T 603 B "APAKAH YANG DAPAT ORANG TUA LAKUKAN UNTUK MENJAGA KESEHATAN MENTAL ANAK?" (I)
oleh Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo
Kata kunci: Orang yang sehat mental sadar akan kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja produktif dan bermanfaat, mampu membuat keputusan yang tepat, berkontribusi terhadap komunitasnya, penyebab gangguan mental faktor keturunan, situasi sebelum lahir, kimia dalam otak.
TELAGA 2024
Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi dimana pun Anda berada. Anda kembali bersama kami acara TELAGA (TEgur Sapa GembaLA KeluarGA). Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya, Yosie, akan berbincang-bincang dengan Ibu Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo, beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling keluarga dan perbincangan kami kali ini tentang "Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak?" bagian pertama. Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Y: Shalom, Bu Vivian.
VS: Shalom, Yosie.
Y: Wah, temanya sangat menarik dan tentunya sangat dibutuhkan untuk mendidik anak di zaman milenial ini. Kalau menurut pengertiannya sendiri, kesehatan mental itu sebetulnya apa, Bu?
VS: Saya mau menggumulkan apa definisinya berdasarkan apa yang dikatakan oleh WHO (World Health Organization), organisasi kesehatan dunia. Memberi definisi kesehatan mental ini sebagai keadaan sejahtera dimana seseorang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal. Dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat dan mampu membuat keputusan yang tepat serta dapat kontribusi terhadap komunitasnya. Wah, panjang sekali, saya bagi sedikit demi sedikit. Dengan perkataan lain, orang yang sehat mental itu menurut WHO, pertama dalam keadaan sejahtera. Kita tahu sebagai umat Kristen, ini damai sejahtera datangnya dari Tuhan Yesus Kristus seperti yang tertulis di Yoh. 14:27, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu". Jadi damai sejahtera yang sesungguhnya bagi kita umat Kristen adalah damai sejahtera yang datang dari Tuhan Yesus, tidak sama seperti yang di dunia. Inilah damai sejahtera sesungguhnya. Lalu bagian kedua dari definisi itu dikatakan, sadar akan kemampuannya sendiri. Orang yang sehat mental itu tahu kekurangan dan kelebihannya diri sendiri. Kalau dia memang kurang mampu, dia tidak merasa rendah diri, tetapi sedapat mungkin terus melengkapi diri sendiri, belajar. Tapi kalau sudah mampu, sama sekali tidak boleh sombong dan bersyukurlah kepada Tuhan dan berusaha dapat menolong orang lain dengan kemampuannya. Lalu bagian yang ketiga, dapat mengatasi tekanan-tekanan hidup yang normal. Orang semua hidup, akan ada tekanan hidup yang normal merupakan apa? Ini adalah bagian dari kehidupan, kita semua tahu hidup itu banyak tantangan yang dapat membuat orang tertekan dan stres, tetapi orang yang sehat mentalnya dapat menghadapi tekanan hidup itu dan mengatasinya dengan bantuan Tuhan. Jadi kalau tekanan hidup datang, ya datang kepada Tuhan, minta tolong. Kita bisa menghadapinya bersama Tuhan. Bagian yang lain adalah dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat. Orang yang sehat mental bukan hanya dapat hidup dengan normal, tapi juga dapat produktif dan bermanfaat, berguna bagi diri sendiri, berguna bagi keluarga, berguna bagi masyarakat dan terutama berguna bagi Kerajaan Tuhan. Jadi produktif dan bermanfaat, kita tidak hidup untuk diri sendiri, tapi kita hidup juga untuk Tuhan dan berguna untuk masyarakat. Lalu definisi yang lain, mampu membuat keputusan yang tepat. Orang yang sehat mentalnya dapat berpikir dengan baik, menimbang-nimbang berbagai aspek kehidupan, berdoa minta kehendak Tuhan, minta saran dari orang-orang yang bagus rohaninya. Orang ini bijaksana, sebelum mengambil keputusan yang tepat tentang apapun juga, terutama hal-hal yang penting ini harus lebih banyak berdoa. Yang penting seperti seandainya orang ini mau kuliah dimana? Jurusan apa? Orang mau mencari pasangan hidup. Nah, pekerjaan itu penting, harus banyak berdoa dan lain sebagainya. Lalu dapat kontribusi untuk komunitasnya. Hidup seseorang lebih berguna kalau hidup bukan untuk kepentingan sendiri, atau untuk keluarga sendiri saja, tidak untuk orang-orang lain, tetapi orang yang sehat mental itu mau berkontribusi untuk masyarakat luas, melayani Tuhan dan mau memuliakan Nama Tuhan. Itulah definisi orang yang sehat mental.
