Menebus Waktu yang Terhilang

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T328B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Kita tidak hidup dalam dunia yang sempurna dan kita tidak selalu melakukan hal yang benar. Mungkin karena ketidaktahuan atau penyebab lainnya, kita gagal menghabiskan waktu bersama pasangan. Di sini akan dibahas hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menebus waktu yang terhilang.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kita tidak hidup dalam dunia yang sempurna dan kita tidak selalu melakukan hal yang benar. Mungkin karena ketidaktahuan atau penyebab lainnya, kita gagal menghabiskan waktu bersama pasangan. Ada yang mungkin beranggapan, oleh karena "nasi sudah menjadi bubur" alias sudah terlambat, maka ya sudah, jalani saja hidup apa adanya. Kita tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Namun mungkin ada juga yang ingin "merebut" kembali waktu yang terhilang.  Mari kita lihat hal-hal yang dapat dilakukan dan sebaiknya tidak perlu dilakukan bila waktu telah terlewat tanpa kebersamaan.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, terpenting dalam menghabiskan waktu bersama adalah mengisinya dengan diri yang terbaik. Kita mesti menjadi diri apa adanya namun berusahalah untuk menjadi diri yang terbaik. JADI, LANGKAH PERTAMA ADALAH MENGOBATI DIRI SENDIRI DULU. Kita mesti berubah; kita harus menyikapi hidup dengan lebih positif; kita mesti bertumbuh sehat agar dapat bersikap dewasa. Bila kita berubah, tidak bisa tidak, pasangan pun akan lebih tergugah untuk berbagi waktu bersama kita.

Mungkin di masa lampau, ia tidak suka menghabiskan waktu bersama kita sebab akhirnya ia harus terluka oleh sikap dan perkataan kita. Namun sekarang, ia tidak lagi merasa demikian oleh karena kita telah berubah. Bahkan oleh karena kita telah bertumbuh dewasa, ia pun dapat mengecap manfaat berbagi waktu bersama kita. Hal-hal inilah yang akan membuatnya makin bersedia untuk menghabiskan waktu bersama kita.

Dengan kata lain, kita tidak bisa memaksa pasangan untuk menghabiskan waktu bersama kita. Kita harus terlebih dahulu membuktikan diri bahwa kita telah berubah. Biarlah ia menilai dan berilah waktu kepadanya untuk merasa aman dan nyaman berdekatan dengan kita. Memaksakan kehendak hanyalah akan menambah jarak di antara kita.

Kesimpulan

Tuhan bekerja melalui koridor Waktu.  Tuhan bekerja melalui koridor Waktu untuk membentuk relasi kita dalam pengertian, IA BEKERJA LEWAT WAKTU UNTUK MEMBENTUK KITA MENJADI SERUPA DENGANNYA. Diperlukan waktu untuk menjadikan kita pengampun dan pemurah, diperlukan waktu untuk membuat kita sabar dan penyayang, diperlukan waktu memahat kita menjadi rendah hati dan tulus.

Jadi, bila kita ingin memberi diri yang terbaik kepada pasangan, PERTAMA KITA HARUS MEMBERI DIRI KEPADA TUHAN TERLEBIH DAHULU. Dengarkanlah dan taatilah Firman-Nya. Lawanlah keinginan sendiri dan turutilah keinginan Tuhan. Lewat pelbagai peristiwa, Tuhan membentuk kita agar serupa dengannya. Jika kita bersedia dibentuk oleh-Nya, maka Ia akan terus membentuk kita sehingga makin hari kita makin serupa dengan-Nya. Pada akhirnya diri yang makin serupa Kristuslah yang kita persembahkan kepada satu sama lain.

TUHAN PUN MEMBENTUK KITA LEWAT PASANGAN. Melalui interaksiùbaik positif maupun negatifùTuhan membentuk kita dan sudah tentu semua terjadi lewat Waktu. Harus diakui kadang lebih mudah menerima teguran teman daripada pasangan sendiri. Kita lebih sabar menoleransi kelemahan orang lain daripada pasangan sendiri. Namun lewat semua itu Tuhan membentuk kita.

Adakalanya kita tidak sabar menunggu terjadinya perubahan pada pasangan. Ya, adakalanya perubahan datang cepat namun kadang lambat. Tuhan terus bekerja tetapi kita tidak selalu tanggap; itu sebabnya perubahan tidak kunjung datang. Namun lewat waktu menunggu, sesungguhnya kita tengah mengalami pembentukan Tuhan. Di dalam ketabahan menahan derita, kita pun bertumbuh.

Firman Tuhan, Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus supaya apabila aku datang melihat dan apabila aku tidak datang aku mendengar bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injilö (Filipi 1:27)