Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun Anda berada, Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (TEgur Sapa GembaLA KeluarGA). Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya, Yosie, akan berbincang-bincang dengan Ibu Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo, beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling keluarga. Dan perbincangan kami kali ini tentang seri Menangani Emosi Anda "Menang Atas Kekhawatiran" bagian kedua. Kami percaya acara ini bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Y : Bu Vivian, di bagian yang pertama kita sudah membahas tentang kekhawatiran.
VAS : Betul.
Y : Mungkin bisa dirangkum sedikit, Bu, sebelum kita masuk tentang bagaimana mengatasinya.
VAS : Kita bagian pertama secara garis besar kita sudah membahas, khawatir ternyata bisa merupakan suatu kebiasaan. Orang itu apa-apa, sedikit-sedikit khawatir, apa sedikit, khawatir, dipikirkan terlalu panjang. Memang harus kita pikir tapi terlalu panjang. Seperti pernah ada satu klien, mau pergi dengan keluarga berenang, sudah khawatirnya itu satu jam. Mau berangkat bicara dengan mamanya, "Ini nanti kalau tenggelam bagaimana?" "Lho, mama jaga disitu, nanti masuk angin bagaimana? Nanti apa jadinya?"
Y : Terlalu banyak yang dipikirkan.
VAS : Sampai akhirnya mau berangkat itu satu jam, mundur lagi persiapan. Jadi satu kebiasaan yang tidak baik dan membuat kita seperti orang yang tercekik. Fungsi kehidupan kita akhirnya terhambat, banyak khawatir. Kalau terus-menerus, bahkan oleh Tuhan Yesus dikatakan terus-menerus itu orang yang tidak beriman. Kalau tidak beriman berarti kita tidak percaya Tuhan melindungi kita.
Y : Karena begitu buruk dampak khawatir, maka kita perlu menang atas kekhawatiran sebagai orang beriman, ya Bu. Silakan Bu, apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi dan memenangkan kekhawatiran?
VAS : Untuk menang atas kekhawatiran, ada beberapa hal. Tiga kunci kemenangan. Kita memunyai hati yang benar di hadapan Tuhan seperti Yoh.14:1 mengatakan, "Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percaya juga kepada-Ku". Ini dengan kata lain, kita memunyai percaya pada Tuhan, tadi dikatakan tidak boleh gelisah. Percaya pada Allah, percaya juga pada Yesus. Kita memunyai Allah yang Mahakuasa, Mahakasih, Tuhan menghendaki yang terbaik untuk kita. Tuhan dapat berbuat apa saja dan Tuhan kita tidak berubah-ubah. Jadi Mahabaik. Dikatakan bahwa sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Dia mengirim Roh Kudus untuk menyertai kita. Jadi kita memunyai Allah, satu itu kepercayaan kita ini harus percaya pada Allah, percaya juga pada Yesus. Kita harus lihat, untuk supaya tidak khawatir, pertama kita harus doa. Berdoa dengan benar.
Y ; Seperti apa berdoa dengan benar ? Kalau begitu ada yang berdoa dengan salah?
VAS : Jadi kita berdoa dengan benar, dengan kata lain, kita kalau memberitahu pada orang, "Kamu berdoa kalau ada sesuatu yang mengkhawatirkan", langsung kita bicara, "Sudahlah jangan khawatir, berdoalah", itu juga salah, tidak boleh begitu. ‘kan kita sering ketemu teman begitu dan mengatakan, "Sudahlah, doakan saja". Itu juga tidak bisa.
Y : Tidak usah khawatir ! Begitu ya.
VAS : Jadi kita perlu selain sebelum mengatakan, "Kamu berdoa" kita mau mencoba mengerti orang ini, apa yang dikhawatirkan, jangan langsung, "Sudahlah", tambah khawatir. Kita dianggap tidak mengerti. Kita mendengarkan dulu ceritanya apa, apa yang dia khawatirkan, itu benar atau tidak? Kita berdoa dengan benar, berarti yang dikhawatirkan itu benar atau tidak dengan mau mendengarkan. Mencoba mengerti, mencoba mengerti apa yang dia alami. Jadi kita perlu tahu bahwa dengan berdoa yang benar, kita tahu bahwa Tuhan ini yang mau melindungi kita. Seperti ada lagu, "Tuhan itu Sobat kita", Yesus itu Sobat kita, Yesus Sobat kita menyertai kita. Dia menolong kita senantiasa. Mau berdoa dengan benar ini adalah seperti apa yang dikatakan oleh I Petr.5:7, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya sebab Ia yang memelihara kamu". Berdoa dengan benar memunyai hati percaya pada Tuhan, percaya bahwa Tuhanlah yang memelihara kita. Selain itu waktu berdoa harus menyerahkan……
Y : Segala kekuatiran kita.
