Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya, Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling. Perbincangan kami kali ini tentang "Penyebab Perselingkuhan Meluas". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
GS : Berita perselingkuhan yang hampir setiap hari kita dengar ternyata bukan hanya dilakukan oleh orang-orang non-kristen, Pak Paul. Orang-orang Kristen bahkan dalam gereja pun seringkali dijumpai adanya perselingkuhan. Hal seperti ini saya rasa tidak pernah kita alami sekitar 30 atau 20 tahun yang lalu.
PG : Ya.
GS : Sebenarnya faktor-faktor apa yang membuat perselingkuhan itu begitu meluas, Pak Paul ?
PG : Penyebab pertama mengapa perselingkuhan begitu meluas sekarang ini adalah karena bertambah mudahnya dan cepatnya sarana berkomunikasi. Sebagaimana kita ketahui, perselingkuhan adalah sebuah relasi dan semua relasi dibangun di atas komunikasi. Dengan bertambah mudah dan cepatnya sarana berkomunikasi, bertambah mudah dan cepat pula relasi selingkuh berkembang. Jika di masa lampau kita harus bersurat-suratan atau berhubungan lewat telepon darat, sekarang kita bisa berhubungan suara ataupun tatap muka lewat layar kaca dalam waktu sekejap. Singkat kata kemudahan berkomunikasi telah menyediakan kemudahan bagi kita untuk menjalin relasi dengan orang. Bukan saja secara mudah tetapi juga secara rahasia. Alhasil relasi selingkuh pun lebih mudah disembunyikan. Ini makin menggoda orang untuk melakukannya karena sekarang resiko tertangkap basah berkurang secara drastik.
GS : Tetapi bukankah kita tidak bisa menyalahkan perkembangan komunikasi yang sedemikian cepatnya, Pak Paul ? Bukankah ini juga tergantung pada si pengguna alat-alat itu ? Ini seperti pisau yang bisa digunakan untuk hal yang negatif atau yang positif.
PG : Betul sekali. Untuk hal yang positif kita bisa memberitahu orang tentang sesuatu dengan cepat. Tapi negatifnya adalah bisa digunakan untuk berselingkuh. Sebab memang begitu mudahnya, begitu gampangnya dilakukan, begitu murahnya dan begitu terahasianya, sehingga hubungan itu dengan mudah bisa berkembang. Beda sekali dengan dulu. Kalau orang mau berselingkuh, dia harus tulis surat kapan mau bertemunya atau dia harus berkunjung dia harus memberitahukannya dulu. Memang repot. Tapi sekarang, orang tidak usah melalui semua itu bisa menjalin sebuah relasi lewat alat di tangan mereka.
GS : Ya. Ini memang tergantung bagaimana kedisiplinan seseorang dalam menggunakan alat-alat komunikasi itu.
PG : Betul sekali. Sekali lagi kita tidak menyalahkan kemajuan teknologi. Kita hanya mau menjawab penyebab mengapa perselingkuhan meluas dengan begitu cepatnya. Artinya kenapa begitu banyak orang berselingkuh dewasa ini. Salah satunya ya karena mudah sekali berkomunikasi dengan orang secara rahasia. Tidak usah diketahui oleh siapa-siapa dan tidak usah kemana-mana.
GS : Iya. Tapi itu sebenarnya harus menjadikan seseorang lebih waspada dalam berselingkuh, Pak Paul. Karena berita perselingkuhan itu dapat tersebar dalam waktu yang sangat cepat.
PG : Itu juga betul. Kadang-kadang orang juga bisa memfoto pasangan ini selingkuh berduaan dimana. Foto itu bisa diunggah dan disebarkan kepada orang-orang.
GS : Iya. Apa penyebab yang lainnya, Pak Paul ?