Y: Wow, terima kasih, sangat jelas mendalam definisi dan penjelasan Ibu tentang sehat mental. Sebaliknya menarik Bu, karena kita mau belajar yang sehat mental, kita tentu perlu membandingkan dengan gangguan mental, sehingga bisa nanti kita melihat dengan lebih jeli, gangguan mental seperti apa, Bu Vivian?
VS: Nah, ternyata ada orang menganggap orang gangguan mental itu orang gila, harus di Rumah Sakit Jiwa. Gangguan mental ternyata suatu hal yang biasa, tidak semua orang gangguan mental itu sakit jiwa. Ternyata sekitar 1 dari 5 orang dewasa menderita gangguan mental, bahkan setelah pandemi ternyata gangguan mentalnya menjadi 1 dari 4 orang.
Y: Semakin banyak, ya Bu.
VS: Karena stresnya masa pandemi. Gangguan mental dapat dimulai pada usia berapa pun juga, mulai dari masa kanak-kanak, sehingga masa dewasa akhir, namun sebagian besar kasus dimulai pada awal kehidupan. Mulai bayi sudah.
Y: Bisa terjadi ya, Bu, gangguan mental.
VS: Ya terus sampai usia akhir. Dampak gangguan mental bisa bersifat sementara atau jangka panjang. Sementara hanya berapa saat, tapi jangka panjang bertahun-tahun. Ada orang bisa mengalami lebih dari satu gangguan mental pada saat yang yang bersamaan, misalnya ada orang mungkin mengalami depresi lalu gangguan penggunaan narkoba. Gangguan mental secara umum diduga disebabkan oleh berbagai faktor genetik dan lingkungan. Jadi ada yang pertama faktor keturunan. Gangguan mental lebih sering terjadi pada orang yang keluarga atau saudara sekandungnya, sedarah menderita gangguan mental. Ada gen tertentu dapat meningkatkan risiko terkena gangguan mental. Situasi hidup yang dihadapi seseorang mungkin dapat memicunya. Ada yang lain, situasi lingkungan sebelum lahir. Faktor stres lingkungan, kondisi peradangan, racun, alkohol atau obat-obatan saat masih dalam kandungan terkadang dapat dikaitkan dengan gangguan mental.
Y: Malah sebelum lahir sudah bisa terkena risiko ini.
VS: Kalau ibunya ternyata makan-makan dan minum-minum yang tidak beres, mengganggu kesehatan mental janinnya nanti. Lalu kimia dan otak, ini neurotransmitter adalah bahan kimia otak yang secara alami membawa sinyal ke bagian lain otak dan tubuh seseorang. Ketika jaringan syaraf yang melibatkan bahan kimia itu terganggu, fungsi reseptor syaraf dan sistim syaraf berubah menyebabkan depresi dan gangguan emosional lainnya. Ini yang mengurusi ya orang yang ahli syaraf, perlu obat-obatan supaya dapat disembuhkan. Ternyata seringkali orang melihat gangguan mental ini dikaitkan sebagai sakit jiwa, kalau ada keturunannya, tapi tidak semuanya ada karena stres kehidupan. Dan orang melihat kesehatan mental dihubungkan dengan orang bahagia pastinya Oke.
