Anak dan Kemajuan Teknologi

Versi printer-friendly
Januari

Berita Telaga Edisi No. 77 /Tahun VII/ Januari 2011


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Kendati kemajuan teknologi dicicipi oleh semua lapisan masyarakat, namun tidak bisa disangkal bahwa kelompok remaja adalah kelompok yang paling memanfaatkan kemajuan-kemajuan ini. Lihat saja permainan video yang sekarang begitu canggih dan melibatkan tiga dimensi. Disamping itu remaja pun dapat menikmati musik lewat iPod, bercengkerama lewat chatting, sms, email, dan dapat berkreasi sekaligus berkomunikasi lewat FaceBook, dan YouTube. Tidak heran, generasi remaja sekarang dijuluki Generasi M—singkatan dari multi-tasking yang berarti melakukan beberapa hal pada saat bersamaan. Berikut adalah beberapa tanggapan terhadap pengaruh positif maupun negatif kemajuan teknologi pada perkembangan hidup anak.

Pengaruh Positif

  1. Kemajuan teknologi tidak bisa tidak membuat anak jauh lebih fasih dengan teknologi, terutama teknologi informasi. Sudah tentu semua ini berdampak baik karena kemajuan ini membawa banyak kemudahan seperti kemudahan mendapatkan informasi dan kemudahan menjalin kontak.
  2. Kemajuan teknologi juga telah menciptakan sebuah kolam pergaulan lewat jalur maya. Tidak bisa tidak, anak dapat mengenal dan menjalin hubungan dengan lebih banyak orang dari pelbagai belahan dunia.
  3. Kemajuan teknologi telah menciptakan beragam permainan yang kreatif dan menantang. Banyak anak yang termasuk kategori ADHD diuntungkan oleh permainan ini oleh karena tingkat kreativitas dan tantangan yang tinggi.

Pengaruh Negatif

  1. Kemajuan teknologi berpotensi membuat anak cepat puas dengan pengetahuan yang diperolehnya sehingga meng--anggap bahwa apa yang dibacanya di internet adalah pengetahuan yang terlengkap dan final. Pada faktanya ada begitu banyak hal yang mesti digali lewat proses pembelajaran tradisional dan internet tidak bisa menggantikan kedalaman suatu pengetahuan. Kalau tidak dicermati, maka akan ada kecenderungan bagi generasi mendatang untuk menjadi generasi yang cepat puas dan cenderung berpikir dangkal. Membaca 300 halaman buku yang ditulis secara cermat lewat proses pemikiran yang panjang tidak sama dengan membaca beberapa lembar halaman berisikan kesimpulan di layar komputer. Sebaiknya orang tua terus mendorong anak untuk membaca buku bermutu disamping memanfaatkan informasi dari internet. Juga, secara berkala ajaklah anak berdiskusi sebab proses pengambilan keputusan yang efektif tercapai lewat dialog dua arah. Lewat dialog anak dilatih untuk mendengarkan masukan atau pendapat lain sekaligus memberi respons yang tepat.
  2. Oleh karena kemajuan teknologi membawa banyak kemudahan, maka generasi mendatang berpotensi untuk menjadi generasi yang tidak tahan dengan kesulitan. Dengan kata lain, asumsi yang tersirat dalam diri anak adalah bahwa hidup ini seharusnya mudah. Singkat kata, pada akhirnya anak berpacu untuk menyederhanakan masalah dan berupaya menghindari kesukaran. Sudah tentu orang tua tidak perlu melarang anak untuk menikmati kemudahan-kemudahan ini; tugas orang tua di sini adalah mendampingi anak tatkala ia tengah menghadapi kesulitan. Amatilah kecenderungannya untuk mencari jalan pintas dan ajaklah untuk memikirkan alternatif penyelesaian. Doronglah anak untuk bersabar dan menantikan Tuhan dalam menghadapi kebuntuan.
  3. Kemajuan teknologi mempercepat segalanya dan tanpa disadari anak pun dikondisikan untuk tidak tahan dengan kelambanan dan keajegan. Alhasil anak makin hari makin lemah dalam hal kesabaran serta konsentrasi dan cepat menuntut orang untuk memberi yang diinginkannya dengan segera. Hal ini perlu mendapat perhatian orang tua. Sekali lagi, respons yang tepat bukanlah melarang anak untuk memanfaatkan teknologi melainkan mendorongnya untuk berkonsentrasi mendengarkan sesuatu yang bersifat monologis. Juga, ajaklah anak untuk mengembangkan toleransi yang besar terhadap perbedaan—bahwa tidak semua orang dan hal harus berjalan secepat yang diinginkannya.
  4. Kemajuan teknologi juga berpotensi mendorong anak untuk menjalin relasi secara dangkal. Waktu untuk bercengkerama secara langsung berkurang karena sekarang waktu tersita untuk menikmati semuanya dalam kesendirian. Bahkan permainan pun bersifat individual sehingga makin memperkecil jalinan relasi. Semua ini bisa berdampak negatif terhadap pernikahannya dan relasi kerjanya kelak. Ia terbiasa menjalin relasi tidak langsung lewat jasa on-line, sehingga tidak mudah baginya untuk masuk ke dalam relasi yang mendalam. Dan, kita tahu relasi menuntut kesabaran dan ketabahan. Jadi, doronglah anak untuk tidak mengabaikan pergaulan dengan teman sebab relasi dibangun lewat pergaulan berbagi hidup.