PG : Penyebab kedua mengapa perselingkuhan begitu meluas sekarang ini adalah karena perubahan nilai masyarakat yang makin permisif yang membuat perselingkuhan tidak terlalu tampak jahat dan buruk. Segala sesuatu akan menjadi biasa bila sering dilakukan. Itulah yang terjadi dengan perselingkuhan. Pada akhirnya kita menjadi lebih berani melakukan perselingkuhan karena konsekuensi yang mesti ditanggung secara sosial tidaklah terlalu berat lagi. Sesungguhnya bukankah perselingkuhan itu sebuah dosa dan semua dosa berdampak langsung pada relasi kita dengan Tuhan. Dosa merusak relasi kita dengan Tuhan. Selain itu perselingkuhan juga berdampak langsung pada relasi kita dengan orang. Dosa merusak relasi kita dengan orang tua, dengan pasangan, anak-anak serta kerabat dan saudara seiman lainnya. Singkat kata, perselingkuhan bukanlah hal biasa dan sepele. Ya. Perselingkuhan bukan saja menyakiti hati tapi juga menghancurkan hidup orang yang mengasihi kita. Walaupun masyarakat tidak lagi menjatuhkan sanksi berat terhadap perselingkuhan, ingatlah bahwa perselingkuhan mengundang hukuman Tuhan. Tanggung jawab kita berakhir bukan dengan manusia melainkan Tuhan dan Dia akan menuntut tanggung jawab kita atas perbuatan kita melanggar perintah-Nya dan menghancurkan hidup orang lain. Jadi, kesimpulannya adalah manusia boleh saja menoleransi dosa tapi Tuhan tidak pernah.
GS : Iya. Ada sebagian orang yang memang menganggap perselingkuhan itu bukan perzinahan, Pak Paul. Sehingga mereka menganggap, "Tidak apa-apa. Bukankah tidak ada ‘Jangan berselingkuh’? Yang ada hanya ‘jangan berzinah’." Tetapi pada hakekatnya perselingkuhan itu sama dengan perzinahan.
PG : Betul. Hubungan di luar nikah dengan orang lain adalah sebuah perzinahan ya. Memang kata "selingkuh" adalah kata yang lebih netral, "perzinahan" adalah kata yang sarat dengan nilai-nilai moral. Makanya orang lebih sering menggunakan kata "perselingkuhan". Harus kita akui juga karena masyarakat sekarang lebih permisif akhirnya hal-hal seperti ini lebih ditoleransi meskipun saya tahu orang tidak setuju tapi orang akan diamkan. Karena itulah makin banyak orang yang melakukannya, makin beranilah orang melakukannya karena tidak ada lagi konsekuensi atau sanksi sosial.
GS : Saya kira bukan hanya masyarakat. Bahkan di dalam gereja pun, gereja kurang berani bersikap tegas terhadap perselingkuhan.
PG : Betul. Memang tidak banyak hamba Tuhan yang berani untuk mengkonfrontasi orang yang jatuh dalam dosa perzinahan ini. Saya mengerti karena banyak juga yang takut salah tuduh, tidak jelas faktanya, orang tersinggung karena kita sudah menuduhnya. Akhirnya ada kecenderungan, "Sudahlah diamkan saja, dia bertanggung jawab kepada Tuhan." Tapi sebetulnya tugas kita sebagai hamba Tuhan adalah menegur ya. Kalau kita tidak mau menghakimi dengan langsung, ya jangan. Tapi setidaknya kita bertanya apakah benar demikian. Sebab waktu kita bertanya orang itu akan tahu bahwa perbuatannya telah diketahui. Dia bisa berkelit dan sebagainya, itu benar, tapi dalam hati dia akan lebih waspada karena sekarang dia tahu bahwa kita tahu. Jadi, sebagai sesama saudara seiman atau hamba Tuhan kita tidak boleh ragu menegur soal ini.
GS : Iya. Atau kalau orang itu sudah menyesali perbuatannya, sebenarnya gereja juga harus bisa menerima, Pak Paul. Kadang-kadang orang yang pernah berselingkuh sekalipun dia sudah bertobat tapi gereja tidak bisa menerima lagi.
PG : Betul, ada yang seperti itu. Saya kira itu ekstrem yang tidak sehat ya. Kalau ada orang bertobat ya kita harus menerimanya.
GS : Penyebab lainnya apa, Pak Paul ?
