GS | : | Pak Paul, walaupun perbincangan kali ini bukan merupakan kelanjutan dari perbincangan kita terdahulu tapi karena yang terdahulu, kita berbicara mengenai Mengapa selingkuh, dan itu sangat dekat dengan topik pembicaraan kita saat ini. Mungkin pertama-tama Pak Paul bisa menjelaskan kenapa seseorang itu berselingkuh. Dan baru nanti kita akan bahas, bagaimana reaksi korban selingkuh ? |
PG | : | Kita mencoba menyoroti perselingkuhan dari tiga sisi, yang pertama adalah dari sisi psikologis, kedua sisi moral dan ketiga sisi rohani. Dari sisi psikologis saya menyimpulkan bahwa sebetulnya penyebab perselingkuhan adalah kurangnya pengendalian diri, jadi tidak benar kalau kita berkata, "Cinta kita hilang dan sebagainya" ujung-ujungnya adalah kurangnya pengendalian diri dan kita kurang bisa mengenalikan diri kita dan akhirnya melewati batas dan jatuh dalam dosa perselingkuhan. Kedua, dari sisi moral sebetulnya perselingkuhan merupakan masalah ketidaksetiaan. Seringkali karena kita maunya enak dan senang dan kita mau kebutuhan kita dipenuhi akhirnya kita berselingkuh. Jadi itu masalah kurangnya kesetiaan kita. Sedangkan yang ketiga dari sisi rohani, perselingkuhan adalah masalah ketidaktaatan terhadap perintah Tuhan. Jadi kita dengan berselingkuh sebetulnya mendeklarasikan pemberontakan kita terhadap perintah Tuhan itu sendiri. Jadi kita menekankan bahwa di dalam hidup kita mesti dekat dengan Tuhan dan jangan sampai kita lengah sebab kalau kita lengah, maka akhirnya kita bisa tergoda oleh keinginan sendiri dan jatuh dalam dosa perselingkuhan. |
GS | : | Memang perselingkuhan ini tentu akan menimbulkan korban, baik pasangannya maupun anak-anaknya. Tapi kali ini kita akan coba fokus pada pasangan pelaku selingkuh ini, sebenarnya apa reaksi atau bagaimana dia menanggapi ketika tahu bahwa pasangannya itu berselingkuh ? |
PG | : | Berita bahwa pasangan kita berselingkuh mungkin sama buruk dan sama beratnya dengan berita bahwa pasangan kita meninggal dunia secara mendadak, begitu memukul. Coba kita akan lihat beberapa reaksi yang umum dihadapi oleh para korban selingkuh. Reaksi pertama adalah kita tidak percaya pada apa yang telah kita dengar atau ketahui. Itu sebabnya kita berusaha mencari tahu kebenaran berita ini dan mungkin orang mengatakan sesuatu kepada kita, mungkin kita menemukan SMS-nya, mungkin kita membaca BBM-nya dan sebagainya, pokoknya begitu kita melihat sesuatu langsung kita berfirasat pasangan kita telah berselingkuh, reaksi pertama adalah biasanya tidak percaya. Jadi kita mau mencari tahu kebenaran berita ini. Sesungguhnya upaya mencari tahu bermuatan dua motivasi. Pertama di satu pihak kita ingin memastikan kebenarannya, tapi di pihak lain kita berharap bahwa kita akan menemukan bukti yang memerlihatkan bahwa berita ini tidak benar. Jadi meskipun kita ingin tahu tapi sebenarnya terbersit sebuah keinginan, "Saya berharap saya salah". Ini yang menyebabkan kalau kita perhatikan betapa seringnya pada kali pertama dikonfrontasi dan si pelaku selingkuh berkata, "Kamu keliru saya tidak ada apa-apa dan sebagainya" kebanyakan korban selingkuh akan diam dan mengiyakan. Pertanyaannya kenapa di awal itu begitu mudahnya dia, "Mungkin saya yang keliru dan tidak ada apa-apa" karena di dalam dirinya sebetulnya ada dua keinginan, yang pertama mau memastikan kebenaran dan yang kedua adalah berharap ini berita salah. Jadi waktu pasangan berkata, "Tidak ada apa-apa hanya teman dan sebagainya" maka kita diam, karena itu sesuai dengan keinginan kita yang kedua bahwa berita ini adalah berita yang tidak benar. |
GS | : | Apakah reaksi seperti itu juga muncul jika seandainya korban selingkuh ini melihat sendiri misalnya saja melihat pasangannya ke bioskop berdua, masuk ke gedung bioskop, tinggal di hotel. Istilahnya sudah terpergok jadi langsung dia tahu hal itu, itu bagaimana ? |
