Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Membentengi Pernikahan", kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian, dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Paul, walaupun sekarang kita jarang kelihatan benteng tetapi kita mengerti, kita bisa memahami bahwa orang yang ada di dalam benteng itu lebih aman hidupnya daripada yang di luar benteng. Nah hidup pernikahan kita sering kali mendapat ancaman-ancaman dari luar, nah apakah ada ancaman yang sangat serius terhadap hidup pernikahan ini?
PG : Ada Pak Gunawan, memang ada dua jenis ancaman dari dalam dan dari luar. Dari dalam adalah konflik-konflik internal yang tak terselesaikan, dari luar adalah munculnya ketertarikan kepada orng lain, nah itu adalah ancaman yang saya kira sekarang ini paling besar mengancam dan menghancurkan banyak rumah tangga.
GS : Artinya kita ditarik untuk keluar dari benteng itu sendiri Pak Paul, jadi bagaimana kita harus berusaha supaya kita tidak mudah tertarik dan terperosok pada bujuk rayu seperti itu?
PG : Ada beberapa hal Pak Gunawan yang bisa kita lakukan, yang pertama adalah nasihat saya untuk kita semuanya yaitu jangan panik, jangan panik artinya begini kita ini memang manusia emosional ita mudah untuk hanyut, emosi kita mudah terpengaruh waktu kita menerima pemenuhan kebutuhan kita dari orang-orang tertentu, tidak bisa tidak perasaan kita tergugah kita merasakan senang bersama dengan dia, kita enak berbicara dengannya, dia mengerti kita, kita juga merasa suka bersama dengan dia, nah karena kita memang manusia yang masih bersifat emosional kita senang bersama orang yang bisa memenuhi kebutuhan emosional kita.
Yang lainnya lagi kita juga makhluk seksual artinya apa, memang kita mempunyai ketertarikan kepada lawan jenis kita dan ketertarikan itu bersifat romantis dan seksual, maka kita akan bisa tertarik kepada orang-orang yang lain bukan saja kepada pasangan kita. Nah setelah menikahpun kita memang masih bisa mengalami ketertarikan itu maka nasihat pertama adalah jangan panik kalau sampai tiba-tiba kita menyadari kita tertarik kepada seseorang yang bukanlah istri kita atau suami kita. Nah yang saya mau katakan ini perasaan suka memang bisa datang, namun perasaan ini juga bisa pergi sebab pada prinsipnya semua perasaan yang tak dipelihara lama-lama akan hilang atau mati, maka kalau kita kembalikan ke dalam pernikahan kita juga sama apakah cinta dalam pernikahan akhirnya bisa mati; bisa, cinta yang tak dipelihara ya diberikan cukup pupuk dan sebagainya lama-lama mati demikian juga dengan perasaan suka kepada orang lain nah kalau tidak dipelihara akan mati, maka prinsipnya jangan menyediakan pot untuk bibit cinta. Kalau sudah ada bibit cinta, ketertarikan jangan kita sediakan pot maksudnya pot disini adalah misalkan jangan pergi berdua dengannya, jangan sengaja meneleponnya, jangan membicarakan hal-hal yang pribadi kepada orang itu, jangan menunjukkan kesan kita menyukainya, memuji-mujinya dan sebagainya atau jangan memberi perhatian ekstra, sedikit-sedikit kita bertanya kok kamu tidak datang, kok kamu tampaknya lagi lesu, kamu kok ada masalah apa, wah jangan itu memberikan pot pada bibit cinta, jangan memberikan pot, bibit yang jatuh ke tanah tidak ada potnya lama-lama akan mati.
WL : Pak Paul, kalau bisa tertarik seperti yang Pak Paul jelaskan apakah itu merupakan indikasi bahwa pernikahannya memang ada masalah atau pernikahan yang tidak apa-apapun memang tetap bisa tertarik dengan orang lain lagi begitu?
PG : Nah ini pertanyaan yang bagus, sering kali orang beranggapan kalau sampai tertarik kepada orang lain pasti relasi nikahnya lagi kurang baik, ada hal-hal yang tidak terpenuhi, ternyata memag tidak.