PG : Penyebab ketiga mengapa perselingkuhan begitu meluas sekarang ini adalah karena manusia makin cepat tidak puas dan makin ingin cepat dipuaskan. Pada masa sekarang daya tahan menanggung derita merosot drastik, Pak Gunawan. Kita tidak lagi tahan berlama-lama di dalam ketidakpastian dan kesusahan. Itu sebab godaan berselingkuh bertambah kuat karena perselingkuhan menawarkan jalan keluar dan pemuasan yang cepat. Masalahnya adalah segala sesuatu yang cepat cenderung tidak bertahan lama dan bersifat dangkal. Tidak semua perselingkuhan didahului oleh masalah rumah tangga. Itu betul. Tapi hampir semua perselingkuhan didahului oleh ketidakpuasan. Ketidakpuasan inilah yang mendorong kita untuk mencari pemuasan dan perselingkuhan menawarkan pemuasan yang segera. Itu sebab kita mesti cepat berbuat sesuai dengan ketidakpuasan yang kita rasakan. Mungkin kita harus mencari pertolongan untuk mencari akarnya dan menyelesaikan ketidakpuasan itu. Atau setidaknya kita harus berbicara kepada pasangan kita supaya ketidakpuasan itu tidak berlanjut. Tapi terpenting adalah kita mesti berusaha mencukupkan diri memuaskan diri dengan apa yang kita miliki dan terima dalam pernikahan kita. Kita harus menggali, memaksimalkan apa yang ada dalam pernikahan bukan mencari pemuasan di luar pernikahan. Kita pun patut mengingat bahwa rumput di pekarangan tetangga selalu lebih hijau daripada rumput di pekarangan sendiri. Sewaktu mendekat, barulah kita melihat bahwa rumput di pekarangan tetangga sama hijaunya atau sama tidak hijaunya dengan rumput di pekarangan sendiri.
GS : Iya. Karena memuaskan pasangan itu juga hampir-hampir mustahil, Pak Paul. Tuntutan pasangan dan apa yang bisa kita lakukan itu sulit untuk mencapai titik temunya. Kalau alasannya memang karena tidak puas, ya memang selamanya tidak akan puas. Tapi bukankah itu bukan alasan untuk berselingkuh ?
PG : Ya. Betul sekali. Ya karena memang sebagai masyarakat kita makin cepat tidak puas dan makin ingin cepat dipuaskan. Jadi, makin banyaklah orang yang berselingkuh, Pak Gunawan. Disiplin ketahanan untuk menanggung ketidakpuasan itu makin berkurang sekarang ini. Jadi, ini memang menggejala di masyarakat dan mesti kita waspadai.
GS : Cepat bosan juga, Pak Paul. Cepat bosan sehingga ingin mencoba sesuatu yang baru. Ada sebagian orang yang berselingkuh itu bukan hanya karena tidak puas tetapi karena ingin mencari sensasi tersendiri dalam perselingkuhan itu. Ingin coba-coba saja.
PG : Betul. Dan itu lahir dari ketidakpuasan atau kejenuhan. Kenapa ? Sebab seperti yang sudah kita singgung tadi, begitu banyak orang yang tidak kuat menahan kejenuhan, menahan keajegan yang sama, mesti mencari sesuatu yang berbeda atau bervariasi.
GS : Iya. Karena perselingkuhan ini sifatnya diharapkan hanya sementara, maka orang beranggapan tidak ada salahnya dicoba. Misalnya saja pada waktu keluar kota, rapat atau apa.
PG : Ya.
GS : Insidentil. Setelah itu ya dibuang. Maunya begitu. Tapi biasanya jadi terikat.
PG : Iya, betul. Kalau orang berselingkuh dengan pola seperti itu biasanya berulang kali, Pak Gunawan. Kalau orang berselingkuh menjalin relasi, ia mungkin sekali tidak berulang kali tapi akan terus bersama dengan relasi selingkuhnya itu untuk waktu yang panjang.
GS : Jadi, ada yang suka berganti-ganti pasangan tapi juga ada yang agak lama dengan orang yang sama selama masih belum ketahuan ya.
PG : Betul.
GS : Kalau penyebab yang keempat apa, Pak Paul ?
