oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Kata kunci: Menghadapi iblis, kita selalu harus waspada, berhati-hati, jangan meremehkan, jangan lengah, lawanlah iblis dengan iman yang teguh.
TELAGA 2023
Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi dimana pun Anda berada. Kita bertemu kembali dalam acara TELAGA (TEgur Sapa GembaLA KeluarGA). Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya, Necholas David, akan berbincang-bincang dengan Bapak Pdt. Dr. Paul Gunadi, seorang pakar dalam bidang konseling. Perbincangan kami kali ini tentang "Mengenal Musuh Kita: Iblis". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
ND: Pak Paul, dalam kesempatan ini kita akan berbicara tentang iblis yaitu yang disebut oleh Alkitab sebagai musuh kita. Boleh Pak Paul jelaskan lebih lanjut tentang hal ini?
PG: Kita mesti mengenal musuh kita supaya kita bisa menghadapinya. Alkitab mengatakan bahwa iblis adalah musuh kita, ia tidak sayang kita bahkan ia membenci kita. Ini yang paling juga berbahaya, iblis selalu berusaha menjauhkan kita dari kasih dan kebaikan Tuhan. 1 Petrus 5 :8 mengingatkan, "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si Iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya", jadi sekali lagi oleh karena iblis adalah musuh maka penting untuk kita mengenalnya agar kita tahu bagaimana menghadapinya.
ND: Betul Pak Paul, jika iblis adalah musuh tentunya kita akan berusaha untuk menghadapinya agar musuh ini tidak sampai membuat kita mengalami kekalahan.
PG: Betul sekali,saya mau jelaskan, Pak Necholas, kebanyakan kita berpikir bahwa kita hidup dalam himpitan dua kekuatan, yaitu baik dan jahat. Baik berasal dari Tuhan dan jahat berasal dari iblis. Benar bahwa baik berasal dari Tuhan dan jahat berasal dari iblis, namun yang mesti kita ketahui adalah Tuhan dan iblis tidak sejajar, tidak setara, dimana Tuhan menciptakan kebaikan dan iblis menciptakan kejahatan, tidak ya. Iblis berada jauh di bawah Tuhan, tidak setara dengan Tuhan. Dia adalah musuh Tuhan tapi dia bukan musuh yang sejajar dengan Tuhan. Kuasa Tuhan jauh melampaui kuasa iblis, itu sebab berkali-kali kita melihat iblis diusir oleh Tuhan Yesus. Kita harus sadar dan berjaga-jaga, kita tidak boleh lengah apalagi meremehkan kuasa iblis. Kadang ini yang kadang kita lakukan, meremehkan kuasa iblis, kita anggap tidak ada apa-apanya, jangan, tidak boleh lengah tidak boleh meremehkan. Alkitab mengibaratkannya seperti singa, bukan kucing yang mengaum pertanda bahwa ia adalah makhluk yang berkuasa, sebagai orang percaya, kita mesti menyadari bahwa iblis senantiasa berupaya menjatuhkan kita ke dalam lubang dosa. Itu sebab ia selalu mencobai kita bila kita lengah dan lemah, maka ia akan menerkam dan menelan kita. Satu lagi, makin kita disayang Tuhan, makin kita dibenci oleh iblis. Sungguhpun demikian kita mesti tahu bahwa kuasa iblis jauh di bawah kuasa Tuhan. Peperangan antara Tuhan dan iblis bukan peperangan antara dua kekuatan yang seimbang, dimana tidak ada kepastian siapa yang menang, siapa yang akan kalah. Peperangan antara Tuhan dan iblis adalah peperangan yang tidak seimbang, dimana Tuhan pasti menang dan iblis pasti kalah. 1 Yoh. 4:4 memberi kepada kita jaminan kemenangan itu, "Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu lebih besar daripada roh yang ada didalam dunia". Pandanglah iblis sebagai kekuatan yang besar, jangan meremehkannya, jangan bermain-main dengan pencobaannya, dengan kekuatannya yang besar ia dapat menelan kita, namun janganlah takut. Benar bahwa ia lebih berkuasa daripada kita, manusia yang terbatas tetapi Roh Allah yang ada di dalam kita jauh lebih besar daripadanya. Kita tidak perlu takut sebab kita tidak hidup di bawah belas kasihannya, kita hidup di bawah kasih sayang Tuhan. Inilah sikap yang benar terhadap iblis.
