Cinta Uang (I)

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T497A
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, MK.
Abstrak: 
“Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. … Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24) Berikut dipaparkan tanda-tanda sekaligus akibatnya bila kita cinta uang kemudian dibandingkan dengan tanda-tanda dan akibatnya bila kita cinta Tuhan. Kita termasuk yang mana ya?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

15 % dari segala sesuatu yang Yesus katakan berhubungan dengan topik uang dan harta milik. Ini lebih banyak dari pengajaran-Nya tentang surga dan neraka. Yesus memberi perhatian sedemikian besar karena melihat keterkaitan erat antara hidup rohani kita dengan bagaimana kita berpikir dan mengelola uang. Yesus menyatakan, " Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mammon.". Mammon adalah ilah uang, pesaing Allah yang benar dan kuasa yang mencoba senantiasa menguasai kita untuk mengabdi dan menjadi hamba uang.

Tanda-tanda Cinta Uang

  1. Mempercayai diri sebagai pemilik harta

  2. Menderita rasa khawatir dan tidak puas. Rasa puas yang sejati perlu dibangun pada hal-hal yang bernilai kekal bukan pada hal-hal yang bersifat sementara. Uang menjadi pusat hidup kita, bukan Tuhan. Cinta uang ditandai kalau kita dikuasai rasa kekuatiran dan rasa tidak puas.

  3. Tamak, timbun dan kikir memberi. Kikir untuk segala golongan sosial ekonomi, untuk mematahkan kekikiran, kembangkan gaya hidup memberi.

  4. Hidup untuk kesementaraan: Dunia rumahku dan hidup semata-mata untuk menyenangkan diri. Sesungguhnya kita diciptakan untuk kekekalan, bukan untuk kesementaraan.

  5. Mengandalkan diri dan kepintaran manusia. Pada saat ini mengerem bahwa kita sedang mengandalkan diri, bukan mengandalkan Tuhan. Saat kita membangun kesadaran, aku punya bagian dan Tuhan juga punya bagian. Kita berdoa, mengimani pertolongan Tuhan, mau berjalan menuruti firman Tuhan. Itulah tanda kita tidak sedang cinta uang tetapi cinta Tuhan. Mengandalkan diri berarti tidak memberi ruang kepada kuasa Tuhan.

  6. Menghargai manusia berdasarkan harta. Kita sedang mencintai uang dan bukan Tuhan saat kita menghargai manusia. Yakobus 2:1-10 membahas tentang "iman memandang muka".

Akibat dari Cinta Uang

  1. Jatuh tersiksa dalam berbagai jerat, pencobaan, nafsu dan duka

  2. Menyimpang dari iman yang sejati

  3. Mengakhiri pertandingan iman dengan gagal

Tanda-tanda Cinta Tuhan

  1. Mengakui Tuhan pemilik harta dan diri adalah manajer-Nya, yang akan dimintai pertanggungjawaban di hari penghakiman Tuhan

  2. Dikuasai rasa syukur dan rasa puas

  3. Mencukupkan diri dan murah hati memberi (gaya hidup fungsional)

  4. Hidup untuk kekekalan: Surga rumahku dan hidup menyenangkan hati Tuhan.

  5. Mengimani pemeliharaan Bapa yg sempurna

  6. Menghargai tiap manusia apapun kastanya karena semua manusia diciptakan oleh Allah dan sesuai dengan gambar Allah.

Akibat Cinta Tuhan

  1. Ibadah mendatangkan keuntungan besar

  2. Mengalami kehadiran dan mujizat Tuhan. Hidup kita adalah dari mujizat yang satu ke mujizat yang lain. Kehadiran Tuhan kita rasakan secara ekonomi maupun status sosial apapun. Di semua tempat kita merasakan kehadiran Tuhan.

  3. Mengakhiri pertandingan iman dengan baik. Kita boleh menikmati kenikmatan hidup ini namun ada yang perlu kita kembalikan untuk pekerjaan Tuhan atau untuk mereka yang membutuhkan pertolongan.

Solusi

  1. Akui dan disembuhkan dari trauma kemiskinan dan keyakinan keliru tentang sukses, harta dan rasa aman. Sukses itu bukan kaya raya tetapi bagaimana hidupku memuliakan Allah dari apa pun yang kita miliki. Rasa aman bukan dari uang dan harta tapi dari Bapa surgawi.

  2. Meditasikan senantiasa "surga rumahku" dan jaminan pemeliharaan Bapa. Tiap hari merenungkan, meresapi, merasakan, menghayati, mempraktekkan kebenaran firman Tuhan bahwa surga itu rumah kita.

  3. Terapkan gaya hidup perang: hidup efektif dan tidak bermewah-mewah untuk Kerajaan Allah. Penghasilan berlimpah tidak otomatis hidup bermewah-mewah, melainkan kesempatan untuk memberi lebih banyak lagi sebagai wujud mengumpulkan harta di sorga, dan bukan di bumi.

  4. Tetapkan prosentase pemberian wajib. Mulailah dari sepersepuluh, dan bisa ditingkatkan lagi

  5. Asah kepekaan rohani untuk memberi secara spontan, baik dalam lingkup gereja lokal maupun untuk di luar, proyek pemerintah yang memberkati banyak orang.

  6. Berilah dengan tanpa main kuasa (playing God). Ada saat sebaiknya memberi secara anonim agar tidak tergoda membuat orang dan gereja merasa berhutang budi serta kita mempermainkan kuasa atas mereka

  7. Hargai secara tak bersyarat baik kepada diri maupun orang lain. Memberi dengan tulus, sukacita dan sukarela serta tidak menuntut balik. Percaya akan pemeliharaan Tuhan yang tanpa batas.

Makna Persembahan dalam Ibadah Gereja

  • Bukan sumbangan, iuran, sesajen, penolak bala tetapi sebagai wujud syukur atas kasih dan kebaikan Tuhan.

  • Sebagai tanda mempersembahkan seluruh hidup kepada Tuhan.

Persembahan dalam Ibadah Gereja

  • Berilah dengan rela dan sukacita.

  • Persiapkan sejak di rumah.

  • Majelis dan pengurus komisi mengelola dengan penuh hikmat dan iman.