Pdt. Dr. Paul Gunadi

Pdt. Dr. Paul Gunadi

Pria Dan Konflik Rumah Tangga

Ada banyak soal yang membuat pria terlibat konflik dengan istrinya. Sudah tentu penyelesaian konflik beragam dan tidak dapat diseragamkan secara sederhana. Namun pada akhirnya bagaimanakah kita berkonflik dan apakah kita dapat menyelesaikannya bergantung pada diri kita sendiri, yaitu apakah kita bisa mengendalikan diri. Langkah menuju pengendalian diri bertahap dan melewati proses namun langkah awalnya adalah sama yaitu mengenali diri terlebih dahulu. Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang pada umumnya dialami oleh pria sebelum dan pada waktu konflik.

Suami Yang Berkenan Di Hati Allah 2

Seperti apakah suami yang berkenan di hati Allah itu? Dalam pembahasan ini kita akan mengangkat salah satu tokoh di Alkitab yang terabaikan. Dia adalah Yusuf, ayah Yesus Putra Allah, di dunia. Walau tidak banyak catatan tentang dirinya, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Yusuf, terutama dalam perannya sebagai seorang suami.

Suami Yang Berkenan Di Hati Allah 1

Seperti apakah suami yang berkenan di hati Allah itu? Dalam pembahasan ini kita akan mengangkat salah satu tokoh di Alkitab yang terabaikan. Dia adalah Yusuf, ayah Yesus Putra Allah, di dunia. Walau tidak banyak catatan tentang dirinya, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Yusuf, terutama dalam perannya sebagai seorang suami.

Tatkala Hidup Berhenti dengan Tiba-Tiba

Tanpa kita sadari, setiap hari kita bangun dari tidur kita berharap bahwa hari ini akan berjalan sama seperti kemarin. Aktivitas yang kita lakukan kemarin akan kita lakukan hari ini dan apa yang terjadi kemarin akan terjadi hari ini. Singkat kata, kita tidak berharap hidup akan berubah dalam sekejap. Masalahnya adalah, hidup kadang berubah dengan sekejap dan kita pun harus membangun hidup dari nol lagi. Faktor apa yang dapat membuat kita kehilangan hidup dengan sekejap? Apa yang mesti kita lakukan bila hal seperti itu menimpa kita?

Ketika Pasangan Tidak Bisa Melepaskan Selingkuhannya

Salah satu masalah terbesar yang kadang mesti kita hadapi adalah perselingkuhan. Ibarat batu besar jatuh menimpa atap rumah, demikianlah perasaan korban selingkuh. Secara tiba-tiba hidup hancur dan kita mungkin tidak tahu lagi apakah kita akan dapat membangun kembali rumah tangga yang telah hancur. Jika saja pasangan yang selingkuh bersedia untuk memutuskan tali asmaranya, mungkin akan sedikit lebih mudah buat kita melanjutkan hidup. Masalahnya adalah tidak semua bersedia melakukannya. Ada yang terus menjalin relasi asmaranya. Apakah yang mesti kita perbuat bila pasangan tidak bersedia melepas kekasihnya?

Tatkala Tuhan Berkata Tidak

Salah satu pergumulan rohani yang mesti kita semua lalui adalah menerima jawaban “tidak” dari Tuhan. Andai saja permohonan itu buruk dan jahat, kita semua akan bersedia mendengar jawaban “tidak”. Pergumulan timbul sebab kita tidak memohon yang buruk dan jahat; sebaliknya, kita memohon sesuatu yang baik, seperti mohon diberikan keturunan, disembuhkan, disediakan pekerjaan dan sebagainya. Namun, sebagaimana kita ketahui, Tuhan tidak selalu menjawab “ya”. Mengapa demikian?

Melampaui Efisiensi

Kita hidup di era efisiensi. Kata efisiensi mengandung arti melakukan atau menghasilkan sebanyak mungkin dengan tenaga dan waktu sesedikit mungkin. Segala perencanaan yang kita buat didasarkan atas hukum efisiensi. Tidak boleh ada yang terbuang, semua mesti terpakai sebaik mungkin — termasuk tenaga dan waktu. Lewat pembahasan ini kita melihat bahwa Tuhan tidak selalu bekerja berdasarkan hukum efisiensi. Kehendak Tuhan berada di atas hukum efisiensi.

Penentu Keharmonisan Pernikahan 2

Ada banyak hal yang dapat menentukan keharmonisan pernikahan, namun di antara semua itu, ketiga faktor berikut merupakan yang terpenting:
  1. Relasi dengan Tuhan yang otentik dan dinamis,
  2. Kesamaan dalam hal yang penting dan
  3. Kesehatan jiwa masing-masing. Dalam bagian ini akan dibahas ketiga faktor tersebut.

Penentu Keharmonisan Pernikahan I

Ada banyak hal yang dapat menentukan keharmonisan pernikahan, namun di antara semua itu, ketiga faktor berikut merupakan yang terpenting:
  1. Relasi dengan Tuhan yang otentik dan dinamis,
  2. Kesamaan dalam hal yang penting dan
  3. Kesehatan jiwa masing-masing. Dalam bagian ini akan dibahas ketiga faktor tersebut.

Sikap Hidup Reaktif

Tidak semua kita memunyai masa kecil yang menyenangkan. Salah satu dampak masa kecil yang buruk adalah pengaruhnya terhadap diri kita pada masa sekarang. Secara khusus kita akan menyoroti sikap hidup reaktif sebagai akibat masa kecil yang tidak menyenangkan dan dampaknya pada relasi kita sekarang dengan orang di sekitar, terutama dengan pasangan sendiri.

Halaman

Berlangganan RSS - Pdt. Dr. Paul Gunadi