VAS : Ada kata ‘segala’, itu berarti yang dikhawatirkan diberitahukan kepada Tuhan. Segala itu berarti apa?
Y : Bukan satu dua tapi semuanya.
VAS : Semuanya.
Y : Jadi boleh curhat di dalam doa kepada Tuhan, ya Bu ?
VAS : Ya curhat, semuanya diberitahu kepada Tuhan dalam doa. Dikatakan, "Sebab Ia memelihara kamu". Tuhan memelihara kita, jadi tidak usah, dalam doa yang benar itu, tidak ada hal yang tidak bisa diceritakan kepada Tuhan. Semua bisa diceritakan. Tapi kalau ini sesuatu yang kita anggap Tuhan tidak perlu tahu, berarti itu masalah yang tidak terlalu besar. Iya, bukan ?
Y : Sandal saya copot tidak perlu didoakan, beli saja lagi…….. Kalau tidak layak untuk didoakan, tidak layak untuk dikhawatirkan. Hal yang terlalu kecil ya sudahlah bisa kita atasi sendiri.
VAS : Kemarin sepatu saya tiba-tiba ada lemnya lepas, itu tidak usah dikhawatirkan.
Y : Ganti sepatu yang lain.
VAS : Ganti sepatu yang lain, itu nanti diperbaiki. Sekarang memakai yang ini, sudah mau kebaktian, sudah ganti saja, tidak usah khawatir. Tidak sesuai dengan pakaiannya ya sudah tidak apa-apa.
Y : Menarik ya, Bu. Tapi kalau ada hati kita yang merasa terbebani, curahkan semuanya kepada Tuhan.
VAS : Dikatakan lagi tadi, "Jangan kuatir untuk segala sesuatu, tetapi doakanlah untuk segala sesuatu". Yang dikatakan adalah doa. Berdoa yang benar itu, percaya pada Tuhan lalu serahkan segala, berarti segala itu semua diceritakan pada Tuhan. Hal-hal yang kita anggap penting jadi segala sesuatu didoakan.
Y : Dengan segala sesuatu diceritakan kepada Tuhan, akhirnya hilanglah kekhawatiran karena kita sudah lega, kita merasa Tuhan mengerti kita bahkan Ia akan memelihara kita, janji firman Tuhan.
VAS : Hal lain seperti kita ini cerita-cerita pada orang lain yang kita percayai. Tapi seringkali kalau kita bicara dengan Tuhan dalam doa itu justru sangat cepat selesai, tidak mau berdiam diri cerita dengan Tuhan, mengapa lebih senang ketemu dengan orang. Tapi kalau kita diminta kalau khawatir, ceritakan pada Tuhan. Bukan kita tidak boleh cerita dengan orang, tapi pertama percaya pada Tuhan yang mau mendengarkan, berdoa memberitahu pada Tuhan segala sesuatu.
Y : Dapat dikatakan hubungan kita dengan Tuhan yang penting menangani emosi kita.
VAS. Betul, selain itu kita juga diberitahu selain jangan khawatir, ini dikatakan selain itu kita diminta tidak khawatir karena apa? Bapa di Surga sudah tahu kekhawatiranmu. Apa yang kita butuhkan sudah tahu. Karena itu tidak perlu khawatir. Tuhan sudah tahu semua yang kita butuhkan, Dia mengerti. Jadi kita memunyai hubungan yang terbuka dengan Tuhan, memberitahu. Meskipun Tuhan sudah tahu ya kita memberitahu. Kebutuhan kita apa, kekhawatiran kita apa. Seandainya dengan orangtua kita sendiri.
Y : Cerita, begitu ya, Bu.
