Pengembangan Diri
Kalau berbicara tentang kebiasaan, kita harus mengakui bahwa faktor belajar atau latihan atau seringnya kita melakukan sesuatu, itu lebih banyak berperan.
Sering kali banyak orang mencampuradukkan antara penyesalan, ketakutan, rasa bersalah. Memang kita tidak bisa hidup tanpa rasa bersalah. Penting sekali kita belajar mengenai rasa bersalah ini dan bagaimana menghadapinya, agar jangan sampai kita pada akhirnya dikuasai oleh rasa bersalah.
Sering kita menipu diri sendiri dan berkata, "Ah, ini kan hanya persahabatan." Fakta: Perselingkuhan berawal dari persahabatan dan berlangsung dalam kedok persahabatan. Atau kita berkata, "Main-main, iseng-iseng, jajan, intermezzo." Fakta: Perselingkuhan adalah dosa perzinahan yang dilarang Tuhan dan menghancurkan pernikahan.
Seperti halnya kebiasaan baik bisa dilakukan melalui latihan dan belajar, kebiasaan buruk pun dapat kita hilangkan melalui usaha-usaha keras kita.
Ada orang yang justru karena kejatuhan berubah menjadi manusia yang lebih baik tetapi ada juga yang menjadi semakin buruk. Salah satu penyebabnya adalah karena cara menghadapi kejatuhan atau dosa yang tidak sama. Untuk itu kita perlu tahu bagaimana menghadapi semua itu dengan benar.
Sebagai manusia kita tidak lepas dari kesalahan dan dosa. Kita seringkali menghukum diri atas kesalahan yang kita lakukan dan kita tidak sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan telah mengampuni dosa kita.
Kasih adalah karakteristik Allah yang paling utama, karena itulah Alkitab penuh dengan kata kasih. Begitu dalam dan luasnya kasih sehingga tidak ada kata-kata yang cukup untuk bisa menjadi wadah mengungkapkan secara tepat apa itu makna kasih.
Membela diri adalah suatu sifat yang manusiawi, sering kali timbul secara otomatis meskipun kita tahu bahwa kita melakukan kesalahan. Untuk mengubah pola itu ada langkah-langkah yang perlu kita ketahui, khususnya dalam kaitan dengan pengembangan diri kita.
Kecerdasan adalah suatu kemampuan umum dari seseorang dalam hal bagaimana dia memecahkan masalah hidupnya sehari-hari. Dan setiap anak mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Dan kecerdasan itu sendiri tidak hanya menyangkut hal-hal belajar di sekolah yang lebih bersifat akademis dan intelektual.
Semua orang ingin hidup bersukacita dan bergembira tapi sering kali kita harus menjumpai situasi dalam hidup yang tidak membawa sukacita. Dan pertanyaannya adalah bagaimanakah kita dapat hidup bersukacita?
Halaman
- « awal
- ‹ sebelumnya
- …
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- selanjutnya ›
- akhir »