ND: Tadi Pak Paul katakan bahwa makin kita disayang oleh Tuhan, makin kita dibenci oleh iblis. Saya tiba-tiba teringat seorang tokoh di Alkitab bernama Ayub yang demikian disayang Tuhan dan sedemikian dibenci oleh iblis.
PG: Betul sekali, Ayub adalah orang yang sangat sangat disayang Tuhan, tapi karena dia begitu disayang Tuhan dia dibenci iblis, makanya iblis berusaha keras menghancurkannya. Ia tahu ia tidak bisa membuat Ayub berkhianat kepada Tuhan maka upayanya adalah satu, menghancurkan, tapi Tuhan menjaga, Tuhan melarang iblis untuk melakukan apa-apa yang bisa menghancurkan Ayub. Kalau kita berjalan dekat dengan Tuhan dan melakukan pekerjaan Tuhan dan kehendak Tuhan, kita mesti memang menyadari kita akan menjadi objek kebencian iblis dan ia akan berusaha nomor satu membawa kita kedalam pencobaan, kalau tidak berhasil membuat kita hancur.
ND: Jadi tadi Pak Paul sempat katakan bahwa kekuatan iblis sebetulnya jauh di bawahnya kekuasaan Tuhan tetapi kita juga perlu berjaga-jaga, mengapa demikian Pak Paul ?
PG: Salah satu tipu muslihat atau siasat iblis adalah justru memberikan kesan kepada kita bahwa ia lemah, ia tidak ada apa-apanya. Makin kita menganggapnya lemah, makin kita tidak melihat dia, tidak memandang dia, berarti makin lengah. Kapan waktu dia bisa menyerang kita, membuat kita masuk kedalam perangkapnya. Jadi itu strateginya dia, maka jangan sampai kita termakan oleh strateginya, menganggap dia itu tidak ada apa-apanya. Oh, tidak, dengan pelbagai cara, makin kita peka, makin kita lebih cepat mendeteksi apa yang sedang terjadi, waktu dia menyerang kita, mencobai kita, kita akan lebih sadar, kita akan lebih cepat tahu karena itu kita lebih bisa berjaga-jaga. Jadi sebagai orang Kristen, kita tidak mau menjadi orang yang sepertinya ketakutan, sepertinya terus-menerus dikejar-kejar oleh iblis. Tidak, ada Roh Allah dalam diri kita yang jauh lebih kuat daripadanya, tapi juga jangan sampai kita lengah, sebab kalau kita lengah itulah kesempatannya untuk membuat kita jatuh.
ND: Ketika kita lengah, kita membiarkan diri kita terbawa oleh pencobaan iblis dan itu membuat kita mendadak kita jatuh didalam dosa karena selama ini kita berpikiran bahwa selama ini kita mampu, kita kuat tapi ternyata kita sebetulnya sedang terbuai oleh kondisi atau kenyamanan kita.
PG: Betul, jadi ini yang kita lihat pada Daud waktu dia jatuh kedalam dosa, Daud berada di puncak kejayaannya, kemana pun dia pergi berperang, Tuhan memberikan kemenangan, tidak bisa tidak dia melihat campur tangan Tuhan dalam hidupnya, dalam juga kehidupan bangsanya. Jadi di saat itu mungkin sekali dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bisa jatuh, sebab kemana-mana dia pergi berperang dia melihat Tuhan ada disitu, bersama dia, campur tangan, memberikan kemenangan kepadanya, tapi dia lengah, dia tidak menyadari bahwa iblis terus menggodanya, mau menjatuhkannya, karena iblis tahu juga kelemahannya. Disaat itu dia lengah, akhirnya dia jatuh. Maka kita sebagai orang Kristen, harus selalu waspada dan kita tadi sudah baca Alkitab menyamakan dia seperti singa, bukan kucing, singa. Berarti apa? Sewaktu-waktu dia sanggup menerkam kita.
ND: Dan singa itu singa yang terus mengaum di sekeliling kita, bukan berarti di tempat yang jauh, ya Pak Paul.
