Penghiburan bagi Janda 2

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T007B
Nara Sumber: 
Dra.Indrawati T. & Ibu Aymee Ibrahim
Abstrak: 

Satu jawaban Tuhan yang diberikan kepada setiap anakNya yang dikasihi itu masing-masing berbeda.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Yakobus 1:27, Firman Tuhan berkata: "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia." Jadi di sini Tuhan mengaitkan ibadah atau hidup yang menyenangkan Tuhan dengan perhatian yang besar terhadap janda, jadi janda adalah orang yang dekat dengan hati Tuhan.

Kisah nyata dua ibu yang ditinggal suami, karena dipanggil Tuhan.

  1. Kesaksian Ibu Indrawati:

    Mereka sekeluarga berlibur di Bali, pergi ke sebuah benua untuk berekreasi di tepi pantai. Suaminya naik zet cycle ke tengah laut untuk bermain dengan keponakannya, tiba-tiba sebuah speedboat datang dengan kencang sekali menabrak suaminya Bp. Daniel Tambayong di tengah laut. Ibu Indrawati sendiri tidak melihatnya karena dia berada di tepi pantai sedang menunggu.

    Namun teman yang ada disampingnya dapat melihat bahwa ada sebuat zet cycle ditabrak oleh speedboat. Dia sangat berharap bahwa itu bukan Bp. Daniel, tetapi sesudah menanti beberapa saat ternyata itu memang suaminya. Dalam keadaan seperti itu, dia sangat terkejut dan shock sekali, di antara percaya dan tidak.

    Saat tiba di pantai dia mengira bahwa suaminya hanya pingsan saja karena muka suaminya tidak banyak darah, hanya terlihat sedikit di sudut bibirnya. Tapi pada saat dia membuka mulut suaminya, mulut itu sudah hancur dan kepalanya agak miring sedikit ke kiri. Sama sekali tidak ada perasaan bahwa suaminya sudah meninggal. Dan ketika di bawa ke rumah sakit terdekat, seorang dokter mengatakan bahwa suaminya sudah tidak ada lagi, yang dimaksud adalah meninggal. Ibu Indrawati tidak dapat menyadari bahwa suaminya sudah meninggal, sampai malam tiba pun Ibu belum dapat menyadarinya. Hingga menjelang subuh, anak bungsunya datang dan mengatakan: "Ma, jangan menangis, papa sekarang sudah ada di sorga." Baru di situlah Ibu Indrawati benar-benar dapat menyadari kalau suaminya sudah meninggal.

  2. Kesaksian Ibu Aymee:

    Tepatnya 24 Desember 1992 suaminya dipanggil Tuhan diduga akibat serangan jantung. Pada awalnya terjadi pada Rabu 23 Desember, suaminya mengalami capek, ingin istirahat dan mengeluarkan keringat dingin. Saat itu suaminya hanya ingin istirahat karena kira-kira terlalu capek dalam pelayanan, karena suaminya seorang hamba Tuhan yang aktif melayani. Dan juga sekaligus seorang gembala sidang di GISI (Gereja Injil Seutuh di Indonesia) Malang. Suami ibu Aymee mendapat perawatan di rumah sakit, beberapa waktu berlalu dengan setia ibu Aymee menunggui suaminya. Waktu pagi jam 09.00 di saat ibu Aymee mau istirahat setelah sepanjang malam menunggu suaminya, dia melihat suaminya menghadap ke tembok, kemudian ibu Aymee bangun dan ber tanya kepada suaminya "Kenapa kok menghadap ke tembok?" Waktu ditanyadan dipanggil tidak menjawab dia mengira suaminya sedang pingsan, dia berteriak-teriak minta tolong ke perawat. Dalam keadaan panik dan gelisah ada seorang dokter yang masuk dan mengatakan bahwa suaminya sudah tidak ada. Suaminya sudah meninggal.

Dalam situasi seperti ini ada perasaan berontak yang timbul, lