Nasihat Praktis untuk Mengasuh Anak Usia 0-9 Tahun 2

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T064B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Lanjutan dari T64A, bagaimana memberikan asuhan kepada anak-anak khususnya dalam aspek sosialisasi anak dan memberikan asuhan secara aspek rohani anak sedini mungkin.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Menyadari singkatnya waktu dan banyaknya hal yang harus diberikan pada anak-anak kita, sekurang-kurangnya ada 3 aspek yang perlu kita perhatikan yaitu:

  1. Aspek Emosional.

    Pada usia antara 0-9 tahun, anak-anak itu secara emosional mempunyai 3 kebutuhan mendasar:

    1. Yang pertama adalah kebutuhan akan kasih

    2. .

      Konkretnya adalah orang tua bertugas menyediakan kasih, misalnya dengan cara memberikan sentuhan fisik. Selain sentuhan fisik, orang tua bisa juga menyediakan kasih dengan cara mengkomunikasikan kebahagiaannya mempunyai anak itu. Karena di sini anak akan mendapatkan kepastian bahwa mereka bukanlah beban bagi orang tua. Dengan mengkomunikasikan betapa bahagianya kita karena mereka adalah anak kita yang ada di tengah-tengah kita, anak akan mendapatkan kepastian bahwa mereka bukanlah beban bagi orang tua. Bahwa mereka bukan hanya tambahan untuk keluarga ini, tapi mereka adalah anggota keluarga yang memang sangat diinginkan.

      Pada prinsipnya yang diperlukan oleh anak adalah interaksi, seringkali untuk anak-anak yang masih balita kita tidak perlu memberikan jawaban yang kompleks atau yang sangat tepat. Sebab yang anak butuhkan juga bukannya jawaban yang tepat atau jawaban yang memang merupakan kebenarannya. Yang lebih dibutuhkan oleh si anak balita sebetulnya adalah sekadar jawaban. Waktu anak mulai besar misalkan sudah memasuki pra-remaja itu penting sekali kita memberikan jawaban yang tepat, demikian pula sampai usia remaja dan seterusnya. Orang tua harus berusaha sebaiknya untuk meladeni pertanyaan-pertanyaan anak.

      Mazmur 90:10, "Masa hidup kami 70 tahun dan jika kami kuat 80 tahun dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan. Sebab berlalunya buru-buru dan kami melayang lenyap." Firman Tuhan meletakkan hidup dalam perspektif yang sebenarnya, bahwa hidup tidak selamanya, jadi kita harus memakai waktu dengan sebaik-baiknya. Tuhan memberi waktu hanya beberapa tahun untuk membina, menanamkan prinsip yang indah pada anak-anak kita, jangan sampai waktu itu berlalu tanpa kita memberikan cukup pada mereka.

  2. Yang kedua, kebutuhan akan disiplin.

  3. Anak-anak tidak saja memerlukan cinta kasih, mereka memerlukan disiplin yang juga merupakan kebutuhan emosional. Disiplin bukanlah sesuatu yang boleh ada, boleh tidak ada. Disiplin adalah sesuatu yang diperlukan anak, itu merupakan kebutuhannya sama seperti dia membutuhkan cinta kasih.
    Orang tua harus sudah mulai mendisiplin sejak anak masih kecil.
    1. Disiplin dilakukan dengan suara atau dengan pukulan yang terkendali.
    2. Kita perlu memberikan disiplin yang sesuai dengan usia dan kesalahannya. Dr. James Dobson seorang psikolog Kristen mengatakan: "Hukumlah anak untuk kekurangajarannya, untuk sikap mau melawan kita secara sengaja. Jangan hukum anak untuk kekeliruan atau kesalahan yang lazim dilakukan oleh anak-anak kecil."
  4. Yang ketiga, anak memerlukan panutan, contoh, atau teladan.

  5. Anak senantiasa belajar bagaimana berjalan, bagaimana berbicara, bagaimana bersikap terutama dari orang tuanya. Jadi orang tua perlu sekali menjadi teladan yang nyata dalam kehidupan si anak.

  • Aspek Sosial
    Pada usia 0-9 tahun anak-anak memerlukan keterampilan bergaul.
    Ada beberapa tugas orangtua di sini:
    1. Orang tua secara sengaja harus mengajarkan beberapa keterampilan penting dalam pergaulan. Misalnya anak perlu belajar untuk membagi, untuk meminjamkan barangnya, untuk berkata ini ½ untukmu, ini ½ untukku itu perlu diakarkan.

    2. Anak-anak perlu bersikap adil, maksudnya adalah waktu dua temannya berselisih dia perlu menempatkan diri di antara keduanya.

  • Aspek Rohani
    Sebagai orang tua Kristen, tentu kita mau mencoba menanamkan aspek rohani kepada anak-anak kita sedini mungkin. Pada usia 0-9 tahun, satu aspek tentang Tuhan yang perlu kita tanamkan pada anak ialah:
    1. Tuhan sebagai pencipta.
      Kita perlu mengajarkan kepada anak bahwa Tuhanlah yang menciptakan alam semesta termasuk isinya. Jadi anak-anak sejak kecil memperoleh kesempatan untuk mengagumi ciptaan Tuhan dan karya Tuhan.

    2. Tuhan pemelihara dan penjaga hidupnya.

  • Amsal 27:5 dikatakan: "Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi."

    Saya mau menggabungkan dua kata di sini, teguran dan kasih. Tuhan mau kita memberikan kasih tanpa sembunyi-sembunyi, limpahkan, nyatakan kasih, tapi Tuhan juga menekankan bahwa teguran yang nyata itu baik, dan bahkan kata Tuhan lebih baik dari pada kasih yang kita tidak nyatakan. Jadi dalam membesarkan anak 2 hal ini tidak bisa terlepas, menegur anak dan mengasihi anak dan tegur dengan nyata, kasihi juga dengan nyata itu firman Tuhan bagi kita orangtua.

