Sabat dan Kesehatan Rohani

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T283B
Nara Sumber: 
Pdt.Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Lihatlah sekeliling kita pada bangsa dan budaya yang tidak tersentuh oleh Alkitab. Saya kira kita akan terkejut menemukan bahwa konsep Sabat—berhenti bekerja—merupakan sesuatu yang asing di telinga mereka. Jelas terlihat bahwa nilai alkitabiah telah mewarnai budaya Barat sedemikian rupa sehingga kebanyakan orang di belahan dunia itu mengenal dan menjalankan sekurangnya satu hari istirahat. Orang yang tidak menjalankannya hanyalah orang yang mendewakan kerja di atas segalanya. Di sini akan diuraikan latar belakang Sabat dan tujuan dari Sabat.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Lihatlah sekeliling kita pada bangsa dan budaya yang tidak tersentuh oleh Alkitab. Saya kira kita akan terkejut menemukan bahwa konsep Sabat-berhenti bekerja-merupakan sesuatu yang asing di telinga mereka. Jelas terlihat bahwa nilai alkitabiah telah mewarnai budaya Barat sedemikian rupa sehingga kebanyakan orang di belahan dunia itu mengenal dan menjalankan sekurangnya satu hari istirahat. Orang yang tidak menjalankannya hanyalah orang yang mendewakan kerja di atas segalanya.

Latar Belakang Sabat

Perintah untuk menjalankan Sabat pertama muncul di Keluaran 16:4-5, 27-30. Dalam perjalanan di padang pasir bani Israel tidak bisa bergantung pada siapa pun kecuali Tuhan sendiri. Mereka tidak bisa bekerja, mereka tidak punya perusahaan, mereka tidak memunyai sumber daya alam-mereka dalam kondisi tidak berdaya secara total. Kenyataan bahwa mereka berhasil bertahan membuktikan bahwa Tuhanlah yang telah memelihara hidup mereka. Tuhanlah yang memenuhi semua kebutuhan mereka selama 40 tahun mengembara di padang pasir. Di pagi hari Tuhan menyediakan manna dan di malam hari Tuhan menyediakan daging burung puyuh untuk dimakan. Sungguhpun demikian dalam menyediakan kebutuhan mereka, Tuhan tidak menggunakan cara yang sama setiap hari. Pada hari keenam Tuhan menyediakan dua kali lebih banyak sebab pada hari ketujuh Tuhan memerintahkan mereka untuk tidak lagi mengumpulkan makanan. Sayangnya, sebagaimana dapat kita lihat, pada awalnya mereka tidak mendengarkan perkataan Tuhan: mereka tetap mencari manna di hari ketujuh-tanpa hasil! Tuhan melarang mereka bekerja di hari ketujuh agar mereka ingat bahwa sesungguhnya Tuhanlah yang memelihara hidup mereka. Kendati tidak mengumpulkan makanan di hari ketujuh, mereka tetap memiliki kecukupan dari sisa makanan yang dikumpulkan di hari keenam.

Tujuan Sabat

  1. Bergantung penuh pada Tuhan. Tuhan memerintahkan kita untuk memelihara hari Sabat agar kita terus diingatkan untuk bergantung pada Tuhan yang memelihara hidup kita. Tuhan memperkenalkan Sabat kepada umat-Nya agar kita mengenal-Nya sebagai Yehovah Jireh-Allah yang menyediakan keperluan kita. Setelah bekerja selama enam hari sangatlah mudah bagi kita untuk berpikir bahwa kitalah yang telah bekerja dan mencukupi semua kebutuhan. Satu hari istirahat mesti dipisahkan agar kita dapat selalu diingatkan bahwa Tuhanlah yang memelihara hidup kita sebab walaupun pada hari itu kita tidak bekerja kita tetap menikmati kecukupan. Singkat kata, Tuhan memerintahkan Sabat supaya iman bertumbuh dan kita makin bergantung pada-Nya. Sabat mendorong kita melihat bahwa bukan saja Tuhan tidak butuh kita-seperti yang dibayangkan-sesungguhnya pelayanan dan orang-orang yang dilayani juga tidak butuh kita-seperti yang diharapkan. Singkat kata Sabat mengingatkan secara gamblang bahwa pelayanan adalah pekerjaan Tuhan dan pekerjaan Tuhan diatur dan dikerjakan oleh Tuhan.
  2. Tidak bergantung pada jumlah. Ingatlah bahwa yang penting bukanlah berapa banyak melainkan berapa bernilainya. Scott Peck membedakan antara hidup efisien dan hidup efektif. Hidup efisien berarti menghasilkan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Hidup efektif adalah melakukan satu atau dua hal semasa hidup namun memberi dampak mendalam. Untuk itu kita mesti belajar menerima apa yang ditetapkan Tuhan untuk kita. Untuk dapat menciptakan sikap menerima diperlukan langkah-langkah berikut ini:
    1. Menerima dengan syukur porsi yang Tuhan telah tetapkan buat kita.
    2. Menyelesaikan porsi itu dengan setia sampai akhirnya.
    3. Menyambut dengan iman bilamana Tuhan memutuskan untuk mengubah porsi.
  3. Terakhir, menolong kita melihat Tuhan di dalam setiap sudut kehidupan ini. Sekali kita mengembangkan kebiasaan untuk berhenti, kita pun akan mulai menyaksikan karya dan kehadiran Tuhan di dalam dan melalui semua yang kita alami. Kita hanya perlu melakukan bagian kita; sisanya kita serahkan kepada Tuhan. Sabat adalah untuk kita sebab tatkala kita berhenti bekerja, di situlah Tuhan bekerja.