Melawan Keputusasaan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T101B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Keputusasaan adalah lenyapnya pengharapan akan terjadinya sesuatu yang kita dambakan. Penderitaan yang tak kunjung berakhir dan harapan yang tidak terwujud bisa juga mengakibatkan munculnya keputusasaan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Keputusasaan adalah lenyapnya pengharapan akan terjadinya sesuatu yang kita dambakan. Ada beberapa ciri orang yang sedang berputus asa:

  1. Kita merasakan kesedihan yang dalam, keputusasaan sebetulnya adalah rasa kehilangan. Waktu pengharapan lenyap yang kita dambakan itu tidak lagi bisa menjadi kenyataan yang terjadi adalah kita memasuki proses kehilangan.

  2. Rasa kecewa, jadi rasa kecewa muncul tatkala pengharapan tidak bisa kita realisasikan, yang kita nantikan tak mungkin kembali lagi. Kekecewaan itu bisa terjadi terhadap orang yang kita anggap bertanggung jawab untuk merealisasikan dambaan kita, bisa juga kepada organisasi yang kita anggap atau kita tuntut bertanggung jawab menyediakan yang kita dambakan, bisa kepada sesama kita orang-orang lain yang kita dekat atau kita kasihi dan dalam kasus tertentu kita kecewa kepada Tuhan, sebab kita beranggapan Tuhan tidak seharusnya melakukan ini kepada kita.

  3. Rasa apatis, rasa tidak peduli lagi. Jadi orang yang putus asa cenderung bersikap masa bodoh sebab mereka tidak lagi mempunyai pengharapan pada orang di sekitar mereka, mereka sudah memvonis bahwa tidak ada yang bisa dikerjakan atau dilakukan oleh orang lain. Jadi mereka hanya pasrah menerima nasib.

  4. Rasa ingin mengakhiri hidup, jadi lenyapnya pengharapan apa yang kita dambakan itu apalagi yang didambakan itu bermakna buat kita biasanya akan membuat kita berpikir buat apa hidup, kita akan kehilangan makna hidup atau tujuan hidup kita, buat apa lagi kita hidup.

Salah satu penyebab keputusasaan yang paling umum adalah:

  1. Penderitaan yang tak kunjung berakhir.

  2. Penantian akan yang lebih baik tidak terwujud. Jadi waktu kita akhirnya sadar bahwa yang kita dambakan itu lenyap, biasanya ada satu harapan tersirat yaitu OK-lah yang itu tidak saya dapatkan, namun mungkin saya akan dapatkan yang lainnya. Sesuatu yang tidak seideal yang kita dambakan tapi ya satu tingkat di bawahnya.

Mazmur 10:1, "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh ya Tuhan, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan."

Ayat 12, "Bangkitlah Tuhan ya Allah, ulurkanlah tangan-MU, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas." Jadi dalam keadaan sesak, tertekan, putus asa kita cenderung menuduh Tuhan seolah-olah sengaja bersembuyi dan sengaja tidak mau menolong kita yang tertindas .

Ayat 14, "Engkau memang melihatnya sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri, untuk anak yatim Engkau menjadi penolong." Ditutup ayat 17 berkata: "Keinginan orang-orang tertindas telah Kau dengarkan ya Tuhan, Engkau menguatkan hati mereka, Engkau memasang telinga-Mu untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak, supaya tidak ada lagi seorang manusia di bumi yang berani menakut-nakuti." Terakhirnya pemazmur berkata "Tuhan bertindak."

Yang perlu kita lakukan sewaktu kita mulai merasakan keputusasaan adalah:

  1. Melawannya dengan Firman Tuhan dan berdoa, mengingatkan lagi bahwa Tuhan tidak seperti yang kita rasakan.

  2. Biarkan pikiran kitalah yang memandu langkah hidup kita bukan perasaan kita lagi.

  3. Yang praktis adalah bersekutu dengan orang sesama kita, cari orang lain, bicara dengan orang lain, izinkan orang untuk menguatkan kita.