PG : Yang keempat kenapa perselingkuhan sekarang ini makin luas adalah karena pihak yang berinisiatif melakukannya bukan hanya lelaki tapi juga wanita. Pada masa lampau umumnya lelakilah yang berinisiatif berselingkuh dan wanita hanya menanggapinya. Sekarang baik lelaki maupun wanita sama-sama berinisiatif untuk berselingkuh. Tidak bisa tidak makin banyaklah kasus perselingkuhan. Seiring dengan perkembangan persamaan hak dan makin banyaknya wanita yang masuk ke dunia kerja maka makin terbukalah pintu interaksi antara wanita dan pria. Sekat-sekat sosial yang dulu memisahkan pria dan wanita satu per satu tumbang sehingga kontak sosial lebih mudah terjadi. Akhirnya kontak sosial pun berkembang menjadi kontak personal. Lelaki berinisiatif mendekati, di saat bersamaan wanita pun berinisiatif memulai. Itu sebab perselingkuhan sekarang makin banyak.
GS : Iya. Persamaan hak yang didengung-dengungkan ini tentu saja kebablasan, sudah keluar dari konteks yang sebenarnya tentang persamaan hak. Tapi itulah yang seringkali dilakukan oleh banyak orang terutama yang wanita lebih agresif untuk mendekati prianya, dengan demikian terjadi perselingkuhan.
PG : Iya. Betul. Kita mesti jaga jangan sampai kita lupa ya. Kalau sampai kita lupa, pasti kebablasan, Pak Gunawan.
GS : Ada orang yang beranggapan memang ini pola hidup orang modern. Dianggapnya ini sebagai tanda kehidupan modern ya perselingkuhan itu.
PG : Iya. Kalau dulu sedikit aneh seorang perempuan mengajak teman kerja laki-lakinya untuk pergi keluar, misalnya. Sekarang tidak lagi. Karena persamaan hak, setara, yang wanita juga mengajak rekan prianya untuk pergi. Nantinya bukan hanya untuk pergi tapi misalkan untuk berbuat lebih jauh lagi, bisa jadi memang perempuannya yang mengajak. Sekali lagi, inilah perubahan yang harus kita lihat di masyarakat kita. Dua-dua bisa berinisiatif. Tidak heran perselingkuhan makin meluas.
GS : Iya. Ada yang menggunakan ciri kewanitaan yang lemah lembut, lemah ini untuk meminta tolong kepada teman prianya. Entah karena pekerjaan, misal diantarkan atau kalau dia sakit minta diantar ke dokter dan sebagainya. Ini berkali-kali terjadi. Teman prianya yang tadinya berniat baik untuk menolong lalu terjerat dalam perselingkuhan, Pak Paul.
PG : Bisa. Bisa sekali. Ini salah satu contoh klasik ya. Meminta tolong, meminta tolong, meminta tolong. Yang satunya mungkin sekali awalnya tidak ada pikiran apa-apa. Tapi lama-lama karena sering ketemu dan di luar konteks kerja atau pelayanan melainkan di rumah, akhirnya kejadian. Memang dalam hal ini bisa saja yang menjadi otaknya adalah si perempuan. Jadi, dulu kebanyakan laki-laki memulai, sekarang keduanya memulai. Ya sudah, makin banyak.
GS : Tapi kalau kita lihat dalam Alkitab, misalnya istri Potifar yang merayu Yusuf. Bukankah itu juga upaya untuk berselingkuh ?
PG : Betul. Memang kita juga harus mengerti konteks budayanya, Pak Gunawan. Budak itu benar-benar tidak punya hak, Pak Gunawan. Budak itu benar-benar barang, boleh diperlakukan apa saja oleh si pemiliknya. Jadi, Yusuf itu dianggap sebagai budak dan budak itu boleh saja disuruh berhubungan dengan majikannya. Nah, Yusuf memang melawan. Meskipun ia harus jadi budak dalam segala hal lainnya, di dalam hal kekudusan, dia tidak rela. Itu yang membuat istri Potifar begitu marah. Karena dalam hatinya mungkin,"Kamu ini hanya budak yang harusnya tunduk, harusnya memberikan apa saja yang saya inginkan, tapi kamu malah melawan saya!" makanya dia sangat marah.
GS : Iya. Tapi kalau sekarang ada kesetaraan ya bukan seperti waktu itu ya.
PG : Betul.
