Mempersiapkan Diri Memasuki Masa Lanjut Usia

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T032B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Lanjut usia merupakan suatu kehidupan yang sangat perlu untuk dipersiapkan, agar dapat menikmati hidup di masa tua dengan sebaik-baiknya dan lebih dari itu lanjut usia memerlukan kebutuhan emosional yang lebih besar daripada kebutuhan secara fisik.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Tentunya kita semua mempunyai harapan untuk bisa memasuki tahap akhir dari kehidupan atau masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Namun sebagaimana kita ketahui untuk mewujudkan itu segala sesuatunya perlu dipersiapkan dengan baik. Sebenarnya kita bisa mempersiapkan diri sendiri agar bisa memasuki usia lanjut dengan nyaman.

  1. Yang pertama, kita harus bisa menerima keterbatasan kita.
    Keterbatasan fisik adalah sesuatu yang tidak bisa kita cegah dan harus kita terima, mau tidak mau harus kita hadapi. Hanya ada dua pilihan, menghadapinya dengan penuh penerimaan atau menghadapinya dengan berkelahi. Syarat yang paling penting adalah penerimaan. Kalau kita tidak bisa menerimanya, kita akan berkelahi terus dengan fakta-fakta itu sehingga proses menua menjadi proses yang sangat-sangat menyusahkan kita sendiri dan juga akan menyusahkan semua orang di dunia ini. Amsal 16:31, "Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran." Firman Tuhan meminta kita untuk melihat rambut putih atau usai tua sebagai sesuatu yang indah, sesuatu yang tidak perlu ditakuti.

  2. Kita harus merendahkan hati dan belajar bergantung pada orang lain.
    Orang yang sombong dan orang yang angkuh akan mengalami kesulitan pada masa tuanya. Sebab salah satu hal yang juga akan berkurang pada usia tua adalah penghasilan finansial. Kita tidak suka bergantung pada anak kita, akhirnya kita cenderung mengharapkan mereka mengerti kebutuhan kita, tanpa kita minta. Tapi kalau kita menerima bantuan dari mereka, kita merasa tidak suka, karena harus minta kita merasa terhina. Ini menjadi suatu konflik yang besar sekali. Jadi salah satu persiapan untuk usia tua adalah kita mulai harus berani merendahkan diri, menerima fakta bahwa kita harus bergantung pada orang lain.

  3. Yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri menyambut hari tua adalah sejak usia muda kita mulai mengembangkan minat yang berbeda-beda. Yang baik adalah kita mulai mempersiapkan diri, misalkan kita terlibat pelayanan gereja, menjadi majelis, menjadi pengurus, melakukan pelawatan, atau mempunyai hobby-hobby yang lain dan yang sehat, sehingga perlahan-lahan sebetulnya kita mulai mempersiapkan diri. Dalam dunia pekerjaan setelah kita menggelutinya mungkin salama 23 tahun, kita harus mempersiapkan diri dan mengeluarkan diri dari pekerjaan itu.

Phillip Yancey pernah menulis suatu buku tentang usia tua, didalamnya dibicarakan hasil riset dan wawancara terhadap orang-orang tua yang diadakannya. Yang menarik adalah orang-orang yang sudah lanjut usia itu mengatakan bahwa mereka tidak pernah merasa diri tua, dalam pengertian mereka tidak merasakan dirinya yang di dalam itu menjadi tua. Dirinya itu tetap sama, tapi waktu mereka melihat cermin mereka menyadari bahwa secara fisik mereka berubah jadi tua. Tapi diri yang di dalam mereka katakan tetap sama dengan yang dulu. Dan kalau saya pikir-pikir ya betul, sekarang kita usianya sudah 40 ke atas dan kita pikir-pikir, bukankah diri kita itu masih sama dengan waktu kita SMP dan SMA, diri kita masih yang dulu itu. Inilah yang harus disadari oleh orang tua, bahwa yang tua hanyalah fisik dan dirinya tetap sama.

Secara mental akan ada perubahan dalam diri seseorang yang menjadi lanjut usia. Perubahan dalam pengertian kebutuhannya, kematangan berpikirnya, tapi dirinya tidak mengalami ketuaan. Semangat itulah yang perlu kita siapkan sedini mungkin, supaya sejak awal kita tidak memiliki rasa tak berguna, rasa tidak mampu melakukan apa-apa, karena kita lebih banyak/sibuk memikirkan bahwa dirinya tidak berguna.