PG: Betul, betul sekali. Jadi kita mesti sadari dia sangat-sangat dekat, dia sangat-sangat tahu apa yang kita sedang alami, sehingga dia tahu benar-benar kapan kita lengah dan kapan dia bisa masuk.
ND: Dengan menyadari kondisi ini selain kita harus sadar dan berjaga-jaga, apakah ada masukan lain dari Pak Paul?
PG: Kita mesti melawannya, Pak Necholas. Tuhan dapat dan akan mengalahkan iblis tetapi kita mesti terlibat didalam peperangan itu, sebagaimana dapat kita lihat Tuhan memberi kemenangan demi kemenangan kepada Israel melawan bangsa-bangsa, baik di Kanaan maupun didalam perjalanan ke Kanaan, namun Israel tetap terlibat didalam setiap pertempuran, bahkan dalam pertempuran di Yerikho dimana Tuhan sendiri yang menghancurkan tembok yang tebal itu, Israel tetap terlibat, mereka mesti mengelilingi kota Yerikho dan para imam harus meniup sangkakala. Jadi dalam menghadapi iblis kita tidak bisa angkat tangan, bersikap masa bodoh dan seenaknya, karena tahu bahwa Tuhan memberi kemenangan. Nah, salah satu muslihat iblis mencobai dan menjatuhkan kita adalah dengan cara menanamkan pikiran buruk tentang Tuhan, bahwa Tuhan tidak sayang kepada kita, Tuhan pilih kasih, Tuhan sudah meninggalkan kita, bahwa Tuhan tidak adil, Tuhan jahat sebab Ia membiarkan kita dalam penderitaan. Nah, ini pikiran-pikiran yang seringkali masuk kedalam diri kita. Kita harus melawan upaya iblis mencoreng nama Tuhan dengan cara percaya meski tidak melihat. 1 Petrus 5:9, berkata, "Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama". Penderitaan adalah bagian dari kehidupan di dunia yang tidak sempurna, penderitaan bukanlah pertanda ketidakpedulian Tuhan terhadap kita. Tuhan baik dan penuh kasih, kalau tidak demikian Dia tidak akan turun ke dunia menjadi manusia, menderita dan mati di kayu salib untuk kita. Jadi lawanlah iblis dengan iman. Inilah bagian perlawanan kita.
ND: Disini penderitaan yang dimaksud oleh ayat ini berarti penderitaan pada saat melawan iblis atau bagaimana, Pak Paul ?
PG: Memang konteksnya saat itu adalah penderitaan akibat penganiayaan, sewaktu Petrus menulis surat, orang-orang Kristen terutama didalam kekaisaran Roma sedang menderita, karena mereka dikejar dan dianiaya. Kita tahu bahwa kaisar-kaisar Roma menyamakan diri mereka sebagai titisan Allah, titisan dewa-dewa, maka mengharuskan rakyat untuk memerlakukan mereka sebagai titisan ilahi, titisan dewa. Orang Kristen menolak, orang Kristen hanya menyembah Allah yang hidup, maka mereka menjadi sasaran penganiayaan pada saat itu. Kita tahu pada akhirnya menurut catatan tradisi, Petrus pun mati secara sengsara, disalibkan pada zaman kaisar Nero. Paulus juga mati dengan menderita, yaitu kepalanya dipenggal menurut catatan tradisi dan yang menghukumnya adalah juga kaisar Nero. Jadi saat itu saat yang sangat-sangat buruk, gelap sekali untuk orang-orang Kristen, penderitaan mereka begitu besar sekali. Nah, seringkali iblis memakai penderitaan, Pak Necholas, karena dia tahu dalam penderitaan kita ini lemah. Dalam penderitaan sudah tentu kita berteriak minta tolong, sewaktu tidak datang pertolongan dari Tuhan secepat yang kita inginkan, kita biasanya marah, kecewa, mulai mengembangkan pikiran-pikiran buruk tentang Tuhan. Itu yang dilakukan oleh iblis, menanamkan pikiran-pikiran buruk. Tuhan sudah tidak peduli, Tuhan itu jahat, Tuhan itu tidak adil dan sebagainya, maka kita mesti melawannya dengan iman. Firman Tuhan berkata, "Lawanlah dia dengan iman yang teguh". Iman yang percaya Tuhan itu tetap baik, Tuhan itu tetap mengasihi kita meskipun kita sedang menderita, kita diingatkan pula bahwa Yesus Putra Allah menderita, menderita luar biasa. Dia harus disiksa, Dia harus disalib sebelum akhirnya mati secara mengenaskan. Jadi kita berkata, kalau Allah rela mengutus Anak-Nya membiarkan Anak-Nya menderita untuk menyelamatkan kita dari dosa maka sudah tentu Dia adalah baik, jadi penderitaan bukan pertanda bahwa Tuhan tidak peduli kepada kita.
