Cara Mencari Tulang Rusuk yang Sepadan

Versi printer-friendly

Oleh : Pdt. Yusak Timothy, M.Th

Jika kita adalah umat yang rajin membaca dan mempelajari Alkitab secara saksama, banyak pengajaran yang dapat kita terapkan dalam hidup ini dan jangan pernah kita sebut itu sudah kuno, karena tulisan itu sudah dicatat sebagai Firman TUHAN yang dapat digaransi bahwa Roh Kudus memberikan kita pencerahan dan inspirasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan zaman yang modern ini.

Jika hal di atas dikaitkan ke judul yang tertera dalam tulisan ini, maka dapat kita ketahui, di banyak bagian catatan Alkitab meski tidak rinci informasinya, sebagai contoh : ketika Yakub mencari pasangan hidup di sekitar tempat tinggal Laban, pamannya, sesuai pesan ayahnya Ishak dan ketika ia bertemu muka dengan Rachel, parasnyalah yang menjadi daya tarik bagi Yakub saat Rachel menuntun kambing domba ayahnya untuk diberi minum dan Yakub membantunya, dan ia rela bekerja pada Laban selama 7 tahun tanpa upah hanya untuk mendapatkan Rachel untuk menjadi istrinya.

Meski dalam tinjauan Alkitab mereka tidaklah seiman, Yakub diajarkan menyembah TUHAN sejak Abraham kakeknya dan Ishak ayahnya, namun keluarga Laban adalah penyembah berhala, dan dapat diketahui ketika Yakub lari dari Laban, pada saat itu Rachel mengambil terafim ayahnya tanpa sepengetahuan Yakub suaminya dan Laban menegur Yakub (Kej 31:31,34).

Walau tidak banyak dicatat tentang rumah tangga Yakub bersama Lea dan Rachel seperti raja Salomo yang ditarik oleh istri-istri dan gundik-gundiknya untuk menyembah berhala, karena kisah Yakub hanya dicatat bagaimana Yakub berjuang kerja bagi Laban hampir 20 tahun lamanya saja dan melahirkan 12 putra dan seorang putri.


Sekarang kita mulai pokok bahasan tulisan ini : CARA MENCARI TULANG RUSUK YANG SEPADAN, BAGAIMANA CARANYA ?

Di masa modern ini sebagai umat Kristiani tetap harus mengikuti acuan Alkitab yang sepertinya kuno, bukan hanya rasul Paulus yang menekankan di 2 Kor 6:14 kesepadanan Iman dan hal ini sudah ditekankan di zaman nabi Musa sebelum umat Israel masuk ke negeri perjanjian Kanaan dan juga dilanjutkan para nabi serta juga di zaman Ezra dan Nehemia, ketika diketahui bahwa banyak pemimpin umat menikahi dan mengambil pria dan wanita bukan dari umat Israel melainkan dari suku bangsa yang menyembah berhala. Imam Ezra menganjurkan agar mereka menceraikan pasangan mereka untuk menjaga kekudusan umat sebagaimana tercatat di Ezra 10:44 berikut ini :

"Mereka sekalian mengambil sebagai isteri perempuan asing; maka mereka menyuruh pergi isteri-isteri itu dengan anak-anaknya." Mengikuti acuan di atas sebagai kriteria yang harus kita tetapkan sebagai yang utama adalah SEIMAN dalam artian sudah lahir baru bukan se-gereja. Segereja tapi belum lahir baru atau belum terima TUHAN YESUS sebagai TUHAN dan Juruselamatnya dan dosanya belum dibasuh oleh darah-Nya TUHAN YESUS tak ada gunanya, dengan perkataan lain masih berkanjang dalam dosa serta di luar gereja tidak bisa jaga kekudusan hidup sesuai tolok ukur TUHAN. Selain SEIMAN juga harus terlihat buah pertobatannya sehari-hari, baik di gereja atau di kantor dan pergaulan bahkan di rumah sendiri harus menjadi saksi bagi seisi keluarganya.

"Seiman tidak selalu berarti seagama, sebab banyak orang yang mengaku diri Kristen, tetapi hidupnya tanpa Kristus di dalam perilaku dirinya, seperti mabuk-mabukan, berjudi, menipu, menahan gaji orang, mengonsumsi narkoba dan lain-lain. Orang ini bukan seiman, melainkan seagama, namun demikian, banyak juga orang-orang di Timur Tengah yang memeluk agama nasional yaitu agama resmi negara, tetapi mereka beriman kepada TUHAN YESUS, mereka tidak seagama. Tetapi mereka seiman. Seiman disini maksudnya adalah sama-sama memiliki Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup mereka. Kristus menjadi pusat hidup, tujuan hidup dan sumber kehidupan. Mereka sama-sama bertumbuh dalam Kristus, baik dalam pelayanan, yaitu sama-sama melayani, dan sama-sama memiliki kesaksian hidup yang baik sehingga kehidupan Kristus nyata dalam diri mereka".( Djohan Kusnadi, "Berpacaran yang Sehat", Metanoia Publishing, Jakarta : 2006:hal.23-24).

Dapat diketahui dari cara bicara, bertingkah laku dan lain-lain, sebagaimana ungkapan ini : Bangkai tikus ditutup seberapa rapat pun akan tercium juga baunya pada suatu hari. Seberapa hebat pun lawan jenis kita menutupi akan kebusukan tingkah lakunya, suatu hari pasti terdengar tingkah laku menipu dan lain-lain juga ucapannya yang asli dan memberitahukan kita, sudah atau belum lahir baru dia ?

Sepadan atau seimbang yang termaksud adalah : SEIMAN. Satu ungkapan Pdt. Dr. Agung Gunawan,Th.M dalam bukunya : "Firman Tuhan begitu tegas dan jelas menyatakan bahwa kita sebagai orang Kristen tidak boleh memiliki pasangan yang tidak seiman (II Kor 6:14). Perintah ini adalah syarat mutlak dan tidak boleh ditawar-tawar bagi muda-mudi Kristen yang akan mencari pasangan hidupnya. Ada banyak anak muda Kristen yang mengalami kekecewaan dan penyesalan di kemudian hari namun terlambat, tatkala mereka melanggar perintah Tuhan ini dengan memilih pasangan yang tidak seiman. Hal ini disebabkan karena mereka dilarang bahkan mengalami penganiayaan ketika mereka akan beribadah ke gereja. Padahal sebelum menikah pasangannya yang tidak percaya mau diajak ke gereja. Namun, setelah menikah mereka tidak mau lagi ke gereja, bahkan melarang pasangannya untuk pergi ke gereja. Oleh sebab itu, mencari pasangan yang seiman adalah suatu keharusan bagi muda-mudi Kristen" (Agung Gunawan, The Blessed Family, Media Nusa Creative, Malang : 2015:hal.24)

Sesudah penetapan kriteria utama di atas, selanjutmya menetapkan kriteria lainnya seperti perbedaan usia, pendidikan, status sosial, budaya dan latar belakang. Opini saya mengatakan, bahwa hal – hal berikut sesudah kriteria utama di atas, tak perlu dibahas satu per satu, masing-masing kita baik yang pria atau yang wanita sudah paham cara menetapkannya, kriteria bagaimana yang kita butuhkan ?

Jika kesemua kriteria di atas sudah kita tetapkan, dan ketika kita bertemu dengan lawan jenis di peristiwa apa pun seperti ibadah, retreat atau seminar memilih pasangan hidup yang diselenggarakan gereja atau lembaga kristiani, selanjutnya kita harus mengkomunikasikan tentunya, dan mencari tahu, sudahkah sesuai dengan kriteria yang kita tetapkan sebelumnya sebagaimana yang diungkapkan Pdt. Dr. G. John Momor, MA berikut ini :

"Kalau orang menginginkan pergaulan bersama untuk suatu masa dalam kehidupan mereka, dapat memunyai waktu bersama untuk dapat saling mengenal apabila mereka tertarik satu dengan yang lain. Mereka tentunya harus bertemu dan bercakap-cakap dan seharusnya ada pokok-pokok atau hal-hal yang dibicarakan secara serius. Tak seorang laki-laki mau menikah dengan seorang gadis tanpa mengetahui apa yang dipikirkan, apa prinsip-prinsip dan keyakinannya. Dan bagaimana seorang gadis benar-benar mencintai seorang pemuda sebelum ia mengetahui tujuan-tujuan dan ambisi-ambisinya. Satu dari bahaya-bahaya dari bercumbu-cumbuan adalah bahwa percakapan serius itu dikesampingkan, dan digantikannya dengan tindakan-tindakan fisik sehingga mereka tidak melakukan pertemuan mereka pada taraf mental dan spiritual. (G.John Momor, Perkawinan, Keluarga yang Berbahagia, Percetakan Kanisius, Yogyakarta: 2010:hal.3).

Jika saudara sebagai kaum muda mengikuti ketetapan di atas, pasangan hidup saudara akan menjadi pasangan hidup yang berkenan di hadapan TUHAN tentunya. A M I N.