PG | : | Kalau ketangkap basah sedang berbuat, sudah tentu itu tidak bisa lagi diotak-atik, terlalu jelas. Tapi misalnya ada temannya melihat pasangannya pergi berdua dengan orang lain, jawaban yang diberikan oleh si pelaku selingkuh tetap masih bisa membuat si korban selingkuh ini ragu-ragu, "Mungkin benar pasangan saya itu tidak ada apa-apa, dia hanya mengantar pulang saja seperti yang dia katakan, dia memang orang yang ramah dan tidak bisa disalahkan dan orang mungkin berpikir yang tidak-tidak tentang pasangan saya, tapi dia tidak ada niat apa-apa". Kita akhirnya cenderung mau mengatakan hal itu, sebab ada dua motivasi, mau tahu kebenaran tapi di pihak lain berharap-harap ini tidak benar. |
GS | : | Kalau dia sudah tahu itu adalah suatu fakta bagaimana, Pak Paul ? |
PG | : | Misalkan kita dapati memang benar dan tidak bisa kita elakkan, biasanya reaksi berikut adalah kita marah. Sebetulnya selain marah karena telah disakiti oleh perbuatannya, kita pun marah karena merasa dimanfaatkan. Kita merasa bahwa selama ini kita telah berkorban hidup bersamanya dan untuknya, kita merasa bahwa kita telah memberikan semuanya untuk dia sekarang tiba-tiba kita mendengar dia berselingkuh, buat kita perbuatannya membuktikan bahwa bukan saja ia tidak menghargai pengorbanan kita, ia pun telah memanfaatkan semua kebaikan dan pengorbanan kita. Pada waktu kita melakukan segalanya untuknya ternyata ia bersenang-senang dengan orang lain. Maka tidak bisa tidak, kita merasa begitu bodoh sebab kita telah dimanfaatkannya, ini yang seringkali memicu kemarahan yang sangat besar. |
GS | : | Makanya reaksi ini yang seringkali ketika dia memergoki pasangannya berselingkuh. Jadi tidak melalui proses tidak percaya karena kita sudah berhadapan muka dan langsung marah di situ. |
PG | : | Kalau sudah terpergok maka reaksi pertama adalah tidak ada lagi yang namanya tidak percaya, tapi kita langsung menjadi marah. |
GS | : | Dan kalau sudah marah apakah pasangan yang selingkuh itu masih bisa punya alasan, Pak Paul ? |
PG | : | Biasanya kalau sudah terpergok maka tidak bisa lagi dan dia akui dia berselingkuh, tapi yang akan dilakukan oleh si pelaku selingkuh adalah menurunkan kadar keterlibatannya. "Tidak, ini hanya sekali saja, kami sebelumnya tidak pernah berbuat" dia akan turunkan kadarnya seringan-ringannya. Supaya meredakan kemarahan si pasangan dan kedua supaya dia bisa berbuat lagi sebab pasangannya nanti akan lengah dan akan beranggapan "Hanya sekali saja dan tidak apa-apa saya bisa percaya lagi kepadamu". |
GS | : | Mungkin kemarahannya itu karena kita merasa bahwa kita sudah setia kepadanya, tapi dia tidak setia kepada kita. |
PG | : | Jadi intinya adalah kita merasa tertipu, jadi selain marah karena dimanfaatkan, kita merasa tertipu. Sebab selama ini kita mengira ia tetap setia, selama ini kita beranggapan bahwa ia bekerja begitu keras untuk kita dan kita pun mengasihinya dan beranggapan bahwa ia juga mengasihi kita pula, tapi tiba-tiba kita disadarkan bahwa semua itu ternyata tidak benar. Ia telah bersama orang lain dan membagi hidupnya dengan orang itu, tiba-tiba kita disadarkan bahwa sesungguhnya ia hanya berpura-pura saja di hadapan kita dan kita merasa begitu bodoh karena tertipu olehnya. Perasaan saya dibodohi ditipu olehnya, itu yang membuat kita lebih marah lagi. |
GS | : | Jadi selain timbul kemarahan juga timbul penyesalan terhadap dirinya sendiri ? |
PG | : | Penyesalan karena, "Kenapa saya bisa diperlakukan seperti itu, bahwa dia bisa menyalahgunakan kepercayaan dan dia sudah menyakiti saya, saya sudah berkorban begitu besar" semua itu muncul dan itu akan menambah kacaunya perasaan dan menambah besarnya kemarahan. |
