Pernikahan yang Tidak Sehat

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T080A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Pernikahan merupakan suatu relasi yang harus kita bina secara terus-menerus. Kalau kita gagal membinanya yang terjadi adalah pernikahan kita mengalami sakit. Di mana di dalamnya terjadi penurunan gairah atau minat masing-masing pasangan, kehidupan tidak lagi menampakkan keceriaan dsb. Kata kunci: terjangkit penyakit depresi

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pernikahan bukanlah suatu keadaan yang sempurna dan permanen. Pernikahan merupakan suatu relasi dan relasi itu adalah sesuatu yang perlu dibina terus-menerus, maka adakalanya setelah kita melewati suatu jangka waktu tertentu kalau kita gagal membinanya dengan baik mulailah kita memetik buah-buah negatifnya alias kalau kita tidak menjaga tubuh kita dengan baik, memberi makanan yang bergizi dan merawatnya maka setelah melewati suatu jangka tertentu mulailah tubuh kita memunculkan tanda-tanda sakit.

Tanda-tanda pernikahan yang sedang terjangkit penyakit depresi adalah:

  1. Menurunnya gairah atau minat. Jadi di sini yang terlihat adalah suami kekurangan gairah terhadap istri, istri kehilangan gairah terhadap suami atau dalam kasus yang lebih serius orangtua juga mulai kehilangan gairah terhadap anak-anak. Tidak ada lagi kegembiraan, keceriaan dalam pernikahan itu.
    Gejalanya adalah:

    1. Dia lebih menikmati hal-hal yang di luar, sementara yang di dalam dia tidak bisa nikmati.

    2. Si suami atau si istri atau bahkan anak-anak lebih sering diselimuti oleh perasaan murung. Jadi benar-benar mereka itu tidak lagi menampakkan keceriaan pribadinya yang dulu misalkan suka guyon sekarang seringnya diam, seringnya merenung, menyendiri, pandangannya agak kosong.

  2. Hilangnya harapan akan masa depan, artinya dia akan berhenti berharap, dia tidak bisa lagi membayangkan adanya masa depan yang cerah atau yang baik.

Penyebab seseorang bisa depresif dalam hidup pernikahannya:

  1. Kemarahan yang tak terungkapkan, kemarahan yang tak terungkapkan seolah-olah menjadi energi dalam hati, dalam diri kita yang menekan kita.

  2. Perasaan tidak berdaya, tidak berdaya menghadapi keadaan yang menekan. Perasaan tak berdaya ini perasaan yang benar-benar membuat kita frustrasi berat, apalagi kalau kita beranggapan tidak seharusnya kita begini, tidak seharusnya kita mengalami hal ini atau kita berkata seharusnya engkau mengerti.

Matius 17:12, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi dari seluruh hukum taurat dan kitab para nabi."

Firman Tuhan mengajarkan kita yaitu:

  1. Pertama-tama kita harus menyadari bahwa kita harus mulai perbuatan yang baik terlebih dahulu, sebelum pasangan kita melakukannya kepada kita. Jadi kalau kita mengharapkan dia bisa mengasihi kita, kita mengasihi dia, kalau kita mengharapkan dia bisa mengerti perasaan kita, kita mencoba mengerti perasaannya.

  2. Firman Tuhan bisa berkata: silakan mengharapkan, boleh mengharapkan suami kita atau istri kita berbuat hal-hal yang kita inginkan, tapi syaratnya adalah kita mesti berbuat hal yang sama. Berapa banyak di antara kita yang meminta pasangan kita untuk sabar tapi kitanya mudah marah, berapa banyak kita meminta pasangan kita untuk mengertilah, saya lagi kesal, jangan banyak ngomong tapi kita pun tidak mengerti dia seperti yang kita harapkan untuk mengerti kita.

  3. Firman Tuhan mendorong kita untuk langsung berbuat, bukan hanya berkata-kata tapi berbuat yang engkau harap orang berbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepadanya.

Ini saya menyebutnya sebagai hukum relasi. Setiap pernikahan harus didirikan di atas hukum relasi seperti yang telah Tuhan ajarkan, kalau saja setiap pasangan melakukan hal ini saya percaya bahwa akan banyak pernikahan tidak harus lagi melewati penyakit depresi dalam pernikahan mereka.

Comments

saya sudah 10 tahun berumah tangga dan skrg mempunyai anak umur 3 tahun, entah kenapa saya mulai merasa jenuh, tidak pernah seperti ini sebelumnya, ini lebih parah masalahnya dari 5 tahun yang lalu, lebih complicated. hubungan suami-istri tidak berjalan dengan baik. saya sempat berpikir ingin mengakhiri semuanya ini, maksudnya hubungan sama suami atau mengakhiri hidup saya. saya benar-benar depresi berat. saya sempat ke psikolog tapi tidak membantu ( memang kebetulan waktu itu psikolog yang menangani saya adalah seorang musliman ) saya sudah ke penyakit syaraf karna sebelum tahu kalo saya ini terkena depresi berat, mata kiri saya selalu berkedap-kedip makanya saya ke dokter mata juga tapi tidak membantu, setelah saya ke akupuntur, barulah agak sedikit membantu tetapi kesedihan saya ini masih belum terobati. suami saya tidak bisa membantu saya, dia malah mengatakan " mami selalu stress " apa sih yang kamu pikirin. mengurus anak sangat lah berat bagi saya dan hubungan sex saya juga tidak berjalan dengan lancar. hubungan dengan pembantu ( dia membuat saya semakin gila dan menjadi-jadi tapi memang kalo tidak ada pembantu, saya pasti kewalahan ) saya hanya butuh teman, tidak! saya sebenernya butuh suami saya! meskipun dia tidak memberikan saya sex tapi saya butuh dia skrg ini. hubungan kami ini sangat monoton, sepulang dari kerja, dia langsung tidur kalo nggak main game. saya jenuh! saya bosan dengan pernikahan ini, bukan hanya dia aja. saya hanya berharap saja kalo ada mujizat buat saya. saya bahkan tidak bisa berdoa dan membaca alkitab lagi. SAYA BENAR-BENAR DOWN! kalo saya bisa bunuh diri tapi ada jaminan masuk surga akan saya lakukan. tapi di alkitab di katakan kalo bunuh diri itu dosa kan?

Ibu Maria, sebelum kami menanggapi suratnya, kalau boleh tahu sekarang tinggal di mana ? Salam : Tim Pengasuh Program Telaga