Percaturan Relasi Saudara Kandung

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T450A
Nara Sumber: 
Ev.Sundunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Keberadaan saudara kandung berpengaruh besar pada perilaku seseorang atau perkembangan hidup seseorang.Relasi kita di masyarakat sangat dipengaruhi bagaimana kita berelasi dengan saudara kandung.Apa saja faktor dalam percaturan relasi saudara kandung?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Istilah "percaturan" sering kita dengar misalnya dalam kata "percaturan dunia politik" atau "percaturan dunia ekonomi".Sedangkan istilah "percaturan" disini menggambarkan suatu dinamika relasi keluarga dengan berbagai aspek yang ada di dalamnya sehingga melahirkan bentuk-bentuk relasi tertentu.

Keberadaan saudara kandung berpengaruh besar pada perilaku seseorang atau perkembangan hidup seseorang.

Relasi kita di masyarakat sangat dipengaruhi bagaimana kita berelasi dengan saudara kandung.Apabila dalam relasi saudara kandung kita terbiasa mengembangkan perilaku saling menolong maka dalam kehidupan di masyarakat pun kita cenderung mengembangkan perilaku tersebut. Demikian juga cara kita menangani konflik dengan teman dapat dipengaruhi oleh cara kita berelasi dengan saudara kandung kita.

Faktor-Faktor Percaturan Relasi Saudara Kandung

  1. Faktor Jarak Usia

    Jarak usia yang terlalu jauh akan menciptakan lebih banyak kemungkinan persaingan. Sementara jarak usia yang dekat, misalnya dua tahun atau kurang dari dua tahun, justru akan membentuk suatu kondisi, kemampuan, keterampilan, dan minat yang mirip antar saudara kandung itu. Perasaan senasib sepenanggungan, cenderung saling berbagi, dan rasa solidaritas lebih mudah dibentuk oleh karena jarak usia yang lebih pendek.

  2. Faktor Urutan Kelahiran

    Berdasarkan urutan kelahiran ada 3 tipe anak yaitu anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu, yang mempunyai kecenderungan kepribadiannya masing-masing.Apabila jumlah anak lebih dari tiga orang maka ada lebih banyak anak tengah.

    • Anak Sulung cenderung sangat dipengaruhi orangtua. Dia konservatif,belajar menyesuaikan diri, belajar mengendalikan diri, berusaha keras menjadi dewasa, lebih bertanggung jawab, cenderung kurang agresif, berperan sebagai penolong, pemimpin yang dominan, dan dituntut menjadi pengayom bagi adik-adiknya. Keberadaan anak sulung akan mempengaruhi perkembangan kognitif, social, dan emosi adik-adiknya.

    • Anak Tengahbaru terjadi ketika ada adik yang lahir. Orangtua cenderung berharap anak tengah lebih sukses dan kompetitif daripada kakaknya. Anak tengah cenderung berada di bawah bayang-bayang kakaknya, si anak sulung. Tapi sebaliknya tanpa sadar, dia juga di bawah bayang-bayang adiknya yang bungsu. Apabila anak tengah ini terabaikan oleh orangtua, dia bisa mengalami pengaburan identitas, karena seringkali dia harus membuat masalah dulu baru memperoleh perhatian orangtuanya. Jadi, orangtua perlu mewaspadai hal ini. Anak tengah juga bisa memiliki sisi positif, yaitu dia menjadi mandiri, independent, cenderung menengahi kakak dan adik yang bertengkar, cenderung menengahi situasi perselisihan, bisa sangat termotivasi, kooperatif, bisa juga mudah putus asa, tapi juga punya ambisi yang realistis.

    • Anak Bungsucenderung dimanjakan sehingga tumbuh menjadi anak yang manja, bergantung pada orang lain, ingin sempurna dalam segala sesuatu, memiliki ambisi yang tidak realistic. Dalam hal ini, orangtua perlu menyadari anak bungsu tidak boleh terlalu dimanjakan. Perlakukan dengan kasih sayang tapi juga ada tuntutan sebagaimana dengan perlakuan kepada anak sulung dan anak tengah

  3. Faktor Jenis Kelamin

    Karena natur keibuannya, seorang perempuan cenderung bersedia untuk tetap menjalin hubungan erat dengan saudaranya, lebih suka menempatkan diri sebagai pengasuh dan penolong dan seringkali menjadi perekat antar saudara kandung.Sisi agresif dan dominasi lebih mungkin terjadi kalau ada beberapa saudara perempuan.Sedangkan pria cenderung lebih mudah berkonflik dan bersaing.

  4. Faktor Jumlah Anggota Keluarga

    Banyak sedikitnya jumlah saudara kandung akan mempengaruhi bagaimana mereka berinteraksi satu dengan yang lainnya.

  5. Faktor Pengalaman Hidup

    Pengalaman-pengalaman buruk cenderung membuat relasi antar saudara kandung lebih positif.Misalnya pengalaman orangtua bercerai atau orangtua berkonflik dalam pernikahan dapat mempererat relasi dengan saudara kandung.

    Dalam Pengkhotbah 4:9 dikatakan,"Berdua lebih baik daripada seorang diri.Karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka."Jadi firman Tuhan mengingatkan bahwa kita memang diciptakan bukan untuk hidup seorang diri tapi hidup dalam relasi.Relasi saudara kandung ini juga menyimpan anugerah Tuhan. Kalau kita bisa memaksimalkannya maka akan memberi kebaikan.