Sudah tentu kalau pernikahannya buruk, nah itu lebih menambah kerawanan, lebih mudah kita akhirnya mencari orang lain di luar yang bisa memenuhi kebutuhan kita, tapi sekalipun pernikahan kita sehat perasaan tertarik masih akan bisa muncul sebab apa, sebab profil pasangan kita yang kita sukai itu tidak hanya ada dalam diri pasangan kita, profil itu bisa ada pada diri orang lain yang nanti mungkin akan bersinggungan jalan dengan kita, kita ketemu dengan orang yang seperti pasangan kita yang kita sukai sifat-sifatnya otomatis perasaan sukalah yang akan muncul dalam diri kita.
GS : Kepanikan itu Pak Paul mungkin tidak akan timbul pada awal-awalnya tetapi setelah hubungan itu menjadi agak lebih jauh apalagi ketika orang-orang mulai kasak-kusuk berbicara kamu dekat dengan ini, banyak orang-orang itu berbicara kok terlalu dekat, nah dia mulai sadar dan dia paniknya itu kok sudah begitu jauh hubungannya.
PG : Bisa, jadi karena dia sadar kok sudah terlalu jauh, dia kaget, dia panik. Bisa juga ada orang yang tidak bisa menerima kok saya bisa tertarik, kemudian melakukan hal-hal yang tidak naturalmencoba membuang mukalah, apalah justru hal-hal seperti itu bukannya melemahkan malah makin menguatkan perasaan tertarik itu.
Jadi tidak perlu dibuat-buat seperti itu, natural saja, alamiah saja, bergaul saja dengan biasa asal tadi jangan berikan pot, jangan bertanya-tanya yang tidak perlu, yang pribadi-pribadi, jangan menunjukkan perhatian-perhatian ekstra seperti itu nah itu yang jangan dilakukan, biarkan saja melewati beberapa waktu, lama-lama bisa berbulan-bulan perasaan-perasaan ini akhirnya kembali ke kodrat semulanya biasa saja.
WL : Pak Paul ada orang justru bisa tertarik pada orang yang definisinya atau kriterianya jauh lebih rendah dari istrinya begitu lebih jelek padahal istrinya lebih cantik, terus pendidikannya dan sebagainya, tapi justru tertarik pada orang seperti itu dan akhirnya memang ada beberapa kasus yang akhirnya berselingkuh Pak Paul?
PG : Sudah tentu dalam kasus seperti itu dia tidak tertarik kepada penampilan fisiknya, itu sudah pasti dia tertarik kepada kecantikan batiniahnya yang di dalamnya itu, dia mungkin sekali tidaktemukan pada istrinya dan dia temukan pada wanita itu.
GS : Selain kita tidak boleh panik, apakah ada hal lain yang perlu kita lakukan untuk membentengi pernikahan ini?
PG : Yang kedua adalah jagalah keseimbangan hidup, makin tua saya makin menyadari penting sekali mempunyai keseimbangan hidup misalnya cukup istirahat, cukup kerja, cukup olahraga, cukup rekreasi, cukup bergaul, cukup berteman, nah kecukupan yang berimbang itu membuat jiwa kita relatif lebih stabil kalau kita tidak mempunyai kehidupan yang berimbang dalam kelabilan itu kita lebih mudah sekali terhanyut oleh perasaan kita yang menyukai orang lain, tapi hidup yang lebih stabil memberi kita kekuatan untuk bisa mengendalikan perilaku dan perasaan kita
GS : Maksudnya kalau berimbang itu memang agak sulit Pak Paul, kadang-kadang kita terjebak pada salah satu ekstrimnya begitu, tetapi usaha-usaha apa yang bisa kita lakukan supaya hidup ini berimbang, misalnya pada saat kita masih bekerja tentu jam kerja kita itu akan memakan waktu tenaga dan perhatian kita lebih banyak daripada jam istirahat kita.
PG : Kalau misalkan pada hari kerja itu yang harus terjadi kita memang harus membuat prioritas setelah kita bekerja harus ada waktu di mana kita bisa beristirahat. Misalkan kalau kita memang haus bekerja seperti itu karena diminta oleh perusahaan dan kita tidak ada pilihan lain, hal-hal ekstrakurikuler lainnya yang kita harus kurangi, sehingga akan ada satu hari kita benar-benar bisa tidur dengan pulas tanpa diganggu apa-apa dan tidak banyak kegiatan lainnya.
Nah hal kecil seperti itu yang kita mesti kotak-katik untuk mengembalikan keseimbangan hidup.
GS : Ya itu biasanya kadang-kadang setelah sibuk dengan pekerjaan orang mau rileks, rileksnya adalah misalnya berolahraga Pak Paul, nah ini tidak melibatkan pasangannya lagi atau pergi ke karaoke atau apa yang tanpa melibatkan pasangannya Pak Paul 'kan makin jauh juga.