ND: Dalam nasihat Petrus pada jemaatnya dia menulis juga bahwa, "Sebab kamu tahu bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama". Disini saya rasa cukup menarik karena Petrus juga mengajak pembacanya melihat kenyataan bahwa bukan hanya kamu, tapi ada banyak saudaramu di seluruh dunia yang menanggung penderitaan yang sama. Ini juga membuat pembacanya dikuatkan.
PG: Saat itu memang kekaisaran yang menguasai dunia adalah kekaisaran Roma. Nah, karena orang-orang Kristen menjadi sekelompok minoritas yang menolak untuk menyembah kaisar sebagai titisan Allah, maka mereka menjadi sasaran kemarahan orang-orang di sekitar mereka. Belum lagi juga mereka, orang-orang Kristen menjadi sasaran kemarahan orang-orang Yahudi saat itu, mereka menganggap bahwa Yesus itu bukanlah Mesias, bahwa Yesus itu adalah seorang rabi atau guru biasa, tapi sekarang dijadikan sebagai Putra Allah oleh orang-orang Kristen, jadi orang-orang Yahudi saat itu memunyai kepentingan sendiri untuk tidak suka terhadap orang-orang Kristen. Apalagi kita tahu cukup banyak di antara mereka yang akhirnya menjadi orang-orang Kristen akibat pelayanan para rasul-rasul Tuhan, salah satunya kita tahu adalah Paulus. Maka kita tahu Paulus sering dikejar, bahkan dipukuli, dianiaya oleh orang-orang Yahudi sendiri. Jadi benar kata Petrus, bukan hanya kamu yang menderita tapi saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Pada saat itu penderitaan orang Kristen bukan hanya di Roma, tetapi di wilayah-wilayah kekaisaran Roma yang lain-lainnya.
ND: Dan fakta bahwa semua pengikut Kristus itu menderita, dipakai Petrus juga untuk menguatkan orang-orang yang saat itu sedang menanggung penderitaan yang sama.
PG: Betul sekali, Pak Necholas. Kita ini mesti menempatkan diri kita di posisi mereka saat itu. Kita tahu bahwa caranya mereka membunuh orang-orang Kristen saat itu adalah dengan memasukkan orang-orang Kristen ke dalam koloseum, seperti stadion yang besar. Disitu mereka mengurung binatang-binatang buas, seperti singa, harimau yang dilaparkan. Kemudian disanalah, di arena itulah orang-orang Kristen dilepaskan dan menjadi mangsa untuk dicabik-cabik dan dimakan oleh para binatang buas. Jadi waktu Petrus menulis, ini benar-benar penderitaan yang luar biasa menakutkannya. Petrus meminta untuk mereka melawan, melawan iblis yang memakai penderitaan ini untuk menjatuhkan orang-orang Kristen. Lawan dengan iman, tetap pegang Tuhan, tetap jangan tinggalkan Tuhan, tetap percaya bahwa Tuhan itu baik dan mengasihi kita apapun yang kita harus tanggung.
ND: Iblis juga tidak hanya bisa memakai penderitaan, Pak Paul, tentunya iblis juga bisa memakai segala sesuatu yang ada dalam hidup kita.
PG: Betul sekali. Kita bisa mengingat orang-orang yang jatuh justru didalam kesenangan, bukannya kesusahan. Pencobaan itu juga bisa memang datang sewaktu kita lengah, sewaktu kita sedang senang. Jadi betul kita harus selalu berjaga-jaga.
ND: Selain kita sadar dan berjaga-jaga dan juga kita melawan, apa lagi Pak Paul yang perlu kita waspadai saat kita menjalani hidup kita?
