WELCOME Juli 2015

Tahun 2015 sudah dua puluh enam minggu kita lewati, berarti kita sudah berada di pertengahan tahun 2015. Bulan yang ke-7 adalah bulan Juli dan tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak.

Saat ini masih sedang hangat kasus Angelina, seorang anak berusia 8 tahun yang sejak kecil telah diadopsi oleh satu keluarga. Berbagai kalangan membicarakan kasus ini. Rekaman Telaga yang berkaitan dengan anak, yang dapat didengarkan atau dibaca a.l. :

WELCOME Juni 2015

Kita sudah berada di bulan yang ke-6 dari tahun 2015. Bagi yang menyukai buku digital atau e-Book, ada beberapa judul yang tersedia yaitu :

  • Bantal Keluarga
  • Mencintai dan Berpacaran
  • Mengampuni Diri
  • Orang Tua Tunggal
  • Anak, Uang dan Tanggungjawab

Merangkul Penderita Narkoba

Bulan: 
Mei
Tahun: 
2015

Berita Telaga Edisi No. 126 /Tahun XI/Mei 2015


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon

Penghiburan Dalam Kedukaan

Guncangan akibat kehilangan orang yang dikasihi secara mendadak benar-benar membuat kita kehilangan keseimbangan dan terjatuh.Begitu banyak pertanyaan yang tak terjawab dan begitu kuat kecamuk sedih dan marah di dalam batin.Apakah yang harus dilakukan bila kita berada pada posisi ini—dalam sekejap mata kehilangan bukan satu, tetapi sekaligus beberapa orang yang dikasihi?Sudah tentu tidak ada jalan pintas atau rumus mutlak yang dengan manjur dapat melenyapkan derita akibat kehilangan yang begitu dalam dan mengagetkan itu.Sungguhpun demikian, ada beberapa pedoman yang dapat kita gunakan sebagai pertolongan dalam meniti jalan yang bermedan mahaberat ini.

Bimbingan Rohani Bagi Korban Bencana

Salah satu cara menolong korban bencana adalah dengan memberikan bimbingan rohani yang tepat. Intinya kita berusaha memandu korban untuk kembali percaya kepada Tuhan. Berikut akan dibahas beberapa cara yang bisa kita terapkan

Menyenangkan Hati Orang

Menyenangkan hati orang di sini bukanlah kerelaan mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih tinggi, termasuk orang lain ataupun Tuhan. Menyenangkan hati orang di sini adalah ketidakbisaan menjadi diri sendiri apa adanya karena takut pada penolakan orang. Itu sebab kita memfokuskan pada orang lain dan rela berbuat apa pun untuk menyenangkan hati mereka. Alhasil kebutuhan kita tidak terpenuhi dan terlebih penting lagi, kita tidak dapat menjadi alat di tangan Tuhan yang efektif. Berikut akan dipaparkan bagaimana kita dapat keluar dari lilitan menyenangkan hati orang.

Cepat Tersinggung

Salah satu masalah yang kerap muncul dalam relasi adalah ketersinggungan yakni reaksi sedikit-sedikit tersinggung. Tidak bisa tidak, sikap seperti ini akan dengan cepat dapat meruntuhkan persahabatan. Akhirnya orang takut bergaul dengan kita yang mudah tersinggung dan malah memilih menjauh dari kita. Berikut akan dibahas penyebab mengapa kita cepat tersinggung, dan bagaimanakah kita dapat lepas dari masalah ini.

Membangun Pernikahan

Sama seperti membangun rumah, pernikahan pun dibangun satu batu di atas satu batu, satu kayu di atas satu kayu.Ada banyak yang mesti dilakukan namun ada beberapa yang harus dikerjakan sedini mungkin.Kegagalan melakukan hal-hal ini pastilah berdampak buruk pada kondisi pernikahan. Berikut akan dipaparkan beberapa di antaranya.

Menyelaraskan Perbedaan

Ada banyak perbedaan yang mesti diselaraskan dalam pernikahan. Keberhasilan atau kegagalan kita menyelaraskan perbedaan akan menentukan kondisi pernikahan. Penting bagi kita untuk bukan saja mengenali tetapi juga mengatasi perbedaan. Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang kerap muncul dalam pernikahan yang menuntut penyelarasan.

Pincang Tapi Berjalan

Salah satu kenyataan yang dapat kita saksikan di Alkitab adalah Tuhan memakai para hamba-Nya, yang bukan saja penuh dengan kelemahan, tetapi juga lahir dan besar dalam keluarga yang bermasalah. Salah satunya adalah Yakub. Sebagaimana kita ketahui, ia dibesarkan dalam keluarga yang tidak sempurna, di mana relasi ayah dan ibunya tampak terbelah. Yakub pun harus mengalami begitu banyak kesusahan dalam hidup akibat keputusan yang dibuatnya. Kali ini kita akan memetik pelajaran dari penggalan kehidupan Yakub dalam Kejadian 32:22-32. Tuhan memberkatinya dan menetapkannya menjadi Israel, bapak dari kedua belas suku Israel; namun Tuhan pun membuatnya pincang.

Halaman

Berlangganan Front page feed