PG : Kalau sekali-sekali dan secara rutin sejam dua jam tidak melibatkan pasangan tidak apa-apa, yang penting hidupnya seimbang lagi sebab waktu dia seimbang dia pulang ke rumah dia akan menjad seorang pasangan atau seorang istri atau suami yang juga efektif, asalkan kita melakukan hal-hal yang benar bukannya kita mengendorkan diri dengan melakukan hal-hal yang berdosa.
GS : Yang lainnya apa Pak Paul?
PG : Yang ketiga ialah maksimalkan madu pernikahan sendiri maksudnya apa, perbaiki kerusakan yang ada kalau ada masalah coba selesaikan, ungkapkan yang kita inginkan pasangan kita supaya ketahu, harapan-harapan kita dan perbuatlah hal-hal yang menyenangkan pasangan kita yang kita tahu dia senangi cobalah kita lakukan, beli barang kecil-kecil untuk menyenangkan hatinya juga, jadi benar-benar maksimalkan madu pernikahan kita itu nah dengan cara ini kita tidak terlalu mudah terseret oleh emosi kita dan tertarik kepada orang lain.
GS : Jadi di sini harus ada upaya juga dari pihak pasangan yang satunya Pak Paul ya untuk menahan pasangannya supaya tidak keluar benteng begitu Pak Paul?
PG : Betul sekali, karena memang semakin kering rumahtangga kita, semakin rawan kita untuk bisa hanyut dan tertarik kepada orang lain maka tergantung pada kerja keras dua orang ya suami dan isti untuk bisa menikmati madu pernikahan itu.
WL : Pak Paul, kalau ada orang yang maksudnya pasangan "salah menikah," begitu ya sebenarnya waktu pacaran kurang mengenal sungguh-sungguh pasangannya nah waktu menikah baru ketahuan beda jauh segala macam, pemikirannya jadi banyak sekali ketidakpuasan begitu. Nah ini kalaupun diusahakan misalnya melakukan hal-hal yang menyenangkan, tetap bagi pasangannya ini merupakan hal yang menyebalkan Pak Paul. Bagaimana itu celahnya sangat besar untuk bisa ke orang lain.
PG : Saya harus akui kalau dalam kasus seperti itu memang orang bisa salah pilih, kita bisa salah memilih jurusan, salah membeli rumah, termasuk bisa salah memilih pasangan hidup. Akan sangat-sngat sukar menikmati madu pernikahan itu karena akhirnya yang terjadi adalah terlalu banyak pertengkaran.
Nah saya kira kalau dalam kasus seperti itu tidak bisa selesai, harus cari orang ketiga yaitu seorang hamba Tuhan atau seorang psikolog atau seorang konselor, memohon bantuan mungkin ada standar-standar yang memang harus kita korbankan, sudah kita akan terima mungkin sampai matipun kita tidak bisa mencicipi itu, kita terima, tetapi yang bisa kita nikmati ya kita nikmati sebab asumsinya adalah pada masa awal atau masa berpacaran pasti ada hal-hal yang dia nikmati makanya dia nikahi orang itu. Berarti masih ada, itu yang kita investasikan yang tidak ada dan tidak bisa diberikan oleh pasangan, kita tidak investasikan waktu kita di sana lagi jadi kita hanya investasi waktu dan tenaga kita pada hal-hal yang memang akan menghasilkan buah dan yang telah kita cicipi sebelumnya.
WL : Jadi kita tidak bisa tolerir Pak maksudnya di dalam kekristenan, kalau kasus seperti itu terus justru dia ketemu satu orang katakanlah yang benar-benar bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dia rindukan, "memang saya tidak menemukan di istri saya, bisanya dengan si ini." Lalu ditinggalkan begitu, di Kristen kalau dia sudah menikah berarti tidak bisa Pak Paul?
PG : Sudah tentu kalau ibu Wulan bertanya kepada saya hal itu terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan kalau sampai terjadi dalam kelemahan orang akhirnya tidak tahan lagi hidup dengan pasanganna yang tidak memenuhi kebutuhannya, dia tinggalkan pasangannya, ya itu suatu perbuatan yang keliru.