GS : Pak Paul, adakah penyebab yang lain ?
PG : Penyebab kelima mengapa perselingkuhan begitu meluas sekarang ini adalah karena seks telah merajalela di hampir semua lini kehidupan. Tanpa disadari seks telah menjadi tolok ukur kepuasan hidup seakan-akan hidup tidak akan lengkap bila tidak disertai seks yang memuaskan. Itu sebab pada akhirnya kita mencari-cari seks untuk memaksimalkan kepuasan hidup dan perselingkuhan menjadi sarananya. Singkat kata, dalam jaman kita ini seolah-olah kepuasan puncak adalah kepuasan seksual. Maka kalau orang mau mendapatkan kepuasan, kepuasan seksual yang harus dicari. Itu sebabnya makin banyak orang yang berselingkuh hanya untuk mendapatkan kepuasan seksual itu.
GS : Tapi bukankah itu bukan satu-satunya faKtor yang mendorong seseorang untuk berselingkuh, Pak Paul ?
PG : Betul. Meski seks bukan satu-satunya faktor penyebab terjadinya perselingkuhan, seks adalah faktor pengikat perselingkuhan yang kuat, Pak Gunawan. Dengan kata lain salah satu penghalang terbesar putusnya perselingkuhan adalah ikatan seksual yang telah terjalin. Sekali kita menikmatinya, kita terus menginginkannya dan tidak rela melepaskannya. Jadi, orang-orang yang memang melakukannya untuk mencapai atau menikmati kepuasan seksual, dia menikmatinya, maka dia seperti kecanduan, dia bolak-balik ke orang yang sama itu.
GS : Iya. Saya rasa peran pornografi itu luar biasa berpengaruh terhadap perselingkuhan ini, Pak Paul. Itu sangat menggugah gairah seksual seseorang.
PG : Betul. Jadi, orang – apalagi yang mengkonsumsi pornografi – godaan untuk menikmati dan mencicipi kepuasan seksual itu lebih bergelora, lebih didorong untuk mendapatkannya. Itu sebab mereka lebih rentan untuk jatuh ke dalam dosa perzinahan ini.
GS : Itu bukan hanya ada dalam majalah-majalah pria, tapi juga dalam majalah-majalah wanita ya.
PG : Betul. Dua-duanya memang sekarang memunyai akses yang sama karena begitu mudah untuk didapatkan.
GS : Adanya obat-obatan seperti obat pencegah kehamilan juga membuat mereka aman untuk melakukan itu.
PG : Betul. Inilah penyebab mengapa perselingkuhan meluas sekarang ini.
GS : Iya. Adakah penyebab yang lain, Pak Paul ?
PG : Penyebab keenam dan terakhir mengapa perselingkuhan meluas sekarang ini adalah karena takut akan Tuhan telah berkurang. Tanpa disadari kita telah menyekat-nyekat ruang kehidupan sehingga pada akhirnya Tuhan hanyalah menempati satu ruang, bukan seluruh ruang kehidupan kita. Alhasil di dalam satu ruang kita bisa berdoa, di dalam ruang yang lain kita bisa berdosa. Seperti itu. Teguran Tuhan dengan mudah kita kesampingkan sehingga tidak lagi mengganggu hati nurani. Pada akhirnya ini yang terjadi, doa jalan, dosa pun juga jalan. Nah, kita makanya tidak bisa menyekat-nyekat kehidupan kita. Yesus Tuhan kita harus menjadi raja dalam hidup kita secara keseluruhan. Kita tahu ada banyak alasan mengapa kita ini berdosa tapi apa pun itu alasannya pada hakikinya dosa hanya dapat terjadi jika kita tidak lagi takut akan Tuhan. Dan karena kita tidak lagi takut akan Tuhan, dengan gampangnya kita mendistorsi perselingkuhan. Kita tidak melabelkannya sebagai dosa terhadap Tuhan dan sesama melainkan sebagai masalah keluarga belaka. Kalaupun kita memandangnya sebagai dosa, kita cenderung menyebutnya sebagai kekhilafan. Singkat kata karena tidak takut Tuhan, kita dapat berbuat apapun seturut kata hati kita.
