Berkomunikasi Lebih Lembut

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T335A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu kelemahan pria adalah berkomunikasi dengan istri secara lembut. Pria bisa menjadi seorang orator yang baik namun belum tentu ia dapat berkomunikasi dengan istri secara lembut. Mengapakah demikian? Pembahasan ini menjelaskan cara-cara agar suami belajar berkomunikasi secara lembut
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu kelemahan pria adalah berkomunikasi dengan istri secara lembut. Pria bisa menjadi seorang orator yang baik namun belum tentu ia dapat berkomunikasi dengan istri secara lembut. Mengapakah demikian?

Berikut akan dipaparkan anatomi bicara dan emosi pria yang mengatur jalannya komunikasi.

·         Penyebab Mental

Kita mafhum bahwa bicara merupakan sebuah proses fisik dan mental. Bukan saja kita menggerakkan lidah dan mulut, kita pun menggunakan pikiran sewaktu berbicara. Makin erat jarak antara aktivitas mental atau pikiran dengan pergerakan lidah, maka makin cepat dan mudah terurai perkataan.

Entah mengapa, bagi kebanyakan pria, mengeluarkan sederet gagasan yang telah tersusun dalam benaknya, tidaklah semulus yang diinginkan. Singkat kata bagi kebanyakan pria, berbicara bukanlah sebuah aktivitas yang alamiah—yang dapat begitu saja mengalir keluar dari pikiran ke lidah. Sebaliknya dengan wanita. Bagi kebanyakan wanita, berbicara merupakan aktivitas yang begitu alamiah sehingga dapat dilakukan dengan mudah.

·         Penyebab Emosional

Bagi kebanyakan pria, emosi bukanlah sesuatu yang merupakan bagian hidupnya yang alamiah. Hanya dalam waktu dan kondisi tertentu pria merasa bebas untuk mengungkapkan emosinya, terutama emosi negatif, seperti kemarahan. Bagi kebanyakan pria, hidup yang diidamkan adalah hidup tanpa gejolak emosi. Itu sebabnya sewaktu merasakan emosi (negatif), pria berusaha keras untuk meredamnya. Sebaliknya dengan wanita. Bagi kebanyakan wanita, emosi merupakan bagian dirinya yang hakiki. Emosi bukanlah sesuatu yang dianggap asing atau berasal dari luar dirinya. Nah, ketika hendak berbicara tentang suatu hal yang bermuatan emosi, kesulitan pria untuk mengungkapkannya menjadi dobel. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, secara mental, tidak mudah dan tidak cepat buat pria mengatakan isi hatinya. Nah, ditambah dengan kesulitan dan keengganannya mengutarakan emosi, akhirnya pria mengalami kesukaran besar untuk mengutarakan pikiran yang bermuatan emosi.

Inilah yang kerap melahirkan kekasaran pada pria. Oleh karena ia sukar dan lambat berkata-kata, ia mudah frustrasi. Oleh karena ia sukar mengelola emosi, ia cenderung marah dan kasar ketika harus menyampaikan sesuatu yang bermuatan emosi. Alhasil tatkala bicara dengan istri, nada tinggi dan kasar kadang muncul.

Bagaimana Berkomunikasi dengan Lembut

·         PERTAMA, PRIA MESTI LEBIH MENYADARI APA YANG TERJADI PADA DIRINYA.
Ia harus menyadari bahwa untuk ia berkata-kata, ia perlu waktu dan usaha. Ia tidak bisa dengan begitu saja mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya apalagi bila bermuatan emosi tanpa ledakan emosi.

·         Nah, setelah menyadarinya, PRIA HARUS MENYESUAIKAN DIRINYA DENGAN KONDISI TERSEBUT. Misalnya, jika pria sudah merasakan bahwa besar kemungkinan bila ia bicara, ia akan bersikap kasar, sebaiknya ia meminta pasangan untuk memberinya waktu terlebih dahulu. Dan, sudah tentu ia harus meminta pasangan untuk tidak memborbardir dirinya dengan kemarahan atau serangan lain.

·         PADA SAAT TENANG KEMBALI, ADA BAIKNYA PRIA MEMINTA ISTRI UNTUK PERTAMA-TAMA, HANYA DUDUK MENDENGARKANNYA, TANPA MEMBERI REAKSI APA-APA.
Ketika suami melihat bahwa istri tidak akan menyerangnya, besar kemungkinan ia akan lebih tenang. Dalam situasi tenang TANPA TEKANAN, pria akan dapat mengutarakan isi hatinya dengan lebih lembut.

·         Pria memang mempunyai keterbatasan dalam hal bicara lembut namun itu tidak berarti pria boleh terus bersikap kasar. PRIA HARUS MELIHAT INI SEBAGAI KELEMAHAN YANG PERLU DIPERBAIKI, BUKAN KEUNIKAN YANG MESTI DIPERTAHANKAN. Firman Tuhan di Matius 5:5 berkata, "Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi." Juga, dalam Galatia 5:23, kelemahlembutan dicantumkan sebagai wujud nyata dari buah Roh yakni kasih. Jadi, dari sini jelas terlihat bahwa Tuhan menghendaki kita menjadi orang yang lemah lembut, bukan kasar. Teruslah berusaha untuk berkomunikasi dengan istri secara lebih lembut.