Apakah yang Dapat Orang Tua Lakukan untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak?

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T603B
Nara Sumber: 
pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo
Abstrak: 
Orang yang sehat mental sadar akan kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja produktif dan bermanfaat, mampu membuat keputusan yang tepat, berkontribusi terhadap komunitasnya, berguna bagi masyarakat terutama bagi kerajaan Tuhan, gangguan mental secara umum disebabkan oleh faktor keturunan, situasi lingkungan sebelum lahir dan kimia dalam otak, tiga hal yang memengaruhi kesehatan mental seseorang, yaitu hubungan keluarga, makan yang bergizi dan sehat serta penggunaan smartphone atau HP dengan bijaksana.
Audio
MP3: 
Play Audio: 


Ringkasan
T 603B "Apakah Yang Dapat Orang Tua Lakukan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak?"(I) 
dpo.Pdt.Dr.Vivian A.Soesilo

World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia memberi definisi kesehatan mental sebagai "keadaan sejahtera di mana seseorang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat serta mampu membuat keputusan yang tepat, dapat berkontribusi terhadap komunitasnya".

Dengan kata lain orang yang sehat secara mental ialah orang yang:

  1. Dalam keadaan sejahtera. Kita tahu sumber damai sejahtera kita adalah pemberian dari Tuhan Yesus Kristus seperti yang tertulis di Yohanes 14:27, (TB2) "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan Aku memberi kepadamu tidak seperti dunia memberi. Janganlah gelisah dan gentar hatimu".
  2. Sadar akan kemampuannya sendiri. Orang sehat mental tahu kekurangan dan kelebihannya sendiri. Kalau kurang mampu tidak merasa rendah diri, tetapi sedapat mungkin terus melengkapi diri sendiri. Kalau mampu sama sekali tidak sombong, bersyukur dan berusaha dapat menolong orang lain.
  3. Dapat mengatasi tekanan-tekanan hidup yang normal. Berbagai tekanan hidup yang normal merupakan bagian dalam kehidupan. Kita semua tahu hidup itu banyak tantangan yang dapat membuat orang tertekan dan stres. Tetapi orang yang sehat mentalnya dapat menghadapi dan mengatasinya dengan bantuan Tuhan.
  4. Dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat. Orang sehat mental bukan hanya dapat hidup dengan normal, tetapi juga dapat produktif dan bermanfaat, berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan terutama Tuhan.
  5. Mampu membuat keputusan yang tepat. Orang yang sehat mental dapat berpikir dengan baik, menimbang-nimbang berbagai aspek, berdoa minta kehendak Tuhan, saran dari orang-orang yang bagus rohaninya sebelum mengambil keputusan yang tepat.
  6. Dapat kontribusi untuk komunitasnya. Hidup seseorang dapat lebih berguna kalau hidup bukan untuk kepentingan diri sendiri atau keluarga sendiri saja, tetapi dapat berkontribusi untuk masyarakat luas, melayani Tuhan dan sesama.

Gangguan mental adalah hal biasa. Sekitar 1 dari 5 orang dewasa menderita gangguan mental. Bahkan setelah pandemi gangguan mental menjadi 1 dari 4 orang. Gangguan mental dapat dimulai pada usia berapa pun, mulai dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa akhir, namun sebagian besar kasus dimulai pada awal kehidupan. Dampak gangguan mental bisa bersifat sementara atau jangka panjang. Ada orang bisa mengalami lebih dari satu gangguan kesehatan mental pada saat bersamaan. Misalnya, ada orang mungkin mengalami depresi dan gangguan penggunaan narkoba. Gangguan mental secara umum diduga disebabkan oleh berbagai faktor genetik dan lingkungan:

  • Faktor keturunan.
    Gangguan mental lebih sering terjadi pada orang yang berkeluarga atau saudara sedarahnya juga menderita gangguan mental. Gen tertentu dapat meningkatkan risiko terkena gangguan mental, dan situasi hidup yang dihadapi seseorang mungkin dapat memicunya.
  • Situasi lingkungan sebelum lahir.
    Faktor stres lingkungan, kondisi peradangan, racun, alkohol atau obat-obatan saat masih dalam kandungan terkadang dapat dikaitkan dengan gangguan mental.
  • Kimia dalam otak.
    Neurotransmitter adalah bahan kimia otak yang secara alami membawa sinyal ke bagian lain otak dan tubuh seseorang. Ketika jaringan syaraf yang melibatkan bahan kimia ini terganggu, fungsi reseptor syaraf dan sistem syaraf berubah, menyebabkan depresi dan gangguan emosional lainnya. Sering kali kesehatan mental dihubungkan dengan kebahagiaan.

Setiap tahun ada "Mental State of the World Report" -- Laporan Keadaan Mental di Dunia.

Dan tahun ini diumumkan pada permulaan Maret 2024. Menurut laporan itu Republik Dominika dan Sri Lanka paling tinggi angkanya dalam hal kesehatan mental, artinya penduduknya paling sehat mentalnya. Namun dalam daftar "World Happiness Report" -- Laporan Kebahagiaan Dunia, Republik Dominika berada pada nomor 73 dan Sri Lanka nomor 112, bukan negara yang paling bahagia di dunia. Apa yang terjadi?

Ternyata hasil penelitian menunjukkan ada 3 hal yang sangat memengaruhi kesehatan mental seseorang, yaitu:

  1. Hubungan keluarga
  2. Makan ‘Ultra Processed Foods’
  3. Penggunaan smartphone atau HP

Ketiga hal di atas dapat saling kait mengait. Hubungan keluarga yang kurang sehat, ditambah orang tua yang terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan sehingga sering membeli makanan yang kurang sehat, cepat saji, serta kecanduan smartphone dapat memerparah kesehatan mental anak.

• Hubungan keluarga yang sehat, kuat dan berelasi dengan orang lain.

Untuk memiliki hubungan keluarga yang sehat dan kuat harus didasari pada hubungan suami istri yang sehat dan kuat. Kalau hubungan suami dan istri itu berantakan, sulit memiliki hubungan yang sehat dan kuat dengan anak. Dalam keluarga yang sehat, selain hubungan suami istri itu sehat, hubungan orang tua dan anak juga harus sehat. Orang tua mau menyediakan waktu untuk bersama dengan anak dan mendukung anak-anaknya. Selain memiliki hubungan keluarga yang sehat, penting sekali anak dan orang tua juga dapat berelasi dengan orang lain. Di luar keluarga, baik anak maupun orang tua, ada teman-temannya yang dapat saling mendukung juga.

• Makan yang bergizi dan sehat

"Mental State of the World Report" menyatakan orang yang makan makanan ‘Ultra Processed Foods’ (UPF) berisiko lebih tinggi 3 kali lipat kena masalah mental. UPF itu termasuk makanan yang ada bahan pengawet, pemanis, pewarna, perasa, biasanya supaya makanan dapat bertahan lebih lama. Contoh UPF seperti misalnya ‘ice-cream’, ham, sausage, chips, roti yang diproduksi massal, sup instant, cereal tertentu, minuman berkarbonasi seperti coca cola dan minuman beralkohol termasuk whisky, gin dan rum. Untuk menjaga kesehatan mental keluarga, berusahalah agar anak diberi makan yang sehat dan bergizi, banyak sayur dan buah-buahan segar.