PG: Kita mesti tahu bahwa iblis hanya dapat memakai apa yang ada. Saya jelaskan ya, iblis tidak menciptakan apapun sebab ia bukanlah pencipta. Alkitab menyebutnya sebagai pendusta. Yohanes 8:44, menegaskan "Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran, apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta". Itulah yang dilakukan oleh iblis, ia mengambil sesuatu yang lurus dan kudus dari Tuhan kemudian membengkokkannya, sehingga menyimpang dari kekudusan. Ia mengambil sesuatu yang baik dan suci dari Tuhan kemudian mencemarinya, menjadi kotor dan berdosa. Ia mengambil sesuatu yang benar dari Tuhan kemudian membungkusnya menjadi sesuatu yang salah. Saya berikan contoh, "tahu" adalah baik, namun "sok tahu" tidak baik. Bila tidak berjaga-jaga, kita yang "tahu" bisa menjadi "sok tahu" dan merendahkan orang atau tidak menghiraukan nasihat yang baik. Jadi kita lihat ya, "tahu" baik, "sok tahu" tidak baik. Kalau kita tidak berjaga-jaga, kita bisa menjadi "sok tahu" dan merendahkan orang. Contoh lain, kasih adalah baik, tetapi kasih yang menguasai orang adalah tidak baik. Bila kita tidak berjaga-jaga, maka kasih kita yang tulus terhadap seseorang bisa berubah menjadi kasih yang merantai orang. Jadi ini contoh yang lain lagi, cinta adalah baik tetapi nafsu yang memperhamba tidak baik, begitu banyak orang yang memperalat sesama atas nama cinta. Terakhir, kasih adalah baik tetapi kasih yang kita jalin di luar pernikahan tidak baik, sebagaimana dapat kita lihat disini lewat contoh-contoh tadi, seperti benalu iblis menempel pada karya Tuhan yang baik dan kudus kemudian mendistorsinya menjadi sesuatu yang buruk dan tidak kudus. Jadi ini tugas kita, jagalah yang kudus dan baik dari Tuhan. Jangan biarkan iblis mendistorsi, menyelewengkan yang baik dan kudus itu dan menggunakannya untuk menjatuhkan kita kedalam dosa.
ND: Saya rasa ini juga berkaitan dengan poin pertama yang tadi Pak Paul sampaikan bahwa kita harus sadar dan berjaga-jaga, iblis memakai apa yang baik dari diri kita justru untuk menjatuhkan diri kita, jadi kita jangan sampai terlena.
PG: Betul sekali, jadi kita mesti menyadari iblis memang bukanlah pencipta, Tuhanlah adalah Pencipta. Iblis hanya bisa menempel pada apa yang Tuhan ciptakan, dia tempel tapi kemudian dia selewengkan, dia distorsikan, dia isi dengan isi yang lain, dia arahkan ke arah yang salah. Itu sebabnya kita harus berjaga-jaga. Berapa banyak yang kita tahu, ada anak-anak Tuhan yang baik-baik melayani Tuhan, pergi bersama-sama dengan tim melayani kesana-kesini, akhirnya dekat dengan seseorang, akhirnya merasa sayang sebagai saudara dalam Tuhan. Nah, ini ‘kan baik, sayang pada saudara dalam Tuhan, tapi kita tahu iblis akan menempel pada kasih persaudaraan ini kemudian menyelewengkannya menjadi kasih antara laki-laki dan perempuan, menjadi kasih romantis di luar pernikahan. Nah, maka kita mesti tahu tentang strategi iblis ini. Waktu kita sedang menikmati yang baik dan melakukan yang baik, tetap kita mesti waspada, karena yang baik ini mudah sekali ditempel oleh iblis diselewengkannya menjadi yang berdosa dan buruk.
ND: Baik, terima kasih banyak Pak Paul atas pemaparan dalam kesempatan perenungan dan percakapan kita kali ini.
Para pendengar sekalian, terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bapak Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (TEgur sapa gembaLA keluarGA), kami baru saja berbincang-bincang tentang "Mengenal Musuh Kita: Iblis". Jika Anda berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami melalui surat ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK), Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat mengirimkan email ke telaga@telaga.org; kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org; saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.