VAS : Kalau kita sudah menceritakan, kita merasa lega. Doa yang benar kita memunyai pengertian yang benar tentang siapa itu Allah. Kita berdoa kepada siapa? Jadi bukan hanya berdoa, tapi doa yang benar termasuk tahu yang kita berdoa itu kepada siapa? Kepada pribadi Allah, kita berdoa kepada Allah. Siapa itu Allah ? Allah yang kita sembah, yang setia, Allah yang Mahakuasa, Mahatahu, Mahakasih dan lain sebagainya. Jadi kita tahu itulah Allah yang kita percayai. Setelah tahu bahwa inilah Allah yang mengerti, lalu kita berdoa dengan benar. Masalah kita diberitahukan kepada Tuhan dengan memohon "Tuhan tolong", dibawa kepada Tuhan. Seperti perkataan Tuhan Yesus, "Datanglah kepada-Ku yang letih lesu berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan". Beban kita diberitahu, diserahkan kepada Tuhan. Kita yang tadinya menanggung kekhawatiran, beban dan lain-lain dengan berdoa menyerahkannya kepada Tuhan.
Y : Menyerahkannya pada Tuhan. Puji Tuhan ya Bu, padahal Tuhan Yesus sendiri sudah mengundang setiap kita untuk datang dan menyerahkan beban, tapi kadang kita sendiri yang senang memikulnya.
VAS : Sampai memikulnya hingga lelah. Selain itu dengan doa yang benar, yang lain kita memunyai hati yang bersyukur, meskipun belum tahu jalan keluarnya tapi sudah bersyukur, bersyukur kepada Tuhan untuk apa? Tuhan itu pasti yang akan menuntun kita ke jalan yang terbaik.
Y : Tapi yaitu Bu yang sulit, kebanyakan orang melihat keadaan karena itu khawatir dan tidak bisa melihat tangan Tuhan yang akan menolong. Apa Bu yang membuat kita bisa tetap bersyukur dan melihat Tuhan itu baik dengan keadaan sulit?
VAS : Kita bisa melihat salah satu dari pengalaman. Coba lihat pengalaman kehidupan seperti Tuhan Yesus kalau mengajarkan kepada umat Israel, mereka diminta, "Lihat coba bagaimana Saya dengan setia membantumu sampai keluar dari Mesir ke Israel". Dengan tangan Tuhan yang penuh kuasa, Tuhan itu setia. Selamat semua tidak ada yang binasa pada waktu melewati Laut Merah. Juga dalam kehidupan kita mungkin masing-masing bisa melihat Tuhan memelihara kita sampai hari ini, tentu itu ada kemurahan Tuhan. Tidak ditinggalkan, untuk kebutuhan kita yang paling sedikit pun dibantu oleh Tuhan. Saya sendiri pernah mengalami, suatu hari ini bagaimana ? Saya dapat beasiswa untuk sekolah di Amerika, orangtua tidak mampu untuk itu, semua beasiswa. Saya tidak bisa membeli hal-hal yang lain, seandainya mau membeli buku saya harus bekerja ekstra, jadi beasiswa hanya untuk makan, kuliah dan tidur. Itu sudah bersyukur, tapi mau beli alat-alat, mau beli pen saja tidak ada uang. Zaman dulu tidak ada iPad, iPhone, semuanya memakai surat-surat, mau beli perangko pun butuh uang, sudah bekerja masih tidak cukup, sedikit karena kurang. Suatu hari saya mengatakan, "Tuhan ini harus bayar satu pelajaran tambahan, dari mana uangnya?" Saya berdoa, Tuhan kirim. Waktu itu saya hanya butuh lima dolar untuk membayar satu pelajaran tambahan. Waktu itu saya ingin caranya berenang yang lain-lain, saya hanya bisa gaya katak, disana itu ada cara berenang yang lain, mumpung ada gurunya saya mau belajar, lima dolar itu pun tidak ada. Mau bayar bagaimana, uangnya tidak ada. Berdoa…eh, sebentar lagi ada tamu datang mengunjungi kami. Orang yang sudah pensiun, sudah tua, mereka senang membantu mahasiswa asing, tiba-tiba "Ini mau cari Vivian, ini lho saya mau beri berkat mungkin kamu perlu, mau membeli apa-apa". Lho Tuhan ini yang saya butuhkan lima dolar untuk membayar.
Y : Wow luar biasa !
VAS : Hanya seperti begitu, kecil-kecil.
Y : Kecil…kecil, sebetulnya, tapi Tuhan pelihara !
VAS : Dengan begitu bisa melihat. Kalau kecil lima dolar diberi, percaya.
