Memahami HIV AIDS

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T485A
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS telah menjadi salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. Disini dibahas gejala terjangkit HIV, cara-cara penularannya, cara agar tidak tertular, dan langkah-langkah pengobatan bagi ODHA (Orang dengan HIV AIDS).
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pengertian HIV dan AIDS. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh, melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.

Acquired Immunodeficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. AIDS telah menjadi salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah.

HIV di Indonesia Sejak pertama kali ditemukannya infeksi HIV pada tahun 1987 sampai dengan Desember 2013, HIV tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Bali adalah provinsi pertama tempat ditemukannya infeksi HIV/AIDS. Data kementerian Kesehatan menyebutkan Ibu rumah tangga menempati urutan terbesar orang dengan HIV-AIDS ODHA, menurut kelompok mata pencahariannya, sebanyak 9.096. Sementara urutan kedua yaitu karyawan 8.287, sedangkan yang tidak diketahui profesinya mencapai 21.434 orang. Angka itu terungkap dalam laporan data kumulatif HIV-AIDS sepanjang tahun 1987 sampai dengan September 2015. Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dalam sepuluh tahun terakhir secara umum meningkat.

Penyebaran dan Penularan HIV adalah jenis virus yang rapuh, tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine.
Cara penularan HIV yang paling umum adalah:

  • Melalui seks vagina, anal, atau mulut tanpa kondom dengan seseorang yang terinfeksi HIV.
  • Melalui penggunaan jarum suntik atau semprit bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV.
  • Dari ibu-ke-bayinya sebelum bayi dilahirkan, selama kelahiran, atau melalui pemberian ASI. Tanpa intervensi, kurang-lebih 30 % bayi yang dilahirkan oleh ibu yang HIV-positif akan terinfeksi HIV.
  • Pada awal epidemi AIDS beberapa orang tertular HIV melalui transfusi darah, produk darah (seperti faktor penggumpalan darah yang diberikan kepada orang hemofilia), atau pencangkokan organ atau jaringan tubuh. Ini sangat jarang terjadi ketika tes HIV disetujui. Sejak itu, sebagian besar darah donor dan donor organ atau jaringan tubuh dites HIV.
  • Petugas kesehatan, seperti perawat, berisiko tertular HIV jika mereka tertusuk jarum yang mengandung darah yang tercemar HIV atau terpercik darah yang tercemar HIV pada mata, hidung, mulut, atau pada luka atau radang yang terbuka. Hanya ada sangat sedikit orang yang tinggal serumah dengan Odha atau yang merawat Odha pernah terinfeksi. Infeksi ini mungkin terjadi melalui pemakaian pisau cukur bergantian, menyentuh darah Odha pada luka atau radang yang terbuka, atau cara lain yang berhubungan dengan darah orang yang terinfeksi HIV.
Bagaimana HIV TIDAK DITULARKAN Kita tidak akan terinfeksi HIV dari udara, makanan, air, gigitan serangga, hewan, piring, pisau, garpu, sendok, kakus, atau lainnya yang tidak melibatkan darah, air mani, cairan vagina, atau ASI. Kita tidak akan terinfeksi HIV dari kotoran, cairan hidung, air liur, keringat, air mata, air seni, atau muntah kecuali cairan ini bercampur darah. Kita dapat membantu ODHA dalam hal makan, mengganti pakaian, bahkan memandikannya tanpa risiko terinfeksi, asal kita mengikuti langkah-langkah aman. Tidak ada obat untuk HIV, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini akan membuat orang yang terinfeksi untuk hidup lebih lama sehingga bisa menjalani hidup dengan normal. Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Pencegahan:

  1. ABC Anda jauhi seks,
  2. Bersikap saling setia dengan pasangan,
  3. Cegah dengan kondom.
Cara terbaik untuk mencegah HIV adalah dengan melakukan hubungan seks secara aman dan tidak pernah berbagi jarum atau peralatan menyuntik apa pun. Semua yang pernah berhubungan seks tanpa kondom dan berbagi jarum atau suntikan, berisiko untuk terinfeksi HIV.

Gejala Kemungkinan Terjangkit Adapun gejala-gejala seseorang kemungkinan terjangkit HIV di antaranya adalah sebagai berikut :

  1. Rasa lelah berkepanjangan,
  2. Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan,
  3. Berat badan turun secara menyolok,
  4. Pembesaran kelenjar – di leher, ketiak, lipatan paha – tanpa sebab yang jelas,
  5. Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit),
  6. Sering demam lebihdari 38 derajat Celcius disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas,
  7. Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas.

Tes Infeksi HIV Layanan tes HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Tes ini bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes, konseling diberikan terlebih dahulu. Konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dan juga pola hidup keseharian. Setelah tahap ini, dibahaslah cara menghadapi hasil tes HIV.

Langkah Pengobatan Bagi Penderita HIV. Meski belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan HIV, tapi langkah pengobatan HIV yang ada pada saat ini cukup efektif. Pengobatan yang dilakukan bisa memperpanjang hidup bagi penderita HIV dan mereka bisa menjalani pola hidup yang sehat. ODHA akan disarankan melakukan pola hidup sehat, misalnya: makanan sehat, tidak merokok, vaksin flu tahunan dan vaksin pneumokokus lima tahunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terkena penyakit berbahaya. Tanpa pengobatan, orang dengan sistem kekebalan yang terserang HIV akan menurun drastik dan mereka cenderung menderita penyakit yang membahayakan nyawa seperti kanker. Hal ini dikenal sebagai HIV stadium akhir atau AIDS.

Kerahasiaan Infeksi HIV dan AIDS masih menimbulkan stigma dan diskriminasi. Jadi, penting kita menjaga kerahasiaan ODHA. Kita tidak berhak memberitahu orang lain, termasuk petugas perawatan kesehatan tentang status HIV si ODHA, kecuali dia memberi persetujuan yang jelas. Kita harus sangat berhati-hati dengan pengunjung agar mereka tidak dapat mengetahui secara tidak sengaja, misalnya dengan melihat buku mengenai AIDS atau obat khusus untuk infeksi HIV.

Ayat Firman Tuhan yang mendasari pembahasan ini diambil dari I Petrus 4:7. "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, bupaya kamu dapat berdoa".