GS | : | Orang marah pasti tidak bisa terus menerus dan kemarahan akan turun juga, lalu bagaimana ? |
PG | : | Biasanya reaksi berikut adalah kita ingin membalas dan kita ingin menyakitinya sedalam-dalamnya dan kita merasa perbuatannya tidak terampuni dan baru dapat terselesaikan bila ia pun mengalami kesakitan yang sama. Pada saat ini tidak jarang kita memikirkan berbagai cara untuk membalas termasuk pikiran untuk berselingkuh, kita merasa semua usaha untuk hidup dalam kesetiaan terbuang dengan percuma akhirnya kita tergoda untuk mencampakkan semua itu, kita tidak ingin dirugikan dan kita tidak ingin diperlakukan sebagai orang bodoh. Masalahnya adalah kita bukannya dia dan kita tidak mau dan tidak bisa berselingkuh, hanya untuk membalasnya. Kita tidak lagi membiarkan pikiran ini berkembang kita tidak bisa membalas dia dan akhirnya kita matikan perasaan ini namun tidak bisa tidak ini menambah rasa frustrasi karena kita tidak bisa membalas, tapi rasa kemarahan begitu besar, kita tahu kita tidak mau berbuat dosa dan kita tidak mau salah lagi di hadapan Tuhan. Jadi rasa terjepit itu juga besar. |
GS | : | Pada kondisi seperti itu biasanya ada teman-teman yang mengatakan kepadanya dengan tujuan menghibur, tapi saya rasa juga akan mempersulit orang ini dengan mengatakan, "Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, biarkan yang selingkuh ya selingkuh dan kamu jangan ikut-ikutan". Seringkali dikatakan begitu. |
PG | : | Jadi akhirnya kita tahu pikiran ini salah, membalas selingkuh itu salah dan akhirnya kita tidak mau melakukan itu, akhirnya kemarahan makin menanjak dan membesar dan kita ingin melampiaskan kemarahan kita sepuas-puasnya dan kita ingin mencaci makinya dan mengatakan semua yang dapat melegakan hati dan masalah lain yaitu kita tahu bahwa jika kita terus melampiaskan kemarahan maka lebih besar kemungkinan ia akan meninggalkan kita, kita takut ia justru akan menemukan alasan untuk bersama dengan rekan selingkuhnya. Itu sebabnya kita terpaksa menahan kemarahan supaya ia dapat kembali kepada kita. Sudah tentu menambahkan perasaan terhimpit kita ini, mau membalas tidak bisa, marah juga tidak boleh, kita ingin marah juga tidak boleh namun karena berharap agar dia kembali kita akhirnya menahan emosi, ini perasaan yang sulit sebab kita merasa saya sudah menjadi korban dan sekarang dalam proses pemulihan saya jadi korban kedua dan tidak bisa apa-apa. Ini yang membuat pasangan yang dicurangi tertekan luar biasa. |
GS | : | Kalau dalam kondisi seperti itu biasanya untuk melampiaskan kemarahan diwujudkan dalam bentuk seperti apa, Pak Paul ? |
PG | : | Sebagian orang karena memang akhirnya tidak bisa lagi menahan diri, susah sekali dalam kondisi seperti ini makanya ada yang berpikiran pintas, "Saya mau cerai saja" itu yang terjadi. Tapi sesungguhnya perasaan cerai atau pikiran cerai itu muncul bukan karena sungguh-sungguh ingin bercerai, tapi karena sudah tidak tahan hidup dalam penderitaan seperti ini, jadi keinginan untuk lepas dari penderitaan sangat besar dan terpikir sekarang adalah bercerai, "Saya balas dengan berselingkuh tidak bisa, saya mencaci maki marah terus menerus juga tidak bisa, tapi hidup seperti ini juga tidak bisa, maka saya lepaskan saja dan saya tidak mau hidup dalam penderitaan seperti ini". Ini godaan yang besar yang juga kita harus tahan. |
GS | : | Untuk seorang istri atau seorang ibu kalau dia punya anak-anak, faktor kehadiran anak-anak itu yang mencegah dia untuk bercerai. Jadi untuk memilih alternatif cerai itu tadi. |
