Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, kali ini bersama Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi. Kami akan berbincang-bincang dengan Ibu Winny Soenaryo M.A. Beliau adalah seorang ahli terapis okupasi. Perbincangan kami kali ini tentang "Stroke dan Gangguan Otak Lainnya". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Paul, sebenarnya apa yang menyebabkan orang menderita stroke, yang akhir-akhir ini banyak dialami oleh keluarga-keluarga?
PG : Pada umumnya stroke itu disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Sudah tentu kalau menggumpalnya darah itu tidak terlalu banyak, pecahannya tidak terlalu besar berarti akibatnya jga lebih minimal tapi kalau misalkan menggumpalnya darah terlalu besar maka akibatnya juga akan lebih parah.
Misalnya kita mengalami stroke setengah badan (lumpuh), kita tidak bisa menggerakkan anggota tubuh bagian sebelah. Pada saat-saat seperti itu akan memerlukan banyak sekali perhatian dan perawatan, karena sudah tentu akan ada hal-hal yang biasa dia lakukan tidak bisa dilakukan lagi. Kalau stroke itu memang tidak terlalu berat, dengan fisioterapi pada akhirnya anggota tubuh itu bisa berfungsi kembali. Kalau memang akibat pecahnya pembuluh darah mengakibatkan gumpalan darah yang banyak di otak akibatnya biasanya permanen dan seseorang itu harus mengalami keterbatasan mungkin bisa sepanjang umurnya.
GS : Pecahnya pembuluh darah di otak itu disebabkan oleh apa Pak?
PG : Pada umumnya memang ada sejarah tekanan darah tinggi, ini memang sesuatu yang menjadi penyakit kita di zaman modern ini. Kita yang terlalu capek, kurang istirahat, kita yang makannya kurag hati-hati sehingga memakan banyak makanan yang berkadar kalori tinggi.
Atau kita yang menjalani kehidupan yang penuh tuntutan, kewajiban kita segunung, banyak hal yang harus kita kerjakan dalam jam yang sama dan harus selesai dalam hari yang sama dan sebagainya, semua faktor itu memang berperan besar terhadap kondisi tekanan darah kita. Apalagi ditambah dengan kita mempunyai warisan dari orangtua, salah satu orangtua kita penderita tekanan darah tinggi, itu faktor-faktor pencenderung yang menambah kemungkinan kita mempunyai tekanan darah yang tinggi. Atau misalkan dalam kondisi kita memang darah tinggi terus kita terjatuh dan akhirnya pembuluh darah pecah atau kalau kita tidak terjatuh memang akhirnya tekanan darah yang tinggi itu memecahkan pembuluh darah di otak sehingga akhirnya kita terkena stroke.
GS : Kalau pasangan kita atau orangtua kita mengalami stroke, apa yang bisa kita lakukan sebagai anggota keluarga?
WS: Sekarang ini banyak orang terkena stroke, seperti Pak Paul bicarakan stroke bermacam-macam. Ada yang akibat pecahnya pembuluh darah itu efeknya sedikit atau ada yang banyak juga, tapi itu asti mengganggu aktifitas mereka sehari-hari atau mengganggu pekerjaan mereka.
Jadi apa yang bisa kita lakukan? Waktu pembuluh darah itu pecah yang seperti Pak Paul sebutkan setengah badan itu bisa lumpuh, dari mata sampai ke bawah bisa tidak kelihatan. Jadi kita juga perlu tahu mereka itu bagaimana, kelemahannya di mana dan fokusnya di sana. Misalnya mereka kesulitan pada matanya, mata yang sebelah tidak kelihatan, jadi kita bisa membantu mereka dengan visual sport, juga dengan training atau latihan dengan visualnya. Kalau dengan tangan, kita bisa dengan terapi okupasi kita menggunakan aktifitas yang bisa membantu mereka. Dengan misalnya dulunya mereka suka masak, kita bisa gunakan aktifitas itu untuk membantu mereka untuk menggunakan tangan mereka. Jadi latihan perlu, bagaimana kita menggunakan aktifitas yang bisa membuat mereka berarti, untuk bisa memulihkan mereka menggunakan tangannya. Kalau kakinya, selain dengan latihan untuk kaki misalnya dengan diangkat supaya ada gerakan pada kakinya, kita juga bisa melalui fisioterapi yang bisa mengajarkan mereka bagaimana berjalan.
