Bayang Bayang Masa Lalu

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T215B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Masa lalu berperan penting dalam pembentukan kepribadian. Biasanya masa lalu yang tidak manis membuahkan perilaku pahit. Dalam Alkitab, Musa dan Yefta adalah dua pelayan Tuhan yang memiliki pergumulan pribadi karena masa lalu yang tidak menyenangkan. Disini kita akan menimba banyak pelajaran berharga dari kedua tokoh ini.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

T 215 B "Bayang-bayang Masa Lalu" oleh Pdt. Paul Gunadi

Masa lalu berperan penting dalam pembentukan kepribadian. Biasanya masa lalu yang tidak manis membuahkan perilaku pahit. Dalam Alkitab, Musa dan Yefta adalah dua pelayan Tuhan yang memiliki pergumulan pribadi karena masa lalu yang tidak menyenangkan. Dari kehidupan dua tokoh ini kita dapat menimba banyak pelajaran berharga.

Beberapa persamaan antara kedua tokoh yang bisa kita petik adalah:

  1. Musa dan Yefta adalah orang-orang yang tidak diterima di dalam lingkungannya. Musa adalah seorang Ibrani yang hidup di keluarga istana Mesir-bangsa yang menjajah bani Israel. Sedangkan Yefta dikucilkan karena statusnya sebagai anak yang lahir dari relasi haram, karena ayahnya mempunyai hubungan dengan ibunya di luar pernikahan.
  2. Musa dan Yefta, pada akhirnya bertumbuh menjadi pemuda yang bermasalah dengan kemarahan. Musa membunuh seorang Mesir yang berkelahi dengan seorang Ibrani-sesuatu yang tidak harus dilakukannya, karena sebagai seorang bangsawan dia dapat memerintahkan agar orang Mesir tersebut ditangkap tanpa harus membunuhnya. Yefta menjalani profesi sebagai prampok yang tentu meresahkan dan merugikan orang lain.
  3. Musa dan Yefta tetap dipakai dan dipanggil oleh Tuhan.
  4. Musa dan Yefta terus membawa masalah yang serupa yaitu kurangnya pengendalian diri yang pada akhirnya jatuh ke dalam lubang yang sama. Musa marah, waktu Tuhan meminta dia untuk memerintahkan batu karang mengeluarkan air. Akhirnya Tuhan menghukum Musa dengan tidak mengijinkannya masuk ke tanah perjanjian yakni Kanaan. Yefta bernazar terlalu cepat dan tergesa-gesa sehingga pada akhirnya ia harus mengorbankan putri tunggalnya.

Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari kehidupan mereka, yaitu:

  1. Masa lalu kita yang buruk tidak menghalangi Tuhan untuk memanggil dan memakai kita.
  2. Masa lalu yang buruk menciptakan lubang pada kehidupan kita sekarang. Keinginan yang belum terwujud. Jika lubang kita adalah ketidakberdayaan, maka keinginan kita adalah kuasa. Bila lubang kita adalah penolakan, maka keinginan kita adalah disukai dan diterima.
  3. Masa lalu yang buruk menciptakan lubang lain yang bernama 'kelemahan' yaitu kemarahan, seks, uang, dan kuasa.

II Korintus 12:8-10, rasul Paulus membagikan pergumulannya, dia manusia seperti kita, ada kelemahan yang juga harus ditanggungnya, dan dia berkata: Aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan iblis itu mundur daripadaku. Tapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.