Y: Pastinya sehat.
VS: Ternyata ini setiap tahun, "Mental State of the the World Report" (Laporan Keadaan Mental di dunia ini) diberikan dan tahun 2024 sudah diumumkan pada bulan Maret 2024. Menurut laporan itu, Republik Dominica dan negara Sri Lanka paling tinggi angkanya dalam hal kesehatan mentalnya. Artinya penduduk di Republik Dominica dan Sri Lanka paling sehat mentalnya, tapi dalam daftar "World Happiness Report", (Laporan Kebahagiaan Dunia), ini yang juga diumumkan setiap tahun, seringkali juga bulan Maret, ternyata Republik Dominica pada urutan 73, jauh sudah dibawah dan Sri Lanka malah lebih bawah lagi, 112. Jadi ternyata ini negara Republik Dominica dan Sri Lanka yang dianggap paling tinggi kesehatan mentalnya, tapi kebahagiaannya rendah. Jadi orang yang negaranya bahagia belum tentu sehat mentalnya. Lho, apa yang terjadi?
Y: Menarik ya Bu, ternyata tidak sinkron. Silakan dilanjutkan, Bu.
VS: Ternyata hasil penelitian menunjukkan ada tiga hal yang sangat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Tiga hal itu adalah hubungan keluarga dan kedua makan "Ultra Processed Foods" dan ketiga penggunaan smartphone atau HP. Saya jelaskan ini ternyata ketiga hal ini saling kait-mengait. Hubungan keluarga yang kurang sehat, itu seringkali karena orang tuanya terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan, seringkali lalu kalau makan sudah sembarangan saja, yang cepat saji.
Y: Instant food.
VS: Yang instant food, lalu kurang sehat dan serta orang-orang ini yang kecanduan smartphone, HP lalu saling kait-mengait ketiga hal itu lalu kurang sehat. Malah orang yang lebih professional yang tidak memerhatikan hal ini malah tidak sehat mentalnya. Itulah kait-mengait. Sekarang saya mau melihat yang pertama, hubungan keluarga yang sehat kuat dan berelasi dengan orang lain, itu salah satu penentu sehat mental atau tidak. Jadi untuk memiliki hubungan keluarga yang sehat dan kuat harus didasari hubungan suami istri yang sehat dan kuat. Kalau hubungan suami istri tidak sehat, nanti anak-anaknya juga tidak bisa kuat. Bila hubungan suami istri berantakan, sulit memunyai hubungan orang tua dan anak yang baik. Jadi dalam keluarga yang sehat, selain hubungan suami istri harus sehat dan kuat, hubungan orang tua dan anak juga harus sehat. Orang tua mau menyediakan waktu untuk bersama dengan anak, mendukung anak-anaknya. Jadi harus ada waktu untuk bersama.
Y: "Family time".
VS: "Family time" dan juga mau untuk membantu dalam sekolahnya dan bagaimana juga, ada waktu juga untuk rekreasi bersama. Selain memiliki hubungan keluarga yang sehat, penting sekali anak dan orang tua juga dapat berelasi dengan orang lain. Di luar keluarga, baik anak maupun orang tua, ada teman-temannya yang dapat saling mendukung juga. Jadi keluarga yang sehat menurut WHO, ini bukan hanya dalam keluarga saja. Satu keluarga tidak mau tahu orang lain, tidak boleh, ini keluarganya sehat, tapi ada teman-teman di luar keluarga. Anak ada temannya, orang tua juga ada temannya. Ini yang dikatakan sehat. Itulah yang pertama.
Y: Menarik, ya.