GS : Biasanya pasien stroke ini agak manja, karena dia membutuhkan perhatian dan sebagainya. Tapi ada orang-orang yang memperlakukan pasien stroke ini seolah-olah dia tidak sakit. Jadi dipaksa untuk berdiri sendiri, untuk minum atau kegiatan lain, hal ini apakah menolong?
WS : Sebetulnya itu sangat menolong, jadi kalau ada seseorang yang mempunyai keinginan untuk mandiri itu akan memotivasi mereka untuk mereka bisa pulih lebih cepat. Sebaliknya kalau orang yanglebih senang dilayani, pulihnya akan lebih lama karena mereka merasa harus tergantung dengan orang lain, jadi mereka lebih senang dilayani.
GS : Memang ada beberapa orang yang senang tergantung pada orang lain. Selama dia merasa masih sehat kurang diperhatikan, sekarang sakit dia menuntut banyak perhatian.
PG : Saya yakin ada yang seperti itu, jadi dalam masa sakitnya dia memang mendapatkan sesuatu yang dirindukannya. Meskipun dia harus membayar cukup mahal karena sakit. Tapi saya kira lebih bayak orang yang sesungguhnya merasa frustrasi pada waktu harus dibatasi oleh stroke.
Salah satu yang membuat mereka frustrasi misalnya kemampuan verbal mereka sekarang terbatasi. Dulu mereka mau sesuatu, mereka bisa langsung memintanya; sekarang jarak antara mau sesuatu dan memintanya jaraknya panjang; tidak bisa langsung mengutarakan apa yang ingin dikatakannya. Atau dia tahu dan mau mengatakan sesuatu tapi kata itu tidak bisa muncul-muncul di kepalanya, tapi dia tahu kata itu ada, namun dia tidak bisa mengingatnya. Belum lagi nanti dengan nama, dia ketemu seseorang yang sebetulnya dia lihat setiap hari tapi waktu dia ingin panggil dia tidak bisa memanggil nama itu. Sebab jarak antara adanya nama di otaknya dan mengeluarkan kata itu dimulutnya menjadi terputus. Jadi dia akan mengalami rasa frustrasi yang tinggi, itu sebabnya kalau memang tidak ada kerja sama yang baik, atau kalau tidak ada perawatan yang lembut akhirnya penderita stroke cenderung marah. Itu salah satu emosinya dan nanti setelah marah menangis. Kenapa merasa sedih sebab penderita stroke tahu "saya sebetulnya bergantung, kalau tidak ada orang ini saya tidak bisa melakukan apa-apa, dia sudah berbaik hati mau menolong saya, tapi saya kok marah sama dia." Dia merasa bersalah, dia sedih, dia menangis atau tidak ada angin, tidak ada hujan dia akan depresi sekali; diam tidak ada semangat hidup. Kenapa, sebab dia merasa kasihan dengan dirinya, "kok saya sekarang seperti ini. Dulu saya bisa pergi, bisa jalan, bisa berbuat ini, berbuat itu, bisa menyediakan kebutuhan keluarga saya, sekarang saya sepertinya hanyalah membebani keluarga." Jadi salah satu dampak dari stroke adalah turun naiknya emosi dan ini memang susah untuk dimengerti oleh orang yang merawatnya. Mungkin mereka berkata, "kenapa kamu harus berkata begitu, 'kan kami di sini mengasihi kamu." Memang agak susah untuk mengerti itu, namun di lain pihak kita juga mesti sensitif meskipun kita capek, namun waktu merawat sebisanya kita tidak mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan bahwa kita sebetulnya sudah tidak suka merawat dia. Karena sebelum kita berkata apa-apa pun, dia sendiri sudah sangat sensitif; dia tahu dia adalah beban, daripada dia menjadi beban lebih baik dia tidak ada di dunia ini. Apalagi kalau dia harus melihat reaksi kita yang tidak suka, dia akan tambah merasa lebih tertekan.
GS : Tadi yang Pak Paul singgung tentang orang yang tahu tapi tidak bisa menyebut namanya dan sebagainya. Ini sebenarnya kenapa Pak Paul?
PG : Karena memang fungsi otak itu tidak lagi bisa bekerja seperti sedia kala. Begitu terjadi pendarahan, berarti pembuluh-pembuluh darah itu terputus. Memang kalau tubuh kita masih fit dan uia kita masih relatif lebih muda, pembuluh darah itu akan terbentuk kembali, sebab itulah yang dapat dilakukan oleh tubuh kita.
