Kurang Cerdas : Keunikan atau Kelainan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T340B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu hal yang dapat menimbulkan kekecewaan di hati orang tua adalah menemukan bahwa anak yang kita kasihi ternyata tidaklah secerdas yang kita harapkan. Nilai akademiknya di bawah rata-rata dan hanya akan dapat mencapai nilai rata-rata lewat perjuangan yang berat. Sebagai orang tua, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi fakta ini?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu hal yang dapat menimbulkan kekecewaan di hati orangtua adalah menemukan bahwa anak yang kita kasihi ternyata tidaklah secerdas yang kita harapkan. Nilai akademiknya di bawah rata-rata dan hanya akan dapat mencapai nilai rata-rata lewat perjuangan yang berat. Sebagai orangtua, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi fakta ini?

PERTAMA, KITA HARUS DENGAN JELI MELIHAT DI BIDANG APAKAH ANAK MENGALAMI KESULITAN BELAJAR. Ada anak yang lambat menghafal namun cepat mengerti soal matematika. Atau, ada anak yang sukar membaca buku pelajaran sosial tetapi cepat untuk menggambar apa yang ada di imajinasinya. Bila jelas terlihat bahwa memang ia lambat dalam bidang tertentu saja, ini berarti bahwa sesungguhnya masalah utamanya bukanlah masalah tingkat kecerdasan melainkan masalah talenta. Jika demikian halnya kita harus membingkai semua ini dari kacamata yang positif. Kita tidak boleh menyalahkannya atas kekurangannya ini; sebaliknya kita mesti meneguhkan kebisaannya. Kita harus mengedepankan apa yang dapat dilakukannya dengan baik, bukan menyoroti kekurangannya.

Sayangnya kebanyakan orangtua berpendapat bahwa untuk sukses, kita harus menguasai bidang sains dan jika tidak, maka hidup pasti merana. Memang benar bahwa kebanyakan bidang sains membukakan banyak pintu pekerjaan yang baik. Namun pada kenyataannya ada banyak bidang di luar sains yang juga dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang baik. Jadi, janganlah merendahkan anak jika nilai sainsnya lemah, apalagi menakuti-nakuti bahwa masa depannya pastilah suram. Jangan mengkomunikasikan kekecewaan atas talenta yang berbeda dari apa yang diharapkan. Sebab, bila ini yang kita lakukan, anak akan mengembangkan penolakan terhadap diri sendiri dan rasa malu atas keberadaan diri. Sikap negatif ini akan membuatnya lebih terpuruk.

Namun bila ternyata kemampuannya memang kurang pada semua bidang, itu berarti kemampuannya untuk menyerap pelajaran memang kurang. Dengan kata lain, tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata. Jika ini faktanya, memang beban akan bertambah, baik buatnya maupun buat kita. Ia akan harus menghabiskan lebih banyak waktu belajar dan kita pun mesti lebih terlibat di dalam studinya. Sebagai orangtua kita tentulah ingin dapat berbangga atas prestasi akademik anak. Itu sebabnya jika anak mempunyai tingkat kecerdasan yang terbatas, pastilah kita merasa sedih. Sungguhpun demikian, seberapapun dalamnya kesedihan, kita tidak boleh memperlihatkannya kepada anak. Apabila ia melihat bahwa kita merasa sedih dan atas keterbatasannya, ia akan mengembangkan rasa sedih dan malu terhadap keberadaan dirinya.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membingkai kehidupannya secara positif. PERTAMA ADALAH MENGASIHINYA TANPA SYARAT. Ia perlu mengetahui dengan pasti bahwa kita mengasihinya sama seperti kita mengasihi anak yang lain. Itu sebabnya kita tidak membanggakan atau menyebut-nyebut prestasi anak yang lain di hadapannya. Kita mesti memperlakukannya sama seperti kita memperlakukan anak yang lain supaya ia tahu bahwa kita mengasihinya bukan atas dasar prestasi akademiknya.

KEDUA, OLEH KARENA KITA TIDAK BISA MEMASTIKAN MASA DEPANNYA, SEBAIKNYA JANGANLAH MEMBERIKAN KEPADANYA JAMINAN YANG BELUM TENTU DAPAT TERPENUHI. Jangan berkata bahwa pastilah ia pun akan menuai sukses dan sebagainya. Terpenting adalah kita menjanjikan bahwa kita akan senantiasa mendampingi dan menolongnya.

KETIGA, KITA HARUS MULAI MENGEKSPLORASI KEMUNGKINAN LAIN BAGINYA. Mungkin jalur akademik akan menjadi terlalu terjal baginya; mungkin kita harus mencarikan pendidikan khusus yang praktis. Makin cepat ia menemukan kebisaannya, makin cepat mengasahnya.

TERAKHIR, KITA PUN MESTI MULAI MENCARIKAN KOMUNITAS BAGINYA. Mungkin hal ini tidak terlalu menjadi masalah baginya pada usia kecil namun dengan bertambahnya usia, akan makin bertambah pula tekanan sosial yang harus dialaminya. Besar kemungkinan ia akan sulit diterima teman sebaya dan merasa dikucilkan. Itu sebabnya penting bagi kita untuk mencarikan teman yang dapat menerimanya sehingga bersama mereka, ia akan dapat beraktivitas layaknya anak-anak lain.

Firman Tuhan di Mazmur 23 mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah gembala yang baik dan setia. Ia tidak akan meninggalkan kita dan akan terus menuntun langkah hidup kita. Ingatkanlah anak akan janji pemeliharaan Tuhan ini. Sejak kecil ajarkanlah ia untuk datang kepada Tuhan agar ia tahu bahwa ada Tuhan yang mengasihi dan menjaganya.