Menolong adalah Mengingatkan I

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T321A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Pada kenyataan-Nya kita harus mengakui bahwa kita semua manusia yang terbatas. Jadi waktu Tuhan menciptakan perempuan, agar terjadi relasi yang saling tolong dan perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki, bukan karena istri lebih baik dan sebagainya. Ada 9 hal yang diungkapkan sebagai istri yang menolong adalah mengingatkan, antara lain menolong berarti memberi masukan, bukan memaksakan kehendak; menolong berarti mengingatkan suami akan kemungkinan buruk yang luput diperhatika; menolong berarti mengingatkan suami untuk tidak bersandar para pengertiannya sendiri tapi pada Tuhan dan lain-lain.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pada kenyataan-Nya kita harus mengakui bahwa kita semua manusia terbatas, tidak sempurna, secerdas-cerdasnya kita banyak yang kita tidak ketahui, sebijak-bijaknya kita kadang kita masih melakukan kesalahan. Jadi waktu Tuhan menciptakan perempuan agar terjadi relasi yang saling tolong dan perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki, itu maksudnya adalah agar dua-dua bisa saling menolong namun secara khusus memang Tuhan meminta kepada istri untuk menjadi penolong, namun dalam pengertian bukan istri lebih baik dan sebagainya, tapi bahwa memang kedua-duanya memiliki keterbatasan dan suami pun membutuhkan masukan dari istri karena akan ada hal-hal yang suami tidak lihat yang istrinya lihat, ada hal-hal yang istrinya lebih tahu daripada dirinya. Jadi itulah fungsi seorang istri.

Berikut kita akan melihat bagaimanakah seyogianya istri menolong suami dalam kasih :
  1. Menolong berawal dari sikap TUNDUK dan HORMAT. Sebaik apa pun masukan yang diberikan, bila disampaikan tanpa rasa hormat, tidak akan dapat menolong suami. Jadi, jangan menantang suami atau memberinya ancaman. Dari awal, tunjukkanlah sikap hormat kepada suami. Perhatikanlah pemilihan kata yang digunakan, nada suara yang dikeluarkan dan bahasa tubuh yang diperlihatkan. Berusahalah sedapat mungkin untuk mengkomunikasikan rasa hormat kepada suami. Jika dalam keadaan dimana rasa hormat tidak dapat disampaikan, tundalah dulu pembicaraan. Redakanlah dulu suhu emosi sebelum memulai pembicaraan.
  2. Menolong berarti MEMBERI masukan, bukan memaksakan kehendak. Godaan terbesar tatkala merasa diri benar adalah memaksakan kehendak. Bila suami sudah melihat atau beranggapan bahwa tatkala istri mengeluarkan pendapat maka pendapat itu harus disetujui, maka besar kemungkinan suami akan melihat masukan istri sebagai perintah atau tuntutan yang mesti dituruti. Alhasil suami makin tidak suka mendengarkan masukan istri, apalagi mencari pendapat istri. Jadi, penting sekali bagi istri untuk menyadari perannya sebab pemberi masukan. Setelah memberi masukan, istri menyerahkan keputusan akhir kepada suami.
  3. Menolong berarti mengingatkan suami akan MOTIVASI suami melakukan sesuatu. Adakalanya suami ingin melakukan suatu hal atas dasar motivasi yang tidak benar. Misalnya, suami ingin melebarkan sayap usaha hanya untuk dilihat orang bahwa usahanya maju, padahal faktanya tidaklah demikian. Jika istri melihat adanya maksud tersembunyi seperti ini, sebaiknya ia mengingatkan suami. Besar kemungkinan suami menjadi tersinggung namun setidaknya masukan ini menjadi peringatan baginya untuk berhati-hati. Sekaligus peringatan ini berfungsi sebagai penghakiman atasnya bila memang ini maksud tersembunyi di balik tindakannya. Juga bila memang benar demikian dan suami bersedia mengakuinya, istri pun akan berkesempatan untuk mengajak suami datang kepada Tuhan dan memurnikan motivasi, sekaligus mengkaji ulang rencana yang telah dirancang.
  4. Menolong berarti mengingatkan suami akan KEMUNGKINAN BURUK yang luput diperhatikan. Ada suami yang bijak namun ada pula suami yang kurang bijak. Biasanya kurangnya hikmat bersumber dari kegagalan untuk memperhitungkan kemungkinan buruk. Dengan kata lain, keputusan dan tindakan diambil berdasarkan perhitungan akan kemungkinan baiknya saja. Nah, bila istri melihat hal ini, sebaiknya istri mengingatkan suami akan kemungkinan buruk ini, dengan catatan ia pun mengakui akan adanya kemungkinan baiknya. Jangan sampai suami menilai bahwa istri SELALU melihat kemungkinan buruknya saja. Bila anggapan ini telah tertanam, akan sukar buat istri untuk membuat suami menerima peringatannya.