Waktu pembuluh darah yang halus itu putus-darah memang harus dialirkan terus-menerus nanti akan secara otomatis tubuh itu membentuk saluran yang baru atau pembuluh darah yang baru. Namun kalau yang pecah adalah pembuluh darah yang besar, tidak bisa lagi, karena terlalu besar; biasanya setelah pecah ya pecah, tapi kalau yang kecil-kecil memang masih bisa. Tapi kalau pun bisa untuk benar-benar kembali ke sedia kala itu sangat lama dan sangat sukar. Jadi akibatnya orang tersebut harus tetap mengalami gangguan. Karena pembuluh darah sudah pecah, darahnya memang kadang-kadang menggumpal di kepala atau di otak kita itu akan mengganggu kerja sel-sel di otak kita. Karena banyak hal diatur oleh otak, sel-sel otak kitalah yang saling menembak; transmiten-trasmiten, neuron-neuron itu saling menembak, menciptakan beberapa daya fungsi dalam tubuh kita. Waktu itu tidak lagi bisa bekerja optimal maka semuanya akan terganggu. Ingat sesuatu dan ingin ngomong, terus kita panggil tapi baru ingin ngomong kita lupa apa yang ingin kita omongkan. Padahal semenit yang lalu ingat, makanya memanggil seseorang untuk ngomong, tapi pas di depan matanya tidak ingat mau ngomong apa. Nah itu rasa frustrasi, makanya terus menumpuk maka penting sebagai perawat meskipun letih kita tetap bersikap positif, membangun, menguatkan, memberikan dorongan kepadanya sehingga dia lebih bersemangat untuk bisa mengembangkan dirinya.
GS : Kalau orang yang menderita parkinson itu apa Pak?
PG : Untuk hal ini Ibu Winny mungkin bisa jelaskan kepada kami, apa itu sebetulnya parkinson dan apa bedanya dengan alzheimer penyakit yang akhir-akhir ini istilahnya makin sering kita dengar.
WS : Kita sekarang memang sering mendengar penyakit tua, penyakit lupa atau parkinson, itu sebetulnya semua penyakitnya berasal dari otak, seperti stroke pembuluh darahnya di otak, alzheimer it penyakit dari otak degeneratif penyakit itu biasanya terjadi pada orangtua, karena semakin tua kemampuan otak semakin menurun.
Parkinson juga dari otak neuron transmitternya ada sesuatu unsur kimiawinya yang namanya dopamin, mereka kekurangan dopamin akhirnya mereka kena penyakit parkinson.
GS : Kalau stroke tadi kebanyakan karena tekanan darah tinggi, kalau parkinson ini penyebabnya yang umum apa?
WS : Yang umum sebetulnya penyebabnya juga dari otak, sistem syarafnya, kalau stroke itu pembuluh darahnya tapi kalau parkinson ini unsur kimiawinya yaitu kekurangan satu unsur kimiawi yang namnya dopamin.
GS : Itu karena faktor usia, biasanya mulai usia berapa orang rentan terhadap parkinson ini?
WS : Biasanya umur 50-an mulai terlihat. Dan juga parkinson ini dibagi dalam beberapa langkah jadi tidak langsung pada parkinson yang parah.
PG : Bisa Ibu Winny jelaskan pergerakan atau perkembangan penyakit parkinson itu?
WS : Biasanya parkinson itu dimulai dengan langkah yang tidak terlalu parah, biasanya dengan gerakan tangan saja. Jadi waktu diam, hanya tangannya saja yang gerak, itu biasanya tidak terlalu srius.
Biasanya langkah pertama dimulai dari satu tangan, langkah yang kedua mulai kelihatan kedua tangannya goyang dan kadang-kadang keseimbangannya terganggu; kadang mau duduk juga sulit. Langkah ketiga mungkin postur mereka kurang stabil, tubuhnya mulai membungkuk tapi fungsi kesehariannya belum terlalu terganggu. Waktu mereka harus masuk ke langkah keempat, kestabilan posturnya lebih parah lagi dan kali ini bisa jalan, tapi fungsinya mungkin sehari-hari dapat menjaga diri-sendiri, misalnya mandi, gosok gigi dan lain-lainnya itu terganggu. Mulai dari sini kita bisa melihat fungsi-fungsi dalam tubuhnya itu semua mulai terganggu. Dan akhirnya langkah yang kelima, waktu mereka sudah tidak bisa berjalan dan akhirnya menggunakan kursi roda atau mereka harus terus berbaring di ranjang.
