Pranikah/Pernikahan

Memelihara Pernikahan 2

Komitmen yang teguh menerima pasangan secara utuh, bertanggungjawab kepada Tuhan. Firman Tuhan akan selalu mengingatkan kita agar tetap memegang komitmen yang teguh.

Memelihara Pernikahan 1

Komunikasi ibarat darah dalam tubuh, tanpa komunikasi maka pernikahan mati; tiga unsur penting dalam komunikasi yaitu variasi, kedalaman dan kejujuran. Variasi menyemarakkan relasi, kedalaman memerkuat relasi dan kejujuran menghidupkan relasi. Dalam bagian ini akan dibahas pentingnya komunikasi yang terbuka untuk memelihara pernikahan.

Mencintai Sampai Mati ( II )

Cinta itu tidak bertumbuh dengan sendirinya. Seringkali kita berpikir, cinta itu akan selalu ada dan kita tidak perlu berbuat apa-apa untuk memeliharanya. Kita mesti berbuat sesuatu untuk memelihara cinta; adalah sediakan waktu dan tenaga, saling memberi dan menerima kebutuhan emosional secara melimpah dan adil, serta hiduplah kudus dan benar dengan dipenuhi kasih Allah.

Mencintai Sampai Mati (I)

Konflik demi konflik akan dapat menghentikan cinta kita pada pasangan. Apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi konflik? Berikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan konflik, berkonflik berarti menyampaikan sesuatu untuk didengarkan, selesaikan satu konflik untuk satu masalah bukan banyak masalah, akuilah kesalahan kita sekecil apapun, dan gunakan cara yang benar untuk menyampaikan sesuatu.

Membangun Di Atas Yang Ada ( II )

Bagaimana kita akan dapat membangun pernikahan atau mempertahankan kualitasnya agar tetap baik di hari tua? Mengakui kesalahan di masa lampau dan meminta maaf kepada pasangan, bertobat dari kesalahan, memelihara keintiman dengan meningkatkan kasih pada pasangan dengan perbuatan dan perhatian yang baik, serta menemukan dan menjalankan misi hidup bersama-sama.

Membangun Di Atas Yang Ada ( I )

Kadang kita ini dalam membangun keluarga atau pernikahan mendasarinya atas hal-hal yang kita harapkan tetapi itu belum ada dalam pernikahan kita. Sedangkan kita mesti realistis melihat apa yang ada dalam pernikahan, artinya melihat dengan jelas siapa pasangan kita. Dan dari situlah kita seharusnya membangun pernikahan kita.

Pengampunan dalam Pernikahan (III)

“A happy marriage is the union of the two forgivers” artinya pernikahan yang bahagia merupakan kesatuan dari dua orang yang saling mengampuni. Kesalahpahaman atau masalah sepele akan sangat mungkin membuat pasangan terluka secara emosi atau batin, menambahkan amarah bahkan hingga menjadi korban KDRT. Sehingga pengampunan memiliki peranan penting dan vital bagi hubungan suami-istri di dalam pernikahan Kristen. Ada yang mengatakan: mengampuni ialah melupakan. Namun hal yang melukai kita ialah hal yang telah terjadi dan merupakan masa lalu kita, sehingga itu akan terus ada dalam ingatan kita selama kita masih hidup. Apakah ini yang dimaksud mengampuni? Lalu bagaimana dengan pendapat yang mengatakan: ketika kita mengampuni berarti kita harus berekonsiliasi dan ‘menutup mata’ pada batin kita yang telah terluka dan perilaku pasangan yang tidak mau berubah? Jadi apa yang dimaksud Alkitab tentang mengampuni?

Pengampunan dalam Pernikahan (II)

“A happy marriage is the union of the two forgivers” artinya pernikahan yang bahagia merupakan kesatuan dari dua orang yang saling mengampuni. Kesalahpahaman atau masalah sepele akan sangat mungkin membuat pasangan terluka secara emosi atau batin, menambahkan amarah bahkan hingga menjadi korban KDRT. Sehingga pengampunan memiliki peranan penting dan vital bagi hubungan suami-istri di dalam pernikahan Kristen. Ada yang mengatakan: mengampuni ialah melupakan. Namun hal yang melukai kita ialah hal yang telah terjadi dan merupakan masa lalu kita, sehingga itu akan terus ada dalam ingatan kita selama kita masih hidup. Apakah ini yang dimaksud mengampuni? Lalu bagaimana dengan pendapat yang mengatakan: ketika kita mengampuni berarti kita harus berekonsiliasi dan ‘menutup mata’ pada batin kita yang telah terluka dan perilaku pasangan yang tidak mau berubah? Jadi apa yang dimaksud Alkitab tentang mengampuni?

Pengampunan Dalam Pernikahan ( I )

“A happy marriage is the union of the two forgivers” artinya pernikahan yang bahagia merupakan kesatuan dari dua orang yang saling mengampuni. Kesalahpahaman atau masalah sepele akan sangat mungkin membuat pasangan terluka secara emosi atau batin, menambahkan amarah bahkan hingga menjadi korban KDRT. Sehingga pengampunan memiliki peranan penting dan vital bagi hubungan suami-istri di dalam pernikahan Kristen. Ada yang mengatakan: mengampuni ialah melupakan. Namun hal yang melukai kita ialah hal yang telah terjadi dan merupakan masa lalu kita, sehingga itu akan terus ada dalam ingatan kita selama kita masih hidup. Apakah ini yang dimaksud mengampuni? Lalu bagaimana dengan pendapat yang mengatakan: ketika kita mengampuni berarti kita harus berekonsiliasi dan ‘menutup mata’ pada batin kita yang telah terluka dan perilaku pasangan yang tidak mau berubah? Jadi apa yang dimaksud Alkitab tentang mengampuni?

Menikah Hanya Untuk Orang Dewasa

Pengertian dewasa merupakan seseorang yang utuh dengan dirinya sendiri secara mental dan emosional, bisa mandiri dan mengelola diri sendiri secara sehat. Sehingga pernikahan menjadi sarana untuk saling memberi sumbangsih yang positif, bukan untuk membuat diri sendiri menjadi utuh.

Halaman

Berlangganan RSS - Pranikah/Pernikahan