Tapi apakah Tuhan tidak memaafkan, Tuhan tidak bisa menerima dia kembali, saya kira ya tetap kalau ada hati yang mau datang, mengakui dan bertobat, Tuhan akan bisa mengerti dan mengampuni ya hidup memang penuh dengan ketidaksempurnaan.
GS : Makanya dalam hal ini Pak Paul saya rasa Tuhan itu yang menjadi benteng yang paling kuat di dalam melindungi kita khususnya hidup pernikahan kita, memang begitu Pak Paul?
PG : Betul sekali, ini adalah langkah keempat Pak Gunawan yaitu takut akan Tuhan, tidak boleh sampai tidak ingatlah bahwa Tuhan tidak berkenan dengan perzinahan dan dia akan menghukum kita jadikalau masih ada takut akan Tuhan itu mengerem, kita mau melakukan hal-hal yang salah tapi kita tahu Tuhan mengawasi kita, kita lebih bisa mengerem diri kita.
GS : Jadi kalau pada awalnya kita takut akan Tuhan itu harus terus dipelihara, ditumbuhkembangkan terus.
GS : Jadi apakah kita harus waspada terhadap hal-hal tertentu di dalam menghadapi gangguan atau cobaan-cobaan seperti itu?
PG : Ada beberapa hal langkah praktis yang bisa saya kemukakan Pak Gunawan, jadi berhati-hatilah terhadap misalkan yang pertama ajakan kencan berduaan dari lawan jenis meski ia adalah teman baik. Hampir semua perselingkuhan diawali dengan pertemanan bukannya permusuhan, jadi sudah tentu orang yang kita senangi bercengkerama, tukar pikiran meskipun kita berkata tidak ada apa-apa kok, jangan mulai, jangan pergi-pergi berdua, berkencan pulang kerja dengan lawan jenis kita nah itu jangan, jangan terima ajakannya meskipun rasa sungkan, tidak enak hati tetap tolak kalau itu pergi berduaan tetap tolak.
WL : Kalau bukan atas nama kencan, misalnya yang wanita minta diantar ke suatu tempat yang memang dia tidak punya siapa-siapa yang mengantar, begitu?
PG : Kalau dalam keadaan memang terpaksa misalkan kita dari mana begitu urusan apa terus memang pulang malam dan dia harus pulang sendiri, kendaraan umum dan kita memang punya kendaraan ya sayakira sifat manusiawi kita harus kita perlihatkan, bahwa kita kasihan dia pulang sendiri naik kendaraan umum ya kita antar, tapi ya sudah stop di situ jangan sampai kita jadikan itu sebagai sebuah kebiasaan ya nah itu yang jangan kita lakukan.
GS : Biasanya Pak Paul yang terjadi di antara rekan kerja karena bukan kebetulan ketemu di suatu tempat tetapi memang ini tiap hari sudah rutenya seperti itu begitu Pak Paul?
PG : Nah kalau rutenya seperti itupun juga kita memang ya sebisanya tidak menawarkan setiap kali ikut saya pulang saya antar, tidak juga maka langkah yang kedua yang saya mau katakan adalah berati-hatilah terhadap apa, terhadap sikap yang terlalu baik dan penuh perhatian darinya.
Nah kadang-kadang wanita melihat ini pria baik menawarkan, saya antar, saya jemput pulang sekalian jalan kok, jangan ya terlalu baik seperti itu dan penuh perhatian seperti itu jangan kita terima sebab sekali lagi segala jenis perselingkuhan munculnya dari hal-hal kecil seperti ini.
WL : Pak Paul, ada suami yang berusaha berbuat baik di rumah tetapi "mêntal" tidak dihargai oleh istrinya, justru kalau di kantor ada orang-orang yang bisa mengekspresikan kebutuhan untuk bisa berbuat baik juga. Tapi justru berakibat fatal ya Pak Paul?
PG : Bisa betul, jadi kalau si suami ingin mendapatkan pujian dan perasaan nyaman karena dihargai berbuat baik, banyak gelandangan di jalanan kenapa tidak tolong mereka dihargai kok, jadi tidakusah terlalu berbuat baik kepada perempuan cantik teman sekerja kita.
GS : Mungkin unsurnya bukan cantik tetapi unsurnya kadang-kadang kasihan Pak Paul?
PG : Tapi sekali lagi itulah salah satu penyebab perselingkuhan dan kadang-kadang yang satu itu menikmati daripada dia naik kendaraan umum berdesak-desakan diantar jemput siapa yang tidak mau, api sekali lagi ini salah satu awal yang paling umum.