GS : Karena bertahap seperti itu, ketika yang pertama sudah kelihatan misalnya tadi Ibu Winny katakan tangannya bergerak-gerak di luar kontrolnya, apakah masih bisa ditolong orang seperti itu?
WS : Mungkin kita akan sulit untuk mengontrol karena itu dari otak, mungkin mereka bisa minum obat untuk menaikkan unsur kimiawi (dopamin) ini. Tapi biasanya dengan terapi bisa membantu merekauntuk memodifikasi lingkungan atau mendidik yang menjaga mereka bagaimana membantu mereka dalam sehari-harinya.
PG : Dengan kata lain Pak Gunawan, sebetulnya tidak ada obatnya untuk menyembuhkan penyakit-penyakit ini. Tapi obat itu bisa memperlambat perkembangan penyakit itu, misalkan seorang tokoh yangkita tahu menderita penyakit parkinson namun tetap hidup adalah Billy Graham.
Meskipun dia sudah menderita itu cukup lama, jadi dengan pengobatan yang baik ternyata proses perkembangannya itu bisa diperlambat. Sehingga sampai tahun lalu pun Pdt. Billy Graham masih bisa berkhotbah, meskipun beliau berkhotbah tidak lebih dari 10 menit karena tidak bisa lagi berdiri dengan kuat sehingga harus duduk, itu pun hanya 10 menit, Jadi masih bisa diperlambat. Menjawab pertanyaan Pak Gunawan tentang penyebabnya akhirnya memang kita harus mengakui satu hal tentang penyakit. Banyak hal yang bisa kita jelaskan anatominya, prosesnya kenapa sampai begini dan begitu, apa yang terjadi di tubuh dan otak kita, kita bisa menjelaskannya. Tentang parkinson, level dopamin yang menurun dan sebagainya, tapi kalau ditanya kenapa sampai begitu, kita tidak bisa memberikan jawabannya. Penyakit-penyakit ini seperti itu juga. Kenapa ada orang yang sudah tua 91 tahun tetap berfungsi dengan sangat sehat, tajam pikirannya, tapi ada orang umur 52 tahun bisa terkena parkinson. Memang semuanya itu adalah sebuah misteri yang tidak bisa kita ketahui.
GS : Memang di samping itu gaya hidup seseorang itu juga akan menentukan masa tuanya Pak Paul?
PG : Betul sekali, jadi makin sehat kita hidup saat kita masih muda ya makin besar kemungkinan di hari tua kita akan menuai hari-hari tua yang juga lebih sehat.
GS : Jadi parkinson ini bukan sekadar pelupa?
PG : Bukan, sering kali kita mengaitkannya dengan lupa, tapi sebetulnya itu hanyalah sebagian kecil dari apa yang dialami seorang penderita parkinson maupun alzheimer. Apakah begitu Ibu Winny?
WS : Parkinson mungkin terlihat dalam gerakannya. Orang parkinson dengan alzheimer berbeda ya, orang alzheimer biasanya pelupa karena mereka semakin tua otak mereka semakin degeneratif maka keupaannya semakin lama semakin menambah.
Mungkin parkinson bisa lupa tapi tidak separah dengan alzheimer. alzheimer ; makin lama makin lupa kalau parkinson tambah lama tambah masalah dengan tubuh mereka.
GS : Sebenarnya regenerasi otak ini bagaimana Pak Paul, kalau kulit misalnya terluka itu bisa sembuh walaupun ada bekasnya. Tapi kalau otak ini bagaimana?
PG : Otak itu mempunyai sel seperti anggota tubuh yang lainnya, dan sel itu terus-menerus reproduksi, mati-hidup, mati-hidup. Pada masa kita tua makin banyak yang tidak bisa lagi diproduksi. adi dengan matinya sel-sel otak itu makin juga berkurangnya kemampuan-kemampuan kita.