  5. Menolong berarti mengingatkan suami bahwa keputusan yang diambil berdampak bukan pada dirinya belaka tetapi juga KELUARGA dan mungkin orang lain pula. Sudah tentu penting bagi istri untuk menyampaikan hal ini dari bingkai positif. Jadi, jangan berkata kepada suami, "Kamu harus memerhatikan kebutuhan keluarga, bukan hanya kepentinganmu sendiri." Sebaliknya, katakanlah seperti ini, "Saya percaya bahwa kamu sudah memikirkan kami semua bahwa kalau sampai terjadi apa-apa, saya dan anak-anak akan terkena dampaknya pula." Perkataan seperti ini cukup untuk mengingatkan suami bahwa ia harus berhati-hati bertindak, sebab bila ia salah melangkah maka semua orang yang dikasihinya harus menanggung akibatnya pula.
  6. Menolong berarti mengingatkan suami untuk tidak bersandar pada PENGERTIANNYA sendiri, tetapi pada Tuhan. Sekali lagi, jangan lontarkan peringatan dari sudut negatif—seolah-olah ia hanya bersandar pada pengertiannya sendiri. Sebaliknya, berangkatlah dari sudut positif dengan cara mengajaknya untuk berdoa. Mungkin istri dapat membacakan Amsal 3:5-6 yang berbunyi, "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu maka Ia akan meluruskan jalanmu." Setelah itu berdoalah dan mintalah tuntunan Tuhan untuk keluarga ini. Lewat cara seperti ini suami diingatkan untuk senantiasa melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan hidupnya.
  7. Menolong berarti mengingatkan suami untuk tidak TERGESA-GESA. Salah satu sahabat dalam pengambilan keputusan adalah WAKTU. Ketika kita tergesa-gesa, besar kemungkinan kita belum cukup memberi waktu untuk memahami dan memikirkan suatu tindakan. Akibatnya, kita tidak berpikir spesifik, sebaliknya, kita berpikir umum atau garis besarnya saja. Masalahnya adalah tatkala kita hanya menatap garis besarnya kita pun akan kehilangan kesempatan melihat detailnya. Tidak jarang masalah justru bertaburan di atas detail. Istri perlu mengingatkan suami untuk memberi waktu yang panjang supaya ia dapat mendengar dan melihat lebih banyak sehingga ia pun lebih siap untuk menghadapi konsekuensi tindakannya. Ingatkan suami bahwa Tuhan adalah penentu dan pemberi berkat.
  8. Menolong berarti mengingatkan suami akan POTENSI atau karunia yang ada pada dirinya. Suami perlu mendengar kata-kata positif dari istri yang mengukuhkan keyakinan dirinya. Ia perlu mendengar pujian dan penghargaan akan kemampuan dan keberhasilannya. Itu sebabnya penting bagi istri untuk menyampaikan penghargaan dan kekagumannya kepada suami. Lewat pujian dan tanggapan positif yang didengarnya, suami pun makin jelas dengan arah hidupnya. Ia makin menyadari apa yang menjadi kekuatannya sekaligus apa yang menjadi kelemahannya. Makin ia melihat jelas siapa dirinya, makin tepat tindakan dan keputusannya.
  9. Menolong berarti mengingatkan suami akan DUKUNGAN dan komitmennya kepada suami, meski harus mengorbankan kepentingan sendiri. Suami perlu mendengar bahwa istri berada di pihaknya dan akan memberi dukungan penuh. Istri perlu mengerti bahwa kadang suami merasakan kesendirian dalam memikul beban keluarga dan bahwa ia pun takut untuk melakukan kesalahan yang berakibat buruk pada keluarga. Itu sebabnya ia membutuhkan dukungan penuh dari istri dan kepastian bahwa istri tidak akan menyalahkannya bila rencana yang telah disepakati berdua tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
APA YANG TERJADI BILA PERAN DAN FUNGSI TIDAK BERJALAN SEPERTI SEHARUSNYA :
  • Timbul ketidakpuasan dan akhirnya kemarahan kepada pasangan karena merasa harus bekerja sendiri dan berkorban besar. Singkat kata, kita merasa dimanfaatkan dan diperlakukan tidak adil.
  • Karena melihat bahwa pasangan tidak menggubris kebutuhan dan kepentingan kita, terpaksa kita harus MEMPERJUANGKANNYA sendiri.
  • Lahirlah PERTENGKARAN dan sekali pola ini terbentuk, maka pertengkaran akan berlanjut terus sebagai satu-satunya CARA untuk memperoleh apa yang diinginkan.
  • Akhirnya pernikahan menjadi ajang tempur yang berasaskan: SIAPA CEPAT, SIAPA DAPAT dan SIAPA KUAT, DIA MENANG.
  • Kasih pun memudar dan relasi pun merenggang.
PEDOMAN FIRMAN TUHAN DARI EFESUS 5:22-33
  • Adalah untuk KEBAIKAN sendiri, bukan keburukan. Tuhan menetapkan suami memimpin dalam kasih dan istri mendampingi dalam ketundukan
  • Adalah untuk KEMULIAAN Tuhan, bukan kejahatan.
  • Adalah untuk PERTANGGUNGJAWABAN kepada Tuhan, bukan hanya kepada pasangan.