Firman Tuhan: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. “ (Yesaya 30:15) Yang terpenting adalah mengajar anak bahwa semua kemajuan teknologi tidak boleh menggantikan Tuhan di dalam hidupnya. Pada akhirnya semua ini tidak akan dapat menyelamatkannya dari dosa; hanya Tuhan dan kasih karunia-Nya yang menyelamatkan kita dari dosa. Problem teknologi dapat dipecahkan lewat teknologi namun masalah relasi dan hati manusia, tidak akan dapat diselesaikan lewat teknologi.

Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip bisa didapat melalui situs Telaga dengan kode T259 A

Doakanlah

  1. Bersyukur untuk beberapa donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :

  2. 001 – Rp 100.000,- 003 – Rp 400.000,- untuk 2 bulan 004 – Rp 100.000,- 005 – Rp 600.000,- untuk 1 tahun 007 – Rp 900.000,-

  3. Doakan untuk tim rekaman yang telah mulai mengadakan rekaman selama 5 – 6 minggu.

  4. Doakan untuk Literatur SAAT yang akan menerbitkan 2 buklet berjudul “Anak Adopsi dan Permasalahan-nya” dan “Pornografi dan Bahayanya” dalam bulan Pebruari 2011.

  5. Doakan untuk Sdri. Betty T.S., salah seorang konselor Telaga yang memerlukan dana untuk kelanjutan studinya di Tilburg. Sejauh ini Tuhan sudah menolong pada waktu-Nya.

  6. Doakan untuk rencana mengadakan pertemuan dengan Bp. Paul Gunadi sehubungan dengan keterbatasan dana yang dialami oleh Telaga dalam 3 bulan terakhir ini, doakan juga apakah Tuhan berkenan Telaga mengajukan proposal kepada Geneva Global, sebuah lembaga pendanaan di luar negeri.

  7. Bersyukur untuk seorang putra yang dikaruniakan Tuhan pada Bp.& Ibu Andreas Rahardjo di Jakarta pada tgl. 22 Januari 2011 yang diberi nama Xavier Theodore. Ini adalah cucu kedua dari Bp.& Ibu Basoeki Rahardjo.

  8. Doakan untuk tim web di YLSA, Solo yang menangani perombakan situs Telaga.

  9. Doakan untuk radio-radio yang telah lama bekerja sama menyiarkan program Telaga, agar ada kesaksian hidup yang dapat disampaikan oleh pendengar.

TELAGA Menjawab

Tanya?

Beberapa waktu yang lalu, hubungan saya dengan seorang pria kandas karena kesalahpahamannya. Selama berpacaran, saya menolak untuk “janji setia”. Bukan dengan alasan untuk tidak setia atau melegalkan perselingkuhan.

Tapi seiring dengan berjalannya waktu, dia jadi gampang sekali cemburu jika ada pria yang mendekati saya, namun kami selalu menyelesaikannya dengan baik-baik.

Dia sering sekali mengajak saya menikah cepat (umur saya 21 tahun dan dia 30 tahun). Tapi saya bermaksud untuk menyelesaikan kuliah dulu yang tinggal sedikit lagi. Saya sangat mencintai dia dan saya tahu dia juga begitu mencintai saya. Keinginannya untuk menikah begitu besar sementara saya belum bersedia sebelum selesai kuliah.

Akhirnya, saya secara tidak sadar mulai mengurangi perhatian karena ingin dia bisa merasakan perhatian wanita lain, yang mungkin saja, itu yang terbaik buat dia. Keinginan saya untuk membahagiakannya begitu besar bahkan lebih besar daripada menahannya untuk tetap bersama saya, kalau saja dengan wanita lain dia bisa menikah lebih cepat.