Itu adalah bagian dari hidup yang harus kita terima, kita tidak bisa mempertahankan diri di usia tua sama seperti di usia muda. Penyakit alzheimer disebut degeneratif artinya memang sebuah penyakit yang makin hari itu makin berat; makin membatasi, membatasi. Jadi akhirnya dalam kondisi orang tersebut yang makin hari makin melemah, dia tidak lagi bisa berfungsi. Berarti bukan hanya fungsi otaknya tapi pada akhirnya bukan saja anggota-anggota tubuhnya tidak bisa berfungsi seperti sedia kala tapi nantinya di dalam tubuhnya atau di dalam anggota organ-organ di dalam tubuhnya tidak lagi berfungsi seperti sedia kala karena terganggu semuanya. Karena semuanya sudah diatur oleh pusat syaraf di dalam otak kita, dan karena adanya gangguan itu semua nanti akan terpengaruh. Fungsi-fungsi kerja, organ-organ dalam tubuh kita pun tidak lagi bisa bekerja seperti biasa. Pada akhirnya kalau sudah terlalu parah akan meninggal dunia.
GS : Ada yang mengatakan memang lebih baik tidak bisa apa-apa seperti itu daripada stroke tapi masih bisa berjalan, ini bagi keluarga sebenarnya lebih merepotkan daripada orang yang tidak bisa apa-apa.
PG : Penyakit alzheimer dan parkinson bisa sangat meletihkan dan menyusahkan, dalam pengertian secara emosional susah. Karena nantinya dia bisa tidak mengenal kita lagi. Kalau penderita strok, masih tahu siapa kita, tapi untuk penyakit seperti alzheimer ini tidak tahu siapa kita.
Dia akan pikir bahwa kita itu temannya, atau dia akan ngomong kepada kita tentang kita. "Kamu tahu tidak saya mempunyai seorang anak namanya siapa, siapa," padahalnya anaknya adalah kita sendiri. Atau kadang-kadang dia menangis, dia cerita 'dulu waktu saya muda, saya begini, begini, padahalnya dia ngomong dengan kita sendiri. Itu yang sering kali memerihkan hati, bagaimanakah kita mendengarkan orang yang kita kasihi berbicara seperti ini, tidak tahu siapa kita. Kita sebut, "Saya si ini, saya ini anakmu, saya ini istrimu, nama saya siapa." Dia akan berkata, "Bukan, kamu bukan istri saya, istri saya namanya ini." Itu yang membuat masa merawat orang-orang yang terkena gangguan ini menjadi masa yang sangat menekan sekali. Sebab sekali lagi kita kehilangan orang itu, tubuhnya masih tubuh yang sama tapi di dalamnya itu sepertinya tidak ada lagi dia.
GS : Dalam hal ini memang bukan hanya membutuhkan pengorbanan perhatian, tapi biaya yang dibutuhkan juga sangat besar; keluarga harus berkoordinasi dengan yang lain, bagaimana mengatasi masalah biaya ini.
PG : Obat-obatnya sudah tentu sangat mahal, belum lagi perawatannya kalau kita nanti harus meminta bantuan seorang suster, itu akan sangat membebani keluarga. Mungkin Ibu Winny bisa memberikan kepada kami masukan yang singkat, apa yang tetap bisa keluarga lakukan untuk tetap mendayafungsikan penderita alzheimer dan parkinson ini?
WS : Khususnya untuk alzheimer itu memang banyak dengan lupanya. Tadi Pak Paul sudah jelaskan kita yang menjaganya bisa dilupakan. Apa yang masih bisa kita lakukan? Kita bisa menaruh foto disekitar ruangannya supaya mereka juga masih mengingat bahwa foto itu waktu masih bersama dengan dia.
Mereka mungkin sering melihat siapa kita tapi mereka lupa siapa diri kita, ada kemungkinan mereka bisa mengingat itu hanya orang yang selalu dekat dengan mereka. Jadi kita mungkin bisa mengingatkan mereka bahwa saya itu anaknya, saya itu cucunya, jadi memperlihatkan mereka foto-foto yang dulu atau sekarang. Mungkin tidak bisa ingat terlalu lama tapi bisa mengingatkan mereka. Atau juga sering lupa dalam rutinitas sehari-hari dan dengan demikian kita bisa membantunya dengan membuat schedul untuk mereka. Bisa melalui kata-kata atau melalui gambar, jadi misalnya pagi-pagi mereka lupa apa yang harus mereka lakukan, mereka bisa melihat gambar. Misalnya bangun tidur, harus ada gambar sikat gigi dulu, setelah itu mandi, terus makan; dan dengan menggunakan gambar-gambar seperti itu akan mengingatkan mereka bahwa mereka harus begini atau harus begitu. Seandainya orang yang menjaganya harus keluar, mereka juga bisa diingatkan seperti itu. Kita juga bisa membantu dalam situasi di rumah supaya aman, jangan sampai ada hal-hal tertentu yang membahayakan mereka. Jadi misalnya di kamar mandi ada pegangan untuk mereka mandi sehingga mereka tidak jatuh, atau modifikasi di rumah sehingga aman untuk mereka berjalan-jalan di sekitar rumah.