VS: Keluarga yang sehat, pertama hubungan keluarga sehat kuat dan berelasi dengan orang lain. Hal yang kedua yang dikatakan oleh peneliti adalah makanan yang bergizi dan sehat. "Mental State of the World Report" menyatakan orang yang makan makanan "Ultra Processed Foods" berisiko lebih tinggi 3x lipat kena masalah mental. Apakah itu "Ultra Processed Foods"? Ternyata definisi mereka UPF termasuk makanan yang ada bahan pengawetnya, ada pemanisnya, ada pewarnanya, ada perasanya, biasanya supaya makanan itu bertahan lebih lama dan lebih kriuk-kriuk, enak ! UPF diberitahu termasuk ‘ice cream’, ham, sausage, chips, kripik, enak….lalu roti yang diproduksi secara massal, supaya tidak cepat rusak harus ada pengawetnya yang banyak. Termasuk sup yang instant, cepat saji, termasuk cereal tertentu, minuman yang berkarbonasi, seperti coca cola, enak tapi kurang baik. Juga minuman beralkohol termasuk ‘whisky’, ‘gin’ (minuman beralkohol) dan rhum. Untuk menjaga kesehatan mental keluarga, berusahalah anak dan seluruh keluarga diberi makanan yang sehat, yang bergizi, banyak sayur dan buah-buahan segar.
Y: Luar biasa ternyata, Bu Vivian. Kita tadi membahas bagaimana anak sehat mental, tetapi tidak hanya langsung, tetapi faktor makanan bisa memengaruhi kesehatan mental mereka, karena itu sebagai orang tua kita juga harus memerhatikan faktor ini.
VS: Betul.
Y: Terabaikan.
VS: Orang tua sibuk dengan pekerjaan, kegiatan masing-masing. Makanan yang anak-anak suka.
Y: Fried chicken, sosis, es krim, minuman masa kini banyak pemanisnya, banyak anak zaman sekarang menyebabkan sakit yang akut. Ternyata kita sebagai orang tua bertanggungjawab terhadap anak-anak kita.
VS: Ya.
Y: Berikutnya tentang penggunaan smartphone yang Bu Vivian tadi singgung, ini pasti juga berdampak sangat besar.
VS: Pada zaman sekarang memang smartphone, HP, semuanya penting. Kita di era digital, tapi bagaimana menggunakannya dengan bijaksana. "Mental State of the World Report" juga menyebutkan, semakin berusia dini dalam penggunaan smartphone akan semakin parah sewaktu dewasa dalam hal kesehatan mental. Disini saya menggunakan smartphone, karena ada orang yang menggunakan HP jadoel yang tidak bisa untuk game dan lain-lain, bukan itu yang dimaksudkan. Ini Hp yang bisa untuk games, internet dan lain-lain. Hasil penelitian menyebutkan krisis kesehatan mental disebabkan oleh penggunaan medsos yang berlebihan, menyebabkan orang kesepian, kekurangan tidur dan kekurangan keterampilan sosial. Karena apa? Terus-menerus di smartphone sampai penglihatan tidak beres, hubungan sosial tidak ada, kurang tidur, bahkan lebih banyak anak dibawah usia 19 tahun bunuh diri atau menyakiti diri sendiri dan gangguan makan naik 200%.
Y: Mengerikan ya Bu, risikonya.
VS: Karena ini gangguan dari orang-orang lain, ada yang namanya ‘bullying’, mereka tidak diterima oleh masyarakatnya. Pada tanggal 20 Mei 2024, beberapa bulan yang lalu para ahli dari berbagai bidang dan pemerintah mengadakan kampanye, "Let Them Be Kids", artinya biarlah mereka menjadi anak-anak, menganjurkan supaya anak-anak di bawah 16 tahun tidak berhubungan dengan medsos. Mereka mengadakan survei terhadap 3000 pengguna medsos termasuk para remaja, ini maksudnya adalah menggunakan tetap Hp digunakan untuk edukasi, untuk sekolah, untuk riset memang penting. Tapi ini penggunaan medsos untuk rekreasi, games dan lain sebagainya. Survei terhadap 3000 pengguna medsos termasuk para remaja ternyata ini jajak pendapat menunjukkan 70% para remaja mengalami pengalaman negatif di medsos, tinggi! Satu dari tiga remaja melihat isi medsos yang traumatis yaitu menganggap mereka lebih traumatis setelah melihat dan 45% mengalami kekerasan dan pelecehan dari medsos itu; 1 dari 4 mengalami ’cyber bullying’ atau diolok-olok, dicaci maki di dunia maya. Atau dilecehkan secara seksual melalui internet dan 59% ditipu dengan orang disana.