Apa saya salah melakukan itu ? Setelah saya mendengar cerita pengalaman-nya dengan mantan pacar, saya menjadi takut untuk mengulang pengalaman tersebut sehingga saya berpendirian : “janji setia cukup sekali, saat pernikahan”. 2 bulan yang lalu, hubungan kami putus dan 2 minggu yang lalu saya mendengar dari dia bahwa dia akan menikah dengan orang lain. Rasanya sedih sekali kehilangan dia apalagi penyebabnya adalah dia cemburu karena saya membalas sms seorang teman pria yang menanyakan kabar. Hanya itu saja. Apakah cinta memang begitu mudah untuk berpaling? Mohon saran, bagaimana sebenarnya mencintai dengan benar tanpa mengekang tapi bisa tetap yakin dalam menjalani cinta itu.

Jawab!

Anda telah berani menghadapi resiko yang sangat sulit, karena ini menyangkut masa depan Anda. Tetapi lebih dari itu, Anda telah melakukan suatu keputusan yang sangat penting dalam kehidupan ini.

Masa berpacaran adalah masa penyesuaian dimana kedua pihak saling mengenal lebih dalam lagi. Dan dalam hal “janji setia” Anda telah bertindak benar sebab “janji setia” hanya dapat dilakukan pada saat memasuki pernikahan bukan di saat berpacaran. Mengucapkan “janji setia” dan kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama pada masa berpacaran adalah tindakan yang belum pada waktunya. Sebab masa berpacaran adalah masa dimana kedua belah pihak melakukan pertimbangan-pertimbangan sebelum mengambil keputusan untuk menikah. Pertimbangan-pertimbangan itu antara lain, misalnya :

  • Seiman, artinya sama-sama lahir baru dan sama-sama menjadi bagian dari tubuh Kristus.
  • Tingkat kedewasaan. Maksudnya kedewasaan karakter dan bukan pada usia yang semakin tua.
  • Pendapat orang tua.
  • Pendapat ahli lain seperti dokter, rohaniwan/pendeta dan bahkan masyarakan sekitar di mana calon itu tinggal.

Cinta bukan saja mudah berpaling, tetapi juga mudah luntur. Seiring dengan berjalannya waktu pengalaman “jatuh cinta” pada masa berpacaran bisa lenyap. Pengalaman manis waktu “jatuh cinta” juga dapat sirna ketika berhadapan dengan konflik-konflik yang tak terselesaikan atau perlakuan kasar pasangan. Mengenai keputusan calon Anda yang akan segera menikah dengan gadis lain setelah putus hubungan dengan Anda seyogianya dapat dimaklumi. Cobalah Anda merasakan apa yang dirasakan oleh sang pacar, mengerti apa yang dimengerti sang pacar dan melihat apa yang dilihat oleh sang pacar. Banyak faktor mengapa ia begitu kuat ingin cepat menikah. Mungkin ada dorongan orang tua yang mendesaknya segera menikah mengingat usianya yang sudah mencapai 30 tahun. Mungkin adiknya sudah siap menikah, tetapi tertahan karena sang kakak, yaitu pacar Anda belum menikah. Mungkin pengalaman kekecewaan masa lalu sehingga untuk saat ini ia tidak mau gagal lagi. Mungkin ada faktor-faktor lain yang tidak dia ungkapkan.

Sekalipun pada awalnya Anda rela, namun untuk sementara ini tentu Anda merasa sangat sakit hati. Anda perlu belajar menerima kenyataan ini sebagai bagian dari rencana Tuhan bagi hidup Anda. Tentu ada maksud Tuhan yang indah melalui peristiwa ini.

Petunjuk Hidup Sukses

Melihat kenyataan banyak orang gagal dalam mengarungi kehidupan, saat ini saya terpanggil memberi beberapa petunjuk agar hidup anda sukses.

  1. Hidup harus memunyai suatu tujuan
  2. Memang ada pepatah berkata : “Banyak jalan menuju ke Roma”, tetapi kita tetap harus memilih salah satu jalan saja. Jadi perjalanan itu harus direncanakan.
  3. Perjalanan Hidup harus dinikmati
  4. Perjalanan hidup kita, tidak hanya ingin dinikmati saat lahir dan mati saja, bukan? Nah, kalau demikian isilah perjalanan hidup kita dengan suatu yang berguna dan positif.
  5. Pengalaman akan memperbaiki diri kita
  6. Melalui pengalaman, kita dapat sedikit lebih baik dari kemarin. Pengalaman akan membentuk kita melalui suatu proses.
  7. Kita memiliki fokus
  8. Kalau kita sudah memunyai tujuan, kita dapat memfokuskan diri pada tujuan tersebut. Kita juga tentu siap berkorban untuk melakukannya.
  9. Meningkatkan keberanian mengambil keputusan
  10. keberhasilan akan memacu kita harus, dan demikian juga dengan kegagalan. Kegagalan dapat kita jadikan batu loncatan untuk keberhasilan kita.