PG | : | Betul. Ini seringkali yang menjadi pencegah seseorang bercerai karena memikirkan dampaknya pada anak-anak dan sebagainya. Tapi saya mengerti kenapa pada tahap ini begitu mudahnya pikiran cerai muncul dan saya mengerti bahwa sebetulnya bukannya karena ingin cerai, tapi karena tidak tahan lagi dalam penderitaan, sebab pada masa ini kita terus berharap dia kembali kepada kita, jadi walaupun susah kita merelakan diri menahan kemarahan supaya kembali dan kita terus bertahan. Misalnya dalam kondisi seperti ini, ternyata dia tidak serta merta memutuskan hubungan dengan rekan selingkuhnya. Misalkan kita mendapati dia terus menjalin relasi dengan dia, waktu kita menemukan hal ini biasanya habislah semua kesabaran kita dan kita merasa semua pengorbanan kita untuk memenangkannya sia-sia dan kita telah mengalah walau sesungguhnya seharusnya dia yang harus mengalah, kita telah menahan diri meski ia yang harus menahan diri, namun bukan saja ia tidak menghargai pengorbanan kita, tapi ia pun memanfaatkan kebaikan hati kita, kita bertambah marah dan yang penting kita bertambah kecewa. Pada titik ini motivasi untuk memertahankan pernikahan mencapai titik terendahnya. |
GS | : | Karena dia merasa kecewa terhadap pernikahannya itu, Pak Paul. |
PG | : | Sebab dia sudah berusaha menahan diri, tidak membalas untuk selingkuh, dan dia menahan diri untuk tidak marah, dan dia menahan supaya pasangannya kembali dan ternyata dia ketahui pasangannya masih menjalin relasi, masih berkomunikasi. Itu titik terendah dan mudah sekali pada titik itu terjadi perceraian. Jadi kalau sudah berusaha mengorbankan diri sampai titik akhir tapi terus melihat pasangannya menjalin relasi dengan rekan selingkuhnya maka motivasi sudah hampir tidak ada lagi. |
GS | : | Kemudian apa yang terjadi, Pak Paul ? |
PG | : | Kita akhirnya kehilangan pijakan, ini benar-benar sebuah situasi dimana kita merasa dunia kita runtuh, semua habis dan hidup menjadi begitu kosong dan kita tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan kita tercebur dalam lembah depresi. Di saat ini penting sekali ada orang-orang yang mengelilingi kita, mendukung, mendoakan, menghibur kita karena kita tidak bisa jalan sendirian karena benar-benar dunia hancur. |
GS | : | Bahkan ada yang memutuskan untuk bunuh diri pada saat seperti ini. |
PG | : | Kadang-kadang ini yang pernah saya dengar dari korban selingkuh, "Lebih baik saya mati dan akhiri hidup saya", meskipun ada anak tapi tetap di titik ini orang sering berkata seperti itu. |
GS | : | Karena tidak tahu lagi apa yang harus dia perbuat. |
PG | : | Di tahap awal setelah mengetahui pasangannya berselingkuh, pasangannya memberikan janji-janji dan dia tahan kemarahannya dan dia tahan tindakannya supaya tidak berbuat dosa, dia masih ada pengharapan bahwa mungkin akan berubah. Tapi setelah mengorbankan diri seperti itu dan ketahuan pasangannya masih berhubungan dengan rekan selingkuhnya maka kemarahan saat itu tidak cukup lagi untuk diungkapkan, jadi perasaan yang muncul adalah apa yang dimiliki semua hilang, pijakannya runtuh dan dunianya hancur. |
GS | : | Tapi di dalam Tuhan selalu ada jalan keluar dan pengharapan. Apa yang ingin Pak Paul sampaikan sebagai saran untuk korban selingkuh ini ? |
PG | : | Yang pertama adalah pada saat ini penting bagi kita untuk melanjutkan hidup, saya mau bicara dengan perlahan-lahan supaya kalau ada pendengar kita dalam kondisi seperti ini bisa menerima manfaatnya. Penting bagi kita untuk melanjutkan hidup. Jadi lakukanlah semua tanggungjawab kita dengan sebaik-baiknya, dengan kata lain kita harus memaksa diri untuk melihat hidup secara lebih luas, hidup tidak hanya terdiri dari dia yaitu pasangan kita, tidak! Ada banyak hal dalam hidup yang harus diperhatikan, tanggungjawab kita bukan hanya kepada dia seorang. Jadi berusahalah untuk mengerjakan tugas sehari-hari kita betapa pun berat hati kita mengerjakan tanggungjawab kita jangan sampai berhenti, hidup kita masih harus berjalan, besok kita harus bangun dan siapkan masakan, besok kita harus bekerja, besok kita harus mengajar anak-anak studi, lakukan tugas-tugas kita jangan sampai berhenti karena kalau kita berhenti maka makin kita terpuruk. |
GS | : | Tapi perasaan marah, perasaan putus asa seringkali membuat kita melakukan tanggungjawab secara normal, Pak Paul. |
PG | : | Saya mengerti sebab begitu berat hati, konsentrasi sudah buyar bagaimana bisa memikirkan hal-hal lain, benar-benar berat dan susah. Tapi saya mau mengatakan kalau kita biarkan diri kita dan tidak mau apa-apa maka biasanya kita seperti spiral dan terus tersedot ke bawah, pikiran kita makin negatif tidak ada harapan dan sering menangis, hidup kita hancur dan tambah terpuruk. Maka meskipun susah sedapatnya terus lanjutkan hidup dan tanggungjawab yang harus kita lakukan, harus tetap kita lakukan. |
GS | : | Hal lain yang harus dikerjakan apa, Pak Paul ? |
PG | : | Yang berikut adalah secara emosional kita harus memisahkan diri darinya, sebab jika tidak hidup kita akan terus terombang-ambing, maksudnya saya berkata memisahkan diri darinya secara emosional, kita harus mengatakan bahwa ini adalah hidupnya dan pilihannya, kita tidak bisa membiarkannya mengayun-ayunkan hidup kita sekehendak hatinya dan kita harus berkata bahwa hidup menjadi baik atau buruk bukan karenanya. Jadi jangan biarkan pasangan kita menjadi penguasa hidup kita, dia menjadi penentu hidup kita, jangan seperti itu ! Hidup kita bukanlah hidup dia, dan hidup dia adalah hidup dia, dan biarkanlah dia mengurus hidupnya dan kita harus mengurus hidup kita. Jadi pada tahap-tahap ini setelah mengetahui pasangan berselingkuh dan dia masih terus berselingkuh dan tidak mau memutuskan hubungannya, maka secara emosional agar kita bisa melanjutkan hidup kita maka secara emosional harus memisahkan diri darinya, dan kita katakan, "Ini hidupmu dan ini hidup saya, saya bertanggung jawab atas hidup saya, dan saya harus mengerjakan tanggungjawab saya ini". |
GS | : | Artinya mulai belajar hidup mandiri. |
PG | : | Benar, jangan bergantung dengannya dan jangan terus melihat dia sebagai sumber kebahagiaan kita, sumber pengharapan kita. Tapi kita harus lepaskan dan dia tidak lagi menjadi sumber apa pun dalam diri kita. Kalau kita terus melihat dia sebagai sumber-sumber apa pun dalam hidup kita, maka hidup kita itu akan terayun terhempas kesana kesini. |
GS | : | Tapi sebagian istri tetap mengharapkan bantuan finansial, karena dia belum siap untuk secara finansial bisa menghidupi anak-anaknya dan sebagainya. |
PG | : | Yang saya maksud secara emosional terpisah bukan secara fisik terpisah. Maksudnya bukan pisah rumah atau pindah rumah, tetap serumah tapi secara emosional kita berkata, "Tidak, saya tidak mau bergantung lagi pada dia sebagai pemenuh kebutuhan kita, saya mau hidup sendiri dia mau hidup seperti itu terserah itu urusan dia". Jadi secara emosional kita pisahkan diri. |
GS | : | Lalu apa yang bisa dilakukan, Pak Paul ? |
PG | : | Berkaitan dengan itu jadinya jangan terlalu memberikan terlalu banyak bobot pada perkataannya, kita tidak akan pernah tahu dengan pasti apakah ia tengah berbohong atau tidak, kalaupun dia mengatakan sesuatu yang benar misalnya dia berkeputusan untuk meninggalkan selingkuhnya maka besar kemungkinan dia akan tergoda untuk menjalin relasinya kembali. Jadi sebaiknya pada saat seperti ini kita tidak bergantung pada perkataannya, ia dalam kondisi bingung jadi kita tidak bisa menggantungkan diri pada perkataan orang yang tengah bingung. Betapa seringnya kita mendengar atau istri