Pdt. Dr. Paul Gunadi

Pdt. Dr. Paul Gunadi

Mengapa Anak Memberontak?

Salah satu sumber kesedihan terbesar bagi orangtua adalah pemberontakan anak. Sebagai manusia yang terbatas, kita telah berusaha membesarkan anak sebaik-baiknya, namun pada akhirnya anak memutuskan untuk melawan kita. Saat itu kita termenung dan bertanya-tanya, “Apa yang terjadi? Kesalahan apa yang telah kami perbuat?” Berikut akan dibahas masalah pemberontakan anak untuk menolong kita mengintropeksi diri.

Tatkala Divonis Terminal

Hampir dapat dipastikan setiap kita akan harus berhadapan dengan kematian orang yang terdekat dengan kita. mungkin itu ayah atau ibu, suami atau istri, kakak atau adik, bahkan bisa saja kematian anak sendiri. Pada umumnya kita diharapkan dan mau mendampingi orang yang dekat dengan kita mulai dari dia sakit sampai akhirnya pulang ke rumah Bapa di Surga. Berikut beberapa masukan untuk menolong kita mendampingi si penderita sakit.

Mendampingi di Saat Akhir

Meski kita tahu pada akhirnya kita harus mati, tapi pada umumnya kita merasa tidak siap untuk mati sewaktu menerima kabar bahwa kita menderita penyakit terminal. Biasanya diperlukan WAKTU untuk akhirnya kita bisa menerima kenyataan itu. Berikut akan dipaparkan proses penerimaan kenyataan yang menakutkan berdasarkan pemikiran Elizabeth Kubler Ross.

Penghiburan Dalam Kedukaan

Guncangan akibat kehilangan orang yang dikasihi secara mendadak benar-benar membuat kita kehilangan keseimbangan dan terjatuh.Begitu banyak pertanyaan yang tak terjawab dan begitu kuat kecamuk sedih dan marah di dalam batin.Apakah yang harus dilakukan bila kita berada pada posisi ini—dalam sekejap mata kehilangan bukan satu, tetapi sekaligus beberapa orang yang dikasihi?Sudah tentu tidak ada jalan pintas atau rumus mutlak yang dengan manjur dapat melenyapkan derita akibat kehilangan yang begitu dalam dan mengagetkan itu.Sungguhpun demikian, ada beberapa pedoman yang dapat kita gunakan sebagai pertolongan dalam meniti jalan yang bermedan mahaberat ini.

Bimbingan Rohani Bagi Korban Bencana

Salah satu cara menolong korban bencana adalah dengan memberikan bimbingan rohani yang tepat. Intinya kita berusaha memandu korban untuk kembali percaya kepada Tuhan. Berikut akan dibahas beberapa cara yang bisa kita terapkan

Menyenangkan Hati Orang

Menyenangkan hati orang di sini bukanlah kerelaan mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih tinggi, termasuk orang lain ataupun Tuhan. Menyenangkan hati orang di sini adalah ketidakbisaan menjadi diri sendiri apa adanya karena takut pada penolakan orang. Itu sebab kita memfokuskan pada orang lain dan rela berbuat apa pun untuk menyenangkan hati mereka. Alhasil kebutuhan kita tidak terpenuhi dan terlebih penting lagi, kita tidak dapat menjadi alat di tangan Tuhan yang efektif. Berikut akan dipaparkan bagaimana kita dapat keluar dari lilitan menyenangkan hati orang.

Cepat Tersinggung

Salah satu masalah yang kerap muncul dalam relasi adalah ketersinggungan yakni reaksi sedikit-sedikit tersinggung. Tidak bisa tidak, sikap seperti ini akan dengan cepat dapat meruntuhkan persahabatan. Akhirnya orang takut bergaul dengan kita yang mudah tersinggung dan malah memilih menjauh dari kita. Berikut akan dibahas penyebab mengapa kita cepat tersinggung, dan bagaimanakah kita dapat lepas dari masalah ini.

Membangun Pernikahan

Sama seperti membangun rumah, pernikahan pun dibangun satu batu di atas satu batu, satu kayu di atas satu kayu.Ada banyak yang mesti dilakukan namun ada beberapa yang harus dikerjakan sedini mungkin.Kegagalan melakukan hal-hal ini pastilah berdampak buruk pada kondisi pernikahan. Berikut akan dipaparkan beberapa di antaranya.

Menyelaraskan Perbedaan

Ada banyak perbedaan yang mesti diselaraskan dalam pernikahan. Keberhasilan atau kegagalan kita menyelaraskan perbedaan akan menentukan kondisi pernikahan. Penting bagi kita untuk bukan saja mengenali tetapi juga mengatasi perbedaan. Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang kerap muncul dalam pernikahan yang menuntut penyelarasan.

Pincang Tapi Berjalan

Salah satu kenyataan yang dapat kita saksikan di Alkitab adalah Tuhan memakai para hamba-Nya, yang bukan saja penuh dengan kelemahan, tetapi juga lahir dan besar dalam keluarga yang bermasalah. Salah satunya adalah Yakub. Sebagaimana kita ketahui, ia dibesarkan dalam keluarga yang tidak sempurna, di mana relasi ayah dan ibunya tampak terbelah. Yakub pun harus mengalami begitu banyak kesusahan dalam hidup akibat keputusan yang dibuatnya. Kali ini kita akan memetik pelajaran dari penggalan kehidupan Yakub dalam Kejadian 32:22-32. Tuhan memberkatinya dan menetapkannya menjadi Israel, bapak dari kedua belas suku Israel; namun Tuhan pun membuatnya pincang.

Halaman

Berlangganan RSS - Pdt. Dr. Paul Gunadi