Relasi Orangtua dan Anak Dihari Tua

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T196B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Beberapa prinsip yang mesti kita pahami guna menciptakan relasi orangtua-anak yang indah di hari tua, yaitu di hari tua anak cenderung bersikap terhadap orangtua sesuai dengan kondisi relasi itu sekarang. Orangtua kembali menjadi seperti anak dalam pengertian ia sekarang dibatasi oleh kelemahan fisiknya. Kalaupun relasi orangtua-anak baik, tetap saja akan ada ketegangan yang mesti dihadapi bersama.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Relasi orangtua-anak dibangun di awal kehidupan anak. Di dalam penggalan 12 tahun inilah dasar relasi terbentuk dan menentukan corak relasi selanjutnya, termasuk di hari tua. Berikut ini adalah beberapa prinsip yang mesti kita pahami guna menciptakan relasi orangtua-anak yang indah di hari tua.

  1. Di hari tua anak cenderung bersikap terhadap orangtua sesuai dengan kondisi relasi itu sekarang. Mungkin tatkala anak kecil, ia tidak mempunyai banyak pilihan selain mengikuti kehendak orangtuanya. Setelah dewasa ia lebih memiliki banyak pilihan dan besar kemungkinan ia lebih bebas untuk menyatakan kemerdekaannya. Jadi, bila ia tidak setuju atau menyukai gaya hidup orangtuanya, di masa tua ia akan lebih tidak mau berdekatan dengan orangtuanya. Penting bagi anak untuk menyadari bahwa tidak banyak yang dapat ia lakukan untuk mengubah orangtuanya. Sebaiknya anak menerima orangtua apa adanya sehingga relasi tidak terus menjadi tegang. Sebaliknya, anak pun perlu menjaga batas agar relasi dengan orangtua yang tidak harmonis ini tidak mempengaruhi kehidupan pribadi atau keluarganya. Jadi, lakukanlah sedapatnya dan sebanyaknya-tanpa merusakkan relasi itu sendiri atau relasi dengan keluarga sekarang.
  2. Orangtua kembali menjadi seperti anak dalam pengertian ia sekarang dibatasi oleh kelemahan fisiknya. Seperti seorang anak, ia pun harus bergantung pada orang lain-pada kesediaan waktu dan keinginan. Jika relasinya dengan anak tidak terlalu akrab, dapat dimengerti bila di masa tua relasi ini akan menjadi canggung karena ia tidak terbiasa meminta bantuan anak. Bila inilah corak relasinya, sebaiknya orangtua berinisiatif mengakui kurangnya keterlibatannya dalam kehidupan anak di masa lampau dan ungkapkan pengertian bahwa di masa tua ini, ia harus memulai relasi yang baru dengan anak. Jika ada kesalahan yang perlu diakui, akuilah dan mintalah maaf.
  3. Kalaupun relasi orangtua-anak baik, tetap saja akan ada ketegangan yang mesti dihadapi bersama. Orangtua dapat merasa bersalah menjadi beban buat anak dan sebaliknya, anak pun merasa bersalah karena tidak dapat berbuat lebih buat orangtuanya. Ia pun sibuk dengan keluarga dan tanggung jawab pribadinya sehingga tidak dapat meluangkan lebih banyak waktu. Itu sebabnya penting bagi orangtua dan anak untuk saling terbuka dengan pengharapan masing-masing agar relasi ini tidak menjadi relasi yang sarat rasa bersalah.
  4. Dalam melayani orangtua, anak-anak perlu membagi tugas supaya tidak membebani salah seorang anak secara berlebihan atau menimbulkan iri hati. Orangtua pun akan dapat melihat bahwa semua anak mengasihi mereka tanpa kecuali.

Firman Tuhan
Hormatilah ayahmu dan ibumu-ini adalah suatubperintah yang penting seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi ini. (Efesus 6:2)