berkata, "Senang, Pak Paul hari ini karena tadi dia berkata dia menyayangi saya" tapi tidak ada 24 jam ambruk lagi karena ketahuan dia SMS-an dengan pasangan selingkuhnya. Saya sering berkata jangan menggantungkan diri pada perkataan pasanganmu, apapun yang dia katakan, terima kuping kanan keluarkan kuping kiri, karena dia dalam keadaan bingung tidak stabil dia tidak tahu mau apa, hari ini dia bilang hitam, dua jam kemudian dia bilang putih, kita tidak bisa bergantung pada perkataan pasangan kita, dalam kondisi seperti ini hidup kita seperti ayunan yang diputar-putar. |
GS | : | Sebagai orang beriman apa sebaiknya yang kita lakukan, Pak Paul ? |
PG | : | Kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan memelihara hubungan yang intim dengan-Nya, kita tengah menjalani kehidupan yang mustahil dijalani dengan kekuatan manusia. Jadi bersandarlah pada Tuhan dan bacalah firman-Nya setiap hari dan dengarkanlah pesan-pesan yang disampaikan kepada kita. Inilah sumber kekuatan kita. |
GS | : | Mungkin ada ayat yang bisa langsung Pak Paul sampaikan sehubungan dengan hal ini ? |
PG | : | Amsal 20:21-22 berkata, "Milik yang diperoleh dengan cepat pada mulanya, akhirnya tidak diberkati. Janganlah engkau berkata: ‘Aku akan membalas kejahatan,’ nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau". Ini yang ingin saya katakan, perselingkuhan masuk dalam kategori milik yang diperoleh dengan cepat. Firman Tuhan tadi berkata, "Milik yang diperoleh dengan cepat" Tuhan tidak akan memberkati dan mereka tidak akan dapat mencicipi kebahagiaan. Dari pihak kita Tuhan meminta agar kita menantikan-Nya, Ia sudah berjanji akan menyelamatkan kita jadi jangan membalas dan jangan menggunakan cara dunia, gunakan cara Tuhan selalu dan pada waktunya Tuhan akan bertindak. |
GS | : | Biasanya dalam kondisi seperti ini kita sulit untuk berdoa, sulit untuk membaca Kitab Suci apalagi merenungkan firman Tuhan karena pikirannya sudah tertuju pada hal-hal seperti ini yaitu perselingkuhan. |
PG | : | Maka ini pergumulan yang berat, tapi kita harus tujukan mata dan pikiran kita pada Tuhan Yesus dan terus pada Dia, tidak boleh pada problem kita, pada perselingkuhan meskipun saya mengerti saat membuka mata melihat dia dan bersedih dan hancur lagi, tapi terus ingat saya akan terus pandang Tuhan Yesus dia adalah kekuatan kita dan waktu saya membaca firman-Nya Dia memberikan janji-Nya buat kita hari ini dan kita pegang janji-Nya. Jadi tetap fokuskan pada Dia dan bukan pasangan kita. |
GS | : | Tadi Pak Paul katakan walaupun kita tinggal serumah, tapi secara emosional kita tidak boleh tergantung kepada pasangan yang selingkuh ini tadi. Bagaimana kalau dia mengajak kita ke gereja ? |
PG | : | Saya kira kalau dia mengajak kita ke gereja maka kita pergi sebab kita berdoa supaya Tuhan berbicara kepada dia lewat khotbah yang didengarkan dan biarkan dia kembali mengingat betapa indahnya pergi bersama-sama dengan keluarganya. |
GS | : | Tapi biasanya orang tidak mau, pasangan khususnya istri yang tahu seperti itu dia malah tidak mau diajak ke gereja oleh suaminya karena dianggap dia munafik. |
PG | : | Kalau memang kita melihat ini adalah upaya manipulasi bahwa suami kita itu sebetulnya hanya ingin orang melihat dia sama kita masih baik-baik saja dan tidak ada apa-apa, reputasinya tidak tercemar, kalau kita lihat ada unsur itu maka kita tolak saja. |
GS | : | Terima kasih Pak Paul untuk perbincangan kali ini. Para pendengar sekalian, kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi, dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Reaksi Korban Selingkuh". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telagatelaga.org kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang. |