau dan Yakub. Bukan saja keduanya mempunyai interes dan kebisaan yang berbeda—Esau senang berburu dan Yakub senang dengan pekerjaan di rumah—mereka pun dipilih Tuhan menjadi dua bangsa yang berbeda untuk menggenapi rencana Tuhan yang berbeda. Sayangnya terjadi persaingan tidak sehat di antara mereka. Yakub ingin memiliki apa yang seharusnya menjadi milik Esau yaitu berkat sulung. Untuk itu ia bersedia menipu ayahnya. Yakub tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Sebagaimana kita ketahui Tuhan memberkati bukan saja Yakub tetapi juga Esau. Masing-masing hanya dapat menerima porsi yang telah ditetapkan Tuhan. Mazmur 33:11 mengingatkan kita akan janji Tuhan yang indah, "Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun.