Ia Sudah Menyiapkan Segala Sesuatunya

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T500A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Ada kalanya kita terkejut ketika masalah datang. Tapi percayalah, Tuhan tidak terkejut dengan apa yang kita alami karena Dia sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk kita, jauh melebihi apa pun yang bisa kita pikirkan. Mari belajar dari Bangsa Israel yang Tuhan pimpin keluar dari tanah Mesir.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Tuhan tahu apa yang AKAN terjadi sedang kita tahu apa yang TELAH terjadi. Oleh karena kita hanya tahu apa yang telah terjadi dan tidak tahu apa yang akan terjadi, kita mudah cemas. Sewaktu menghadapi kesulitan kita bingung dan dalam kebingungan kita mudah marah dan menyalahkan Tuhan. Lewat perjalanan Israel dari Mesir menuju Kanaan, kita dapat belajar satu pelajaran berharga yakni Tuhan sudah menyiapkan segala sesuatunya. Kita tidak perlu khawatir—apalagi marah—sebab Tuhan tahu dan Ia sudah berjalan di muka.

Tantangan pertama yang dihadapi Israel setelah keluar dari Mesir adalah kejaran serdadu Mesir. Tuhan menolong; Ia menenggelamkan Mesir di Laut Merah. Tantangan kedua yang dihadapi Israel adalah kesulitan air. Di Mara ada air tetapi airnya pahit. Tuhan menyuruh Musa melemparkan kayu ke dalam air, dan air itu menjadi manis sehingga dapat diminum. Setelah itu Tuhan membawa mereka ke Elim dan di situ terdapat 12 mata air dan 70 pohon korma. Tantangan ketiga adalah kelaparan. Tuhan menolong dengan cara menyediakan manna yang turun dari langit dan daging burung puyuh untuk lauknya. Tantangan keempat adalah tidak ada air sewaktu mereka tiba di Masa dan Meriba. Tuhan menyuruh Musa memukul gunung batu dengan tongkatnya dan keluarlah air, sebagaimana dapat kita baca di Kitab Keluaran 17. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik.

  1. PIMPINAN TUHAN BERARTI PEMELIHARAAN TUHAN. JIKA TUHAN MEMIMPIN, IA AKAN MEMELIHARA. Tuhan tidak akan meminta kita melakukan sesuatu tanpa memberikan kepada kita kekuatan untuk mengerjakannya. Ia tidak akan menuntun kita keluar dan pergi ke suatu tempat tanpa menyediakan pengarahan yang jelas. Dan, Ia tidak akan meminta kita menaati-Nya tanpa memimpin kita ke dalam kehendak-Nya.

    Namun, satu hal yang mesti kita ketahui adalah, TUHAN TIDAK MEMELIHARA DENGAN CARA YANG SAMA. Di Elim Tuhan menyediakan kebutuhan melalui 12 mata air dan 70 pohon korma. Tatkala di Masa dan Meriba, Tuhan menyediakan air lewat gunung batu. Sewaktu di Laut Merah, Tuhan menyelamatkan Israel dari serbuan tentara Mesir tanpa mereka meneteskan darah sedikit pun. Namun di Rafidim, Israel harus berperang melawan Amalek.

    Kadang kita panik karena tidak melihat Tuhan menolong, padahal Ia sudah menolong lewat cara yang lain. Kendati situasinya sama, tidak selalu Tuhan menggunakan cara yang sama. Sering kali Ia justru memakai cara yang berbeda. Jadi, percayalah. Setelah kita berdoa meminta pertolongan-Nya, yakinlah bahwa Ia akan menolong dan terbukalah dengan cara-Nya yang lain.

    Seorang ayah bercerita bahwa pernah suatu ketika ia menghadapi beban ekonomi yang berat. Ada beberapa kebutuhan besar yang muncul secara bersamaan. Ia berdoa dan berharap Tuhan akan memenuhi kebutuhannya lewat pekerjaan yang digelutinya. Namun ternyata harapannya tidak menjadi kenyataan. Ia tidak memperoleh tambahan penghasilan. Di saat kritis itulah muncul kesempatan yang tidak diduganya; ia mendapatkan penghasilan tambahan lewat pekerjaan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Tuhan menolong dengan cara lain.

  2. TUHAN TIDAK MENCEGAH MASALAH DATANG, IA MENOLONG TATKALA MASALAH DATANG. Tuhan tidak mencegah Mesir mengejar Israel; Tuhan membiarkan, tetapi pada waktunya Ia menolong. Tuhan tidak mencegah Israel kehausan, baik di Elim maupun di Masa dan Meriba, namun pada waktunya Tuhan menolong. Tuhan tidak mencegah Amalek menyerang Israel di Rafidim, tetapi pada waktunya Tuhan menolong. Sudah tentu kita berharap Tuhan mencegah masalah datang, bukan menolong tatkala masalah datang. Itu tidak dilakukan-Nya. Ia tidak mencegah masalah datang sebab Ia tidak ingin kita mengikut-Nya atas dasar kemudahan hidup. Ia tidak menjanjikan kemudahan hidup; mengikut-Nya tidak berarti hidup lebih nyaman dan mudah. Sama seperti yang lainnya, kita tetap harus menghadapi persoalan hidup; bedanya adalah kita tidak sendirian. Tuhan bersama kita.

  3. TUHAN SUDAH MENYIAPKAN SEGALA SESUATUNYA JAUH SEBELUM KITA MENJUMPAI MASALAH ATAU KEBUTUHAN. Sebelum Israel sampai di tepi Laut Merah, Tuhan sudah menyiapkan air di Laut Merah untuk menenggelamkan tentara Mesir. Sebelum Israel tiba di Elim, Tuhan sudah menyiapkan 12 mata air dan 70 pohon korma. Dan, sebelum Israel tiba di Masa dan Meriba, Tuhan sudah menyiapkan air di balik gunung batu. Tuhan sudah memikirkan dan menyiapkan segala sesuatunya jauh sebelum masalah datang. Pernah saya berjumpa dengan seorang penderita penyakit terminal. Ia seorang yang tidak punya dan hidup sebatang kara. Di dalam pertemuan itu tidak henti-hentinya ia memuji Tuhan yang telah menyiapkan segala sesuatunya. Jauh sebelum ia didiagnosis dengan penyakit itu, ia berkenalan dengan sesama saudari dalam Kristus yang membuka pintu rumahnya untuk dia. Atas anugerah Tuhan ia dapat tinggal di rumah itu secara gratis. Dan, di rumah itulah akhirnya ia menerima perawatan yang dibutuhkannya sampai ia pulang ke rumah Bapa di surga. Berkali-kali saya mendengar cerita serupa dari orang-orang percaya. Semua memperlihatkan Tuhan sudah memikirkan dan menyiapkan segala sesuatunya jauh sebelum masalah datang. Sewaktu kita melihatnya, tidak bisa tidak, kita dikuatkan dalam menghadapi masalah. Kita tahu bahwa jika Tuhan sudah menyiapkan segala sesuatunya, itu berarti Ia mengendalikan segala sesuatunya. Tidak ada yang terjadi di luar kuasa-Nya; kita aman di dalam tangan-Nya.

    Mazmur 92:6 mengingatkan, "Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya Tuhan, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu." Ya, besarlah pekerjaan Tuhan dan sangat dalamlah rancangan-Nya, jauh melebihi kesanggupan kita untuk memikirkannya. Ia tidak pernah kehilangan akal, Ia tidak pernah kewalahan, dan Ia tidak pernah berhenti memperhatikan kita, anak-anak yang dikasihi-Nya.