Suami/Istri

Menghadapi pasangan yang hidup secara tidak efektif memaksa kita untuk hidup bijak dan berhati-hati. Secara finansial, kita harus selalu menyisihkan uang dan mengamankannya, bukan untuk diri sendiri tapi untuk masa depan anak-anak. Berkaitan dengan pergaulan, kita pun terpaksa membatasi ruang geraknya dalam lingkup pergaulan kita karena kita tidak mau ia merusakkan hubungan kita dengan teman atau sanak saudara kita.
Pada umumnya kita beranggapan bahwa masalah pernikahan disebabkan oleh kedua belah pihak: suami dan istri. Namun kenyataannya lebih banyak masalah pernikahan ditimbulkan oleh satu pihak saja. Acapkali orang yang beremosi tinggi adalah orang yang TIDAK KONSISTEN dan tidak mudah menghadapinya. Bagaimana jalan keluarnya? Ada dua cara yaitu membiarkan dan berusaha menyesuaikan dengan kehendaknya, sampai kita tidak sanggup lagi. Kemudian kita mengatakan bahwa kita sudah terlalu letih dan tidak sanggup lagi.
Ternyata ada beberapa penyebab mengapa pasangan mengancam bercerai dan setiap penyebab menuntut reaksi yang tepat. Pada dasarnya kita tidak bisa memastikan masa depan pernikahan sebab ibarat dua kaki, pernikahan pun menuntut kerja sama dua kaki untuk berjalan. Kita perlu senantiasa menyandarkan pernikahan kita pada Tuhan.
Tidak semua pasangan langsung memiliki anak setelah mereka menikah, ada yang harus menunggu begitu lama dan mengusahakan banyak cara untuk bisa hamil. Kenyataan ini berat. Walau begitu, kita mesti melihat hidup tanpa anak sebagai rencana tuhan yang utuh, bukan sebagai suatu kesalahan atau kekurangan
Melanjutkan pembahasan dari bagian pertama, ada 3 hal lagi yang menjadi penyebab kita sering konflik di masa tua. Yaitu adanya perubahan kepribadian, perbenturan gaya hidup, dan kondisi fisik yang sakit-sakitan.
Ada sebagian orang yang seharusnya di hari tua dapat menikmati masa-masa indah, tapi justru di hari tua jadi sering konflik. Pada bagian pertama ini dijelaskan 3 penyebab konflik di masa tua dan pencegahannya. Tiga penyebabnya adalah karena menuai benih yang ditanam di masa muda, kurangnya persiapan memasuki hari tua, dan adanya perubahan kebutuhan di masa tua.
Tidak semua pernikahan direstui orangtua namun ini tidak berarti pernikahan yang tidak direstui orangtua identik dengan tidak direstui Tuhan. Apa yang harus dilakukan pasangan kepada orangtua setelah pernikahan?
Di antara kita yang sudah menjalani pernikahan selama bertahun-tahun, kadang-kadang muncul penyesalan dalam hati mereka. Tapi kita harus ingat satu hal bahwa kita tidak sempurna, jadi pernikahan pun juga tidak ada yang sempurna. Dalam materi ini diberikan contoh dan saran yang harus kita ketahui agar pernikahan kita dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Tidak semua orang dibesarkan dengan nilai moral yang baik. Ada yang justru dibesarkan dengan ketidakjujuran sehingga akhirnya terbiasa bersikap tidak jujur terhadap sesama. Kadang kita tidak begitu memperhatikan karakteristik ini sebelum menikah dan baru menyadarinya setelah menikah. Apakah yang harus kita perbuat bila pasangan terbiasa bersikap tidak jujur?
Prinsip komunikasi adalah satu yaitu kejelasan, apakah berhasil berkomunikasi atau tidak diukur dari apa didengar, dipahami dengan jelas.

Halaman