Y: Di dunia maya tadi.
VS: Ya dan satu dari 10 menjadi korban pornografi, jadi ini adalah hasil pendapat. Sekarang beberapa orang yang ahli dalam bidangnya, menemukan apa yang tentang penggunaan medsos ini. Seorang bernama Prof. Phillip Morris, dari "National Association of Practicing Psychiatrists", orang ahli dalam psikiater, menyebutkan anak-anak belum dapat mengendalikan diri, anak-anak tidak mengerti apa itu risiko dan hal-hal yang bersifat pribadi. Dan anak-anak belum mampu untuk mengambil keputusan yang bijaksana, anak-anak seringkali mendapat materi yang tidak pantas dan merusak di medsosnya mereka. Dapat merusak kehidupannya, masalah lainnya, menurut Prof. Phillip adalah konsentrasi. Orang yang banyak menggunakan medsos membuat anak-anak tidak berkonsentrasi, tidak bisa fokus, tidak bisa membayangkan sesuatu yang baik untuk masa depan, tidak bisa bermimpi mau menjadi apa yang berguna, tidak bisa, karena berbagai aplikasi bersifat addiktif. Bukan hanya Prof. Phillip Morris ternyata Prof. Selena Bartlett, sudah menjadi ahli syarat selama lebih dari 30 tahun, memeringati para orang tua tentang krisis besar dan dampak medsos pada anak-anak. Setiap hari Prof. Selena melihat anak-anak yang bunuh diri dan menyakiti diri. Para orang tua diminta untuk mengatur penggunaan dari medsos ini dengan bijaksana karena di tahun 2024 ini medsos berbagai perangkat canggih, HP, permainan merupakan tempat yang sangat bahaya untuk anak-anak. Mereka paling bahaya pada waktu berada di kamar tidur dan kamar mandi. Terjadi pornografi, terjadi macam-macam sehingga banyak yang bunuh diri. Medsos berbahaya dan beracun, anak dapat di’bully’, ditertawakan, dibuat tidak bisa menerima dirinya sendiri. Nah, internet sangat diperlukan untuk pendidikan, tetapi penggunaan yang tidak terkendali dapat merusak iman anak, bahkan kehidupan anak itu sendiri.
Y: Ternyata panjang juga penggunaan smartphone berdampak pada kesehatan mental anak, selain tentunya hubungan keluarga dan asupan makanan yang kita terima. Mungkin karena sangat menarik dan dampaknya sangat penting, kita bahas di bagian kedua, ya Bu Vivian.
VS: Nanti di bagian kedua, kita akan membahas waktu yang tepat itu kapan? Penggunaan Smartphone.
Y: Kita bisa mengantar anak-anak ini, pas di waktu yang terbaik.
Terima kasih banyak, Bu Vivian untuk bagian yang pertama ini. Saya percaya apa yang sudah dipaparkan membuka wawasan baru, untuk kami sebagai orang tua. Nanti kita lanjutkan di bagian kedua.
VS: Baik, terima kasih.
Y: Para pendengar sekalian, terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Ibu Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo dalam acara Telaga (TEgur sapa gembaLA keluarGA), kami baru saja berbincang-bincang tentang "Apakah Yang Dapat Orang Tua Lakukan untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak" bagian ke satu. Bagi Anda berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami melalui surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK), Jl. Cimanuk 56 Malang atau Anda juga dapat mengirimkan email ke telaga@telaga.org; kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org; saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.