GS : Masalahnya sering kali, ada orang yang sudah makan, baru saja diberi makan lalu dia minta makan lagi. Jadi dia tidak merasa bahwa perutnya sudah kenyang, jadi walaupun ditolong dengan gambar, dia lupa, sehingga dia minta makan lagi.
WS : Ya itu memang sulit untuk kita ngomong, 'O....kamu sudah makan," tapi kalau memang seperti itu, kita bisa memberinya makanan yang lain. Misalnya buah-buahan, atau makanan kecil. Sekalipn mungkin kita sudah bilang bahwa dia sudah makan, kita bisa mengalihkan mereka ke arah aktifitas, tapi kalau memang mereka ingin sekali makan, kita berikan makanan kecil.
GS : Masalah yang sering kali dihadapi juga kalau mereka pemarah, karena sensitif sering kali marah-marah. Nah kita yang melayani lama-lama juga ada ambang batas yang merasa jenuh kemudian diserahkan saja kepada seorang perawat, tapi dia akhirnya merasa tidak diperhatikan.
WS : Memang sulit untuk seorang yang menjaga orang yang sudah tua, seperti mengurus anak kecil kembali. Tapi kita yang menjaga juga perlu kesabaran, karena situasi dan kondisi mereka juga tida terkontrol dari diri mereka sendiri.
Jadi kita perlu sabar, penuh kasih sayang menyayangi mereka; memang itu sulit karena kedua belah pihak pasti ada emosinya.
GS : Maka sampai pada kesimpulan orang mengatakan lebih baik orang ini tidak bisa apa-apa sama sekali dan dirawat daripada yang setengah-setengah seperti ini.
PG : Apalagi seperti parkinson, orang ini bisa melihat dirinya Pak Gunawan. Dia melihat tangannya gemetar, dia memegang gelas tidak bisa-jatuh, jadi dia pun merasa frustrasi. Dan pada akhirny memang sensitif karena merasa dirinya itu tidak lagi berharga, menjadi beban dan merasa orang sudah siap untuk menolaknya, menertawakannya.
Pernah sekali saya berhadapan dengan seseorang yang terkena parkinson yang sudah parah, karena memang sudah tidak bisa lagi buang air kemudian ditolong oleh anaknya; bukannya dia berkata terima kasih saya dibersihkan, malah dia berkata, "Kamu senang ya melihat saya seperti ini." Anaknya pasti sakit hati, masakan dia dituduh seperti itu oleh ayahnya sendiri. Tapi memang itulah yang dirasakan oleh si ayah yang sakit itu, dia sudah terhina, dia sudah tidak ada lagi harganya dan seakan-akan orang sedang menertawakan, dan mau menghinanya, itu sebabnya emosinya labil sekali dan bisa marah. Untuk itu Pak Gunawan, saya kira kita perlu kembali ke firman Tuhan, firman Tuhan di Mazmur 139:13 berkata, "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu, oleh karena kejadianku ajaib, ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." Kita masih tetap bisa membacakan firman Tuhan kepada penderita parkinson, kepada penderita alzheimer. Ingatkan sekali lagi tentang firman Tuhan bahwa mereka adalah ciptaan Tuhan, Tuhan yang membuat mereka, dan dalam kondisi ini mereka itu tetap ciptaan Tuhan yang tetap berharga, dan mata Tuhan tetap melihat mereka. Hal-hal itulah yang terus kita komunikasikan dan kita yakini firman Tuhan yang mereka dengar akan terus bisa berbicara ke hati mereka.
GS : Terima kasih Pak Paul, juga Ibu Winny banyak terima kasih. Para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Ibu Winny Soenaryo M.A. dan Bp.Pdt.Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Stroke dan Gangguan Otak Lainnya". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.