GS : Ya. Justru kita sering melihat orang-orang yang berkedok sebagai orang yang beragama, taat beribadah, tetapi tidak melakukan norma-norma dari firman Tuhan yang Tuhan ajarkan kepada kita. Ini dipakai semacam kedok. Tidak mungkinlah orang itu berselingkuh, orang itu begitu aktif di gereja dan sebagainya. Tapi kenyataannya dia berselingkuh, Pak Paul.
PG : Ya. Itu diawali dengan berkurangnya takut akan Tuhan, Pak Gunawan. Dan tidak takut akan Tuhan itu dimulai besar kemungkinan bukan dengan perselingkuhan tapi dengan hal-hal kecil lainnya. Misalnya dia tidak jujur dalam hal ini, dia mulai berbohong dalam hal itu, tapi dia merasa tidak apa-apa sebab ia mulai menyekat hidupnya. "Ini hidup sehari-hari saya. Ini hidup saya dengan Tuhan di hari Minggu." Akhirnya hidup yang disekat itu membuat sewaktu dia berdosa, dia merasa tidak ada teguran lagi dari Roh Kudus. Jadi, kita mesti berhati-hati ya. Peliharalah takut akan Tuhan itu dari awal. Karena kalau kita mulai tidak takut Tuhan dalam hal-hal lain, waktu nanti kita berzinah, kita pun sudah kehilangan rasa takut akan Tuhan itu.
GS : Tapi dengan dia melakukan perselingkuhan, bukankah itu sudah bukti bahwa dia tidak takut akan Tuhan ? Dan dia mulai tidak takut akan Tuhan untuk hal-hal yang lain, Pak Paul.
PG : Betul. Memang perselingkuhan itu bisa menjadi awal dia tidak takut akan Tuhan tapi juga bisa ini adalah puncak dari ketidaktakutannya akan Tuhan.
GS : Ini soal bagaimana seseorang perlu melaksanakan firman Tuhan itu di dalam kehidupannya sehari-hari bukan hanya sekadar membaca atau mendengar, Pak Paul.
PG : Betul sekali.
GS : Dan menggunakan agama hanya untuk sebagai aksesoris di dalam kehidupannya untuk mengelabui orang lain bahwa sebenarnya dia itu tidak berzinah, padahal faktanya orang melihat atau dia sendiri tahu bahwa ini perzinahan.
PG : Betul sekali. Ya sebetulnya awalnya dia pasti tahu ini salah ini berdosa di hadapan Tuhan tapi ya karena dia juga butuh, dia tidak bisa lepaskan, maka teguran Tuhan dia kesampingkan.
GS : Ya. Apakah ada ayat firman Tuhan yang ingin Pak Paul sampaikan sehubungan dengan perselingkuhan ini ?
PG : Amsal pasal 5 berisikan nasehat mengenai perzinahan. Ayat 21 sampai 23 adalah tiga ayat terakhir dari peringatan Tuhan kepada kita supaya tidak berzinah. Saya bacakan Amsal 5:21-23, "Karena segala jalan orang terbuka di depan mata Tuhan, dan segala langkah orang diawasi-Nya. Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri. Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat." Kita dapat menyembunyikan dosa dari mata manusia tetapi kita tidak dapat menyembunyikannya dari mata Tuhan. Jika kita tidak bertobat, suatu saat ia akan menyingkapkannya untuk dilihat oleh semua orang. Selain dari itu, ia pun akan membiarkan kita tertangkap dan terjerat dalam tali dosa sendiri. Jadi, ingatlah Tuhan akan bertindak. Dia akan menghukum yang berdosa dan Dia akan membela yang tertindas.
GS : Ya. Seringkali kita hanya mengambil hal yang enak buat kita bahwa Tuhan memerhatikan langkah-langkah kita. Tetapi dalam memerhatikannya ini termasuk ketika kita berbuat dosa ya, Pak Paul.
PG : Betul sekali.
Gs : Memang perlu diingatkan dan perlu ditumbuhkan rasa takut akan Tuhan ini.
PG : Ya.
GS : Terima kasih untuk perbincangan ini, Pak Paul. Para pendengar sekalian, terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Penyebab Perselingkuhan Meluas". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@telaga.org. Kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.