Yang ketiga adalah berhati-hati juga terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terlalu pribadi. Saya ini sadari sekali orang kalau mulai bertanya hal-hal yang pribadi tentang dirinya, apalagi tentang kebiasaan-kebiasaan pribadi di rumah itu memang menunjukkan adanya ketertarikan sebab kalau kita ketemu dengan encim-encim (nenek-nenek) yang kita tidak suka, kita tidak bertanya-tanya dia mandi berapa kali segala macam pasti kita hanya bertanya kepada orang yang kita rasa tertarik hal pribadi itu.
GS : Mungkin bukan ditanya Pak Paul tapi ada orang yang memang menceritakan hal-hal yang sifatnya pribadi itu kepada rekannya itu.
PG : Kalau dia memang senang cerita kita dengarkan tidak apa-apa, tapi berhati-hatilah terhadap orang yang mau tahu lebih banyak tentang kehidupan pribadi kita, nah itu menunjukkan adanya hal-hl yang lebih sebab dia bertanya seperti itu kepada kita apakah dia bertanya seperti itu kepada orang yang lain dan kita tahu misalkan tidak, berarti ini mempunyai nilai tambah bahwa dia memang menyukai kita.
GS : Yang saya lihat semacam ini Pak Paul, kalau dia sudah menceritakan hal yang pribadi dia mengharapkan teman bicaranya itu juga akan memberikan atau menceritakan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya pribadi.
PG : Saya setuju itu bisa jadi, harapannya dia bertanya pribadi, dia cerita-cerita pribadi supaya dia juga mendapatkan imbalannya itu, jadi berhati-hati kita menjawab seperlunya, kalau memang tdak terlalu dekat ya jangan.
Jadi salah satu prinsip yang saya gunakan adalah kalau mau cerita problem kita yang pribadi, cerita kepada sesama jenis jangan kepada lawan jenis yang kita tahu berpotensi membuat kita tertarik kepadanya. Yang lainnya adalah berhati-hatilah terhadap sentuhan yang lembut baik kepada pria maupun wanita sama, jadi berhati-hatilah kalau orang sudah mulai menyentuh kita; kita mesti jaga diri, kita mesti berkata atau kita lain kali elakkan dari sentuhannya atau kita berkata: "Oh maaf, saya tidak mau disentuh". Karena sekali lagi sentuhan-sentuhan itu berbicara sangat-sangat kuat kepada hati kita dan kita memang orang yang mempunyai perasaan jadi mudah sekali tergugah kalau kita mendapatkan sentuhan-sentuhan lembut seperti itu jadi kita mesti jaga jangan terima sentuhan-sentuhan lembut seperti itu.
WL : Ada pengaruh budaya tidak Pak Paul kalau misalnya orang-orang yang Western gitu kan sangat biasa, ke mana-mana misalkan mau menyeberang digandeng, tapi memang nothing spesial begitu Pak Paul?
PG : Saya kira ada pengaruh budaya ya kalau memang budayanya lebih umum biasa juga begitu, tapi saya juga harus katakan perselingkuhan sangat-sangat menjamur di negara barat jadi saya kira teta kalau ada batas lebih baiklah.
GS : Saya mengamati saja Pak Paul, ada beberapa wanita kalau berbicara itu suka mukul-mukul, bukan sentuhan lembut tetapi dipukulkan atau sedikit mukul, sedikit mukul begitu.
PG : Itu tidak apa-apa saya kira itu soalnya tindakan reflek, keramahannya tepak-tepakkan tapi yang mesti dijaga adalah yang lembut-lembut itu, itu yang berbahaya.
WL : Tapi kalau bagi pria yang justru lagi kehausan cinta di rumahnya Pak Paul seperti itu juga disalahtafsirkan?
PG : Jadi tepak-tepak itu adalah tetap sentuhan buat dia, mesti berhati-hati juga. Yang lainnya lagi adalah yang kelima hati-hatilah terhadap ajakan mengerjakan tugas bersama, ini sering dikemuakan sering digunakan yuk kita kerjakan sama-sama ini belum selesai yuk kita kerjakan kita ke mana atau di kantor dulu berduaan atau apa nah itu hati-hati, kalau mau kerjakan sama-sama ya ramai-ramai jangan berduaan setelah itu pulang ramai-ramai juga, jadi hati-hati dengan ajakan seperti ini.