    Comments

    jam 1 pagi hari ini anak saya yg berusia 2 tahun tidak mau tidur, segala cara saya sudah lakukan tp pas suami saya bernada tinggi disuruh tidur tetap dak mau akhirnya suami saya,dekatin anak kami tp anak kami malah melonjak dan memukul papa nya.eh tiba2 saya kaget suami malah menamparnya akhirnya menanggis. ini ke 2 kali nya suami saya menampar, sejak saya merit ama suami saya ini, dia tidak pernah menampar saya. tp kenapa sama anaknya sendiri maen tampar.sejak itu lah kami ribut soal tampar menampar, sejak kejadian tamparan pertama suamiku bilang dak mau lg menamparnya. tp sejak kejadian anak saya tidak bisa tidur akhir kena lah tamparan ke 2.tiap kali ribut suami saya selalu bilang saya tidak menurut ama dia. trus saya bilang apa saya tidak bole mengeluarkan suara saya, eh dia bilang malah mau ceraiin saya :( tiap kali ribut pasti ngomong nya seperti itu. saya jadi istri harus mengeluarkan pendapat dengan hati2 klo2 ribut lg. saya klo ribut sering dikatakan ngoblok sama suami saya, saya sedih sekali ..... adakah solusi yg terbaik untuk masalah saya ini????

    Pernah mendengar kalo laki-laki memiliki ego yang tinggi? Faktanya laki-laki memang ditakdiran sebagai pemimpin dlm keluarga, artinya ia ingin didengarkan dan dipatuhi, persoalan suami mau mendengarkan istri/tidak anggap saja sebagai sifat istimewa yg tidak tiap suami memilikinya. Syukuri apa yg sudah Tuhan berikan, dan setiap jengkel padda suami ingatlah kelebihan yg dimilikinya. Perbanyaklah diam pada batas tertentu bisa menjadi solusi sehingga ketika istri menyampaikan pendapatnya maka argumen si istri terasa lebih bernilai di mata suami. Namun kita punya tolak ukur sendiri, berilah suami kesempatan untuk melakukan perbaikan tentunya didahului teguran sehalus mungkin (Ingat egonya). Lihat sikon saat menegur, jangan sampai kita menegur saat suami lagi emosi karena bukan sj sia2 tapi juga mendatangkan malapetaka. Bila sampai pada waktunya dia tidak berusaha untuk berubah ambil tindakan tidak perlu lagi dengan kata-kata. Karena tindakan jauh lebih ampuh drpd berkata-kata. Misal jika suami masih menampar, jauhkan suami dari anak. Silahkan memilih sendiri caranya. Carilah sumber-sumber ilmiah dari pakar psikolog tentang perkembangan anak. Misalnya bahwa seorang anak pada usia 2-5 thn adalah usia membangkang. Si anak akan menolak hampir semua perintah ortunya, karena si anak ingin menunjukkan kemandiriannya pdhl kenyataannnya sebaliknya. Ini proses yg memang secara ilmiah akan terjadi. Anak saya 2thn tidak mau minum susu, tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak mau tidur bahkan tidak mau pakai baju. Setiap sy bilang "mas ayo minum susu" dia jawab "MMMooh!" sambil lari ngibrit bersembunyi dari sy. Begitu jg saat sy suruh mandi, tidur dan makan. Tidak ada yg anak patuhi pada usia balita adalah wajar. Tapi kitalah yg harus pintar2 memilih kata2. (Ingat si anak sedang dlm proses membangkang) Misal waktu minum susu tiba sy bilang "Mas ga usah minum susu ya..kan mas sudah ndut, susunya buat adik sj y"....Ajaib si anak berkata "AAAhh..susu buu..mau susu" (sambil merengek manja). Atau saat waktu tidur tiba, bermainlah terlebih dahulu di atas kasur, misal main rumah2an dgn selimut sambil lampu dimatikan. Saat mandi tibapun bisa disiasati sambil bermain. Ingatkan suami "apa yg kita tanam pada anak itulah yg kita tuai". Saat kita menamparnya, maka kita mengajarkan padanya bahwa menampar itu boleh2 saja! Semoga pengalaman sy bisa membantu, selamat mencoba..

    jam 1 pagi hari ini anak saya yg berusia 2 tahun tidak mau tidur, segala cara saya sudah lakukan tp pas suami saya bernada tinggi disuruh tidur tetap dak mau akhirnya suami saya,dekatin anak kami tp anak kami malah melonjak dan memukul papa nya.eh tiba2 saya kaget suami malah menamparnya akhirnya menanggis. ini ke 2 kali nya suami saya menampar, sejak saya merit ama suami saya ini, dia tidak pernah menampar saya. tp kenapa sama anaknya sendiri maen tampar.sejak itu lah kami ribut soal tampar menampar, sejak kejadian tamparan pertama suamiku bilang dak mau lg menamparnya. tp sejak kejadian anak saya tidak bisa tidur akhir kena lah tamparan ke 2.tiap kali ribut suami saya selalu bilang saya tidak menurut ama dia. trus saya bilang apa saya tidak bole mengeluarkan suara saya, eh dia bilang malah mau ceraiin saya :( tiap kali ribut pasti ngomong nya seperti itu. saya jadi istri harus mengeluarkan pendapat dengan hati2 klo2 ribut lg. saya klo ribut sering dikatakan ngoblok sama suami saya, saya sedih sekali ..... adakah solusi yg terbaik untuk masalah saya ini????