Y : Percaya yang lima ribu dolar pasti diberi. Bersyukurnya untuk pengalaman Tuhan pernah menolong kita yang harus kita ingat dan kita pegang bahwa Tuhan akan menolong kita di waktu-waktu yang akan datang.
VAS : Betul, nah itu doanya yang benar begitu. Dengan hati yang percaya pada Tuhan juga tahu pribadi Allah yang setia, Mahakasih, Mahakuasa dan baik, kita juga perlu meletakkan beban kita di bawah kaki Tuhan. Lalu bersyukur, belum tahu jawabannya tapi tetap bersyukur.
Y : Bersyukur karena yang dulu sudah pernah ditolong, nanti juga pasti akan ditolong Tuhan. Poin berikutnya, Bu.
VAS : Tadi adalah kita memunyai tiga hal, kita sudah tahu Tuhan, tahu masalah kita dan bersyukur apa yang akan Dia lakukan. Jadi doa yang benar, hati kita tidak kacau balau lagi, tidak khawatir tapi kita ada damai sejahtera. Oleh sebab itu di Filipi 4:7-8 dikatakan, "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Itu ayat yang ke-7, kemudian "Jadi akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu". Jadi dengan kata lain, kalau kita sudah melakukan tiga hal tadi, kita memiliki damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal. Itu diberi oleh Tuhan. Setelah itu di ayat 8 dikatakan, kita bagaimana berdoa dengan mau juga mengendalikan pikiran kita. Yang harus dipikirkan apa?
Y : Yang benar, yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, kebajikan, patut dipuji.
VAS : Jadi dengan perkataan lain, dipikirkan sesuatu yang benar atau tidak?
Y : Benar.
VAS : Saya seringkali membantu orang konseling, macam-macam masalahnya, saya katakan, "Yang kamu pikirkan itu benar atau tidak?" Seandainya satu hal saja tentang seorang istri, selalu bila suaminya pulang terlambat 5 menit dia katakan "Wah, dia main gila dengan perempuan lain".
Y : Curiga.
VAS : Curiga, khawatir dan istrinya mengatakan, "Hari ini suami saya tidak mau makan di rumah. Hari ini suami saya minta bawa "sachet" (makanan yang ringkas), nanti sampai di kantor tinggal disiram air, karena tidak ada waktu. Berarti itu makan dengan orang lain ya". Semuanya khawatir banyak-banyak.
Y : Pikirannya salah terus ya, Bu.
VAS : Terus bertengkar dengan suaminya. Akhirnya dipertemukan kedua orang tersebut dan saya bertanya kepada suaminya, "Kamu main gila dengan orang lain? Bicara benar-benar di hadapan Tuhan", Jawabnya, "Tidak". "Sungguh 100%?" Ditegaskan kembali, "Tidak". Jadi tidak usah dikhawatirkan. Benar atau tidak? Memang ada orang yang main gila, tapi dalam hal ini kita harus percaya. Jadi sesuatu yang tidak benar tidak usah dipikirkan. Mulia atau tidak, adil atau tidak, suci atau tidak, manis sedap didengar atau tidak? Kalau tidak maka tidak usah dipikirkan, tidak usah khawatir. Pikiran kita waktu ini supaya bisa damai dan tidak memikirkan yang tidak-tidak, harus punya pikiran yang tadi itu.
Y : Yang benar. Jadi poin kedua setelah poin pertama berdoa dengan benar. Poin kedua untuk mengatasi kekhawatiran adalah pikirlah dengan benar.
VAS : Betul. Pikiran kita jadi bukan hanya berdoa dengan hati kepada Tuhan, tapi pikiran kita juga harus diubah juga. Tuhan juga inilah memberi damai bukan hanya di hati tapi memberi damai dalam pikiran.
Y : Yang memerintah pikiran.
VAS : Siapa yang bisa mengendalikan pikiran?
Y : Kita sendiri.
VAS : Pikiran bisa lari ke mana-mana. Seringkali kalau pikiran sudah tidak damai, semuanya tidak damai. Dari mana datangnya damai ? Dari Tuhan, Yesaya 26:3 mengatakan, "Tuhan Engkau memberi damai dan sejahtera kepada orang yang teguh hatinya sebab ia percaya kepada-Mu". Jadi kita bisa memunyai damai kalau mau percaya kepada Tuhan. Seringkali kita kalau memunyai pikiran yang benar adalah seringkali karena kita khawatir, padahal hal yang menurut pandangan kita saja, tapi bukan kenyataan. Dalam bayangan-bayangan.
Y : Bukan sesuatu yang benar.
VAS : Jadi tadi dikatakan, maka dengan doa yang benar, kita mau tahu sesuatu. Pikiran kita yang pertama harus diperbaiki. Kalau tindakan kita benar, kebiasaan benar, karakter benar, tujuannya benar. Sekarang kita mau melihat hal yang lain supaya kita menangani selain tadi dikatakan harus benar, kita juga harus hidup yang benar. Jadi tidak cukup berdoa benar, tidak cukup berpikir benar tapi juga hidup yang benar.
Y : Maksudnya hidup yang benar seperti apa, Bu ?
VAS : Hidup benar itu adalah, kalau sudah doa dan pikiran benar, hidup kita dalam kebenaran, jalan yang benar. Apa yang telah kamu pelajari (Fil.4:9), apa yang telah kamu terima, apa yang telah kamu dengar, apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu dengan demikian Allah sumber segala damai sejahtera akan menyertai kamu. Dengan kata lain, hidup itu melakukan apa yang dipelajari, apa yang sudah diterima, apa yang sudah didengar, yang dilihat daripada rasul Paulus ini, kita melakukan.
Y : Hidup melakukan firman Tuhan dan pasti Tuhan akan memberi damai sejahtera. Ini janji Tuhan, ya Bu.
VAS : Hidup dengan mempraktekkan yang diajarkan Tuhan. Lakukan kehendak Tuhan, itulah hidup yang benar. Kalau kita setiap kali dulu selalu kita khawatir, itu harus diubah. Sekarang kita mau mengubah karena kita mengetahui khawatir melumpuhkan, sekarang kita mau positif, tidak mau negatif terus. Itulah cara yang terbaik kita mau mengubah dengan tindakan yang positif, bukan yang negatif.
Y : Kalau tindakan diubah, tadi dikatakan kekhawatiran adalah kebiasaan, maka kebiasaan pun diubah.
VAS : Kalau kita sudah tahu caranya, kita sendiri mau berubah. Dengan doa benar, pikir benar, hidup benar maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertaimu. Dengan kata lain, kita harus belajar tidak perlu khawatir lagi, tinggal tenang di dalam Tuhan, percaya Tuhan yang kuat itu menyertai.
Y : Tidak ada tempat lagi untuk khawatir, kita sendiri kendalikan pikiran kita.
VAS : Ya, dan menyerahkan kepada Tuhan. Jadi ada orang yang mengatakan, "Permulaan dari khawatir adalah akhir dari iman tapi permulaan dari iman yang benar adalah akhir dari khawatir". Khawatir ada hubungannya dengan iman.
Y : Dengan kata lain, khawatir itu kebalikannya iman. Kalau kita khawatir berarti kurang iman.
VAS : Kurang percaya.
Y : Kurang percaya pada Tuhan. Tetapi semakin kita percaya kepada Tuhan maka kekhawatiran kita juga pasti akan berkurang.
VAS : Percaya berarti menyerahkan kepada Tuhan dengan doa yang benar.
Y : Terima kasih banyak, Bu Vivian untuk penjelasannya. Biarlah kunci kemenangan atas kekhawatiran benar-benar boleh kita lakukan. Tiga kunci kemenangan atas kekhawatiran, yang pertama adalah berdoa dengan benar. Berdoa dengan benar mengenal Allah yang menjadi sumber doa kita. Yang kedua adalah menyerahkan segala beban pergumulan kita, berpikir dengan benar. Berpikir sesuai dengan firman Tuhan tentunya. Yang ketiga adalah hidup dengan benar, hidup sesuai jalan-jalan Tuhan, maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita, sehingga damai sejahtera yang memenuhi kita dan kekhawatiran kita kalahkan, amin! Para pendengar sekalian, terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Ibu Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo dalam acara TELAGA (TEgur sapa GembaLA KeluarGA). Kami baru saja berbincang-bincang tentang seri Menangani Emosi Anda "Menang Atas Kekhawatiran" (bagian yang kedua). Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami lewat surat, alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK), Jl. Cimanuk 56 Malang. Atau Anda juga dapat mengirimkan e-mail ke telaga@telaga.org. Kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhir kata dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa dalam acara TELAGA yang akan datang.