GS : Di dalam hal mengerjakan tugas memang kadang-kadang dituntut seperti itu tapi yang lebih berbahaya itu kalau diajak pergi bersama-sama harus tugas ke luar kota dan sebagainya Pak Paul itu kontrolnya lebih susah.
PG : Wah betul sekali, susah itu.
GS : Pada hal sekarang itu sering kali terjadi tuntutan-tuntutan pekerjaan yang seperti itu.
GS : Betul, maka atasan yang baik seharusnya tahu tentang hal-hal seperti ini dan tidak sengaja menugaskan laki-laki dan wanita pergi berduaan untuk ke luar kota, tinggal di hotel yang sama dan sebagainya. Mula-mula hotelnya sama kamar berbeda, lama-lama hotelnya sama kamarnya pun sama, jadi berbahaya sekali.
GS : Apakah ada petunjuk praktis yang lain?
PG : Yang lainnya adalah orang yang sedang dalam keadaan butuh secara emosional, itu yang kita juga harus berhati-hati. Misalkan kita tahu teman kita sedang melewati masa pernikahan yang sangatsusah, jangan kita ini mau tahu terus dekat-dekati dia, berhati-hati karena banyak juga perselingkuhan dimulai dengan open-openan, sharing-sharingan seperti ini, membuka diri, cerita-cerita, akhirnya bertambah simpati, tambah simpatik.
Yang satu merasa istri saya tidak mengerti kok kamu paling mengerti saya, nah akhirnya terlibat secara emosional jadi mesti berhati-hati. Dan yang terakhir Pak Gunawan, berhati-hatilah terhadap orang yang tidak takut akan Tuhan tetap ini saya kembalikan pada faktor Tuhan, orang yang tidak takut Tuhan menghalalkan segala cara, kalau dia mau dengan kita, kita sudah bersuamipun dia tidak perduli dia tetap memaksa masuk, jadi berhati-hati terhadap orang yang tidak takut akan Tuhan di dalam hidupnya.
GS : Jadi memang ada petunjuk-petunjuk praktis yang tadi Pak Paul sudah sampaikan tetapi pasti ada petunjuk dari Firman Tuhan yang juga perlu kita perhatikan, apakah Pak Paul bisa sampaikan?
PG : Saya akan bacakan dari Amsal 3:6-8 "Akuilah dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejhatan, itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu."
Akuilah Tuhan dalam segala lakumu artinya libatkan Tuhan dalam setiap jengkal kehidupan kita bahkan dalam relasi kita dengan lawan jenis kita harus libatkan Tuhan. Waktu kita tertarik pun kepada orang libatkan Tuhan, akui di hadapan Tuhan: "Saya tertarik kepada dia Tuhan, tolong saya agar saya tidak menyediakan pot bagi bibit kasih ini," dan Tuhan berjanji kalau kita mengundang Tuhan terlibat dalam setiap jengkal kehidupan kita maka Tuhan akan meluruskan jalan kita artinya apa, Tuhan akan menghindarkan kita dari problem, dari masalah-masalah perselingkuhan seperti ini. Dan nasihat Tuhan yang kedua jangan engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan artinya ada orang yang berkata tidak apa-apa kok teman saja kok, biasa saja kok, tidak ada apa-apa kok, saya hanya bantu dia, saya hanya mendengarkan dia tidak apa-apa. Menganggap diri bijak, menganggap diri kuat akhirnya benar-benar kejeblos jadi mesti berhati-hati jangan menganggap diri itu kuat dan Tuhan berkata takutlah akan Tuhan artinya benar-benar kita takut, Tuhan itu bisa membalas kalau sudah tidak ada rasa takut akan Tuhan semua hal akan kita berani lakukan dan itu yang berbahaya.
GS : Bagi para pendengar yang mau melihat ayat tadi yang dibacakan Pak Paul dari Amsal 3:6-8 mungkin itu sesuatu yang menarik untuk anda catat dan bisa dibaca lagi karena kitab Amsal penuh dengan nasihat-nasihat yang sangat berguna. Jadi terima kasih sekali Pak Paul dan Ibu Wulan untuk perbincangan ini juga para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt Dr. Paul Gunadi dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga) kami baru saja berbincang-bincang tentang "Membentengi Pernikahan". Bagi anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan anda menghubungi kami lewat surat, alamatkan surat anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id saran-saran, pertanyaan serta tanggapan anda sangat kami nantikan dan akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian anda sampai jumpa pada acara telaga yang akan datang.