Menjahit Masa Laluku 1

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T045A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Kita perlu menempelkan masa lalu kembali dalam hidup kita dengan cara menjahitnya. Dalam artian kita harus dapat menghadapi masa lalu tersebut baik masa lalu yang manis maupun masa lalu yang pahit, yang dapat berpengaruh kuat dalam kehidupan kita sekarang ini. Dan penyembuhannya pun akan memerlukan proses satu hal demi satu hal, satu hari lepas satu hari.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ada beberapa pendapat yang dimiliki oleh tokoh-tokoh psikologi tentang pengaruh masa lalu pada kehidupan kita di masa kini dan masa yang akan datang, diantaranya yaitu:

  1. Sigmund Freud, beliau berpendapat bahwa masa lalu itu sangat menentukan masa sekarang.

  2. Golden Aphort dan Rogers, tokoh-tokoh psikologi humanistik ini berkata bahwa masa lalu mempengaruhi kita, namun untuk orang sehat masa lalunya tidak menentukan kehidupan mereka. Dalam pengertian masa lalu itu tetap ada pengaruhnya namun tidaklah menguasai atau menentukan kehidupan mereka di masa sekarang.

Saya kategorikan masa lalu dalam dua jenis besar, yaitu:

  1. Yang menyenangkan, yaitu hal-hal yang manis akan membuat kita bangga tentang diri kita dan akhirnya membuat kita berani membuka diri kepada orang lain.

  2. Yang menyakitkan, yaitu hal-hal yang pahit akan membuat kita malu mengenangnya dan kita mencoba menutupinya, sehingga kita tidak mau orang lain mengetahui pengalaman itu

Jadi dalam hidup dan diri kita seringkali memang terdapat dua sisi, yaitu diri yang terbuka yang kita buka dan sajikan kepada orang lain, dan diri yang kita tutup agar tidak bisa dilihat oleh orang lain, bahkan sebisa mungkin kita pun tidak mau melihatnya.

Dalam menghadapi suatu pengalaman yang tidak mungkin kita ingkari dan lepaskan, kita harus menyadari bahwa masa lalu merupakan fakta yang tak dapat diubah, dan ini seharusnya membuat kita menjadi orang yang lebih bijaksana dan berhati-hati dalam hidup ini. Jadi masa lalu itu benar-benar merupakan rangkaian hidup kita yang memang berkaitan erat dengan kehidupan kita sekarang.

Ada sebagian orang yang mencoba melupakan masa lalunya, akibat dari sikap ini bisa positif dan negatif tergantung pada apa yang terjadi dan apa motivasi orang tersebut melupakannya. Sebab melupakan bisa muncul dari motivasi yang positif dan negatif. Yang positif misalnya, kita sudah selesaikan dan kita sudah bisa menerima kenyataan maka sekarang kita lupakan. Yang negatif misalnya, kita ingin menyangkali keberadaan peristiwa tersebut, menyangkali bahwa itu pernah terjadi dalam hidup kita maka kita mencoba untuk melupakannya.

Sejauh mana seseorang bisa mengingat masa lalunya, ini tergantung pada apa yang dialaminya dan pada usia berapa ia mengalaminya. Pada umumnya kita sulit sekali mengingat peristiwa yang terjadi di bawah usia 3 tahun. Di atas usia 3 tahun ada peristiwa-peristiwa yang masih bisa kita ingat. Kita bisa lebih mengingat peristiwa yang terjadi sekitar usia 5 tahun keatas. Seringkali orang bertanya kepada saya, apa peranan Roh Kudus atau Tuhan dalam proses kesembuhan atas peristiwa-peristiwa traumatis yang kita alami di masa lampau? Asumsinya adalah Tuhan berkuasa dan dengan kuasaNya yang besar itu IA mampu membebaskan kita dari kungkungan masa lalu kita. Tapi mengapa begitu banyak orang Kristen yang tetap dipengaruhi sekali oleh masa lalu mereka.

Jawaban saya demikian:

  1. Tuhan memang mampu dan berkuasa tapi cara Tuhan bekerja tidak selalu supernatural. Tuhan bisa saja menghilangkan pengaruh masa lalu itu secara mendadak dan supranatural tapi cara kerja Tuhan bukanlah demikian. IA lebih sering bekerja secara natural, apalagi yang berkaitan dengan masalah psikologis.

  2. Kesembuhan kita atas masa lalu menuntut pergumulan. Dan pergumulan kalau diistilahkan dalam bahasa kristiani adalah pertumbuhan.

Mazmur 40:2-4, Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan.

Saya kira ada dua unsur penting di sini:

  1. Adalah pengakuan bahwa kita ini pernah berada di lumpur rawa, hampir dalam kebinasaan. Jadi adanya suatu pengakuan tentang masa lalu kita.

  2. Adalah adanya faktor pertolongan Tuhan setelah kita menanti-nantikan pertolonganNya. Maka pemazmur berkata saya akan menyanyikan lagu atau nyanyian baru. Lagunya mungkin sama, tapi dinyanyikan dengan jiwa yang baru. Hidup kita tetap sama tapi jiwa yang sudah menerima pertolongan Tuhan akan bisa melihat hidup ini dengan mata yang berbeda. Jadi bagi siapa yang menderita karena masa lalunya, tetaplah menanti-nantikan Tuhan, itulah yang diminta oleh Tuhan.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menjahit masa lalu:

  1. Kita perlu mengakui keberadaan bagian hidup yang memalukan itu, mengakui berarti tidak menyangkalinya lagi.

  2. Kita harus memeriksa pelaku atau penyebab utama peristiwa itu. Artinya kita harus melihat dengan jelas, apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang bertanggung jawab, ini bisa menyangkut diri kita sendiri atau orang lain. Kita seringkali berat di kiri atau di kanan, tidak bisa berada di tengah-tengah.

    1. Yang pertama, kecenderungan kita adalah menyalahkan orang lain. Semua orang salah, semua salah papa mama, keadaan salah, semua salah teman, semua salah gereja, atau semuanya salah Tuhan. Kita tidak mau memikul tanggung jawab.

    2. Yang berikutnya, kita cenderung menyalahkan diri sendiri, semua salah saya, kalau saja saya lebih pintar, lebih tanggap, lebih ngerti, lebih dewasa, atau saya bertindak seperti ini dan itu, tentu masalah ini tidak akan terjadi. Sayalah yang menyebabkan semua ini terjadi.

  3. Kita mengizinkan diri untuk mengekspresikan perasaan yang muncul saat itu. Jadi kita harus berani beremosi baik itu sedih ,ataupun marah terhadap orang yang memang telah menyakiti kita.

  4. Kita perlu menerima kenyataan akan adanya suatu yang terhilang akibat peristiwa itu.

  5. Menangisi kehilangan atau goresan luka itu

  6. Memahami mengapa peristiwa itu terjadi. Ini mengandung unsur mengerti secara menyeluruh, jadi mengerti sungguh-sungguh kaitan-kaitannya dan motivasi pada masing-masing orang yang terlibat

  7. Mengampuni orang yang bersalah kepada kita, baik itu orang lain maupun diri sendiri.

  8. Yang terakhir, kita harus menjahit atau menyatukan masa lalu yang memalukan itu dengan diri yang kita banggakan.

Filipi 1:6 "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai kada akhirnya pada hari Kristus Yesus."

Ayat ini merupakan penghiburan yang besar sekali untuk kita semua, Tuhan sudah memulai pekerjaan yang baik dan Dia berjanji akan meneruskannya sampai pada akhirnya. Jadi kita harus selalu yakin bahwa yang Tuhan sudah lakukan ini akan berlanjut, bukan dengan tenaga atau kuasa kita sendiri tetapi dengan kuasa dan cara Tuhan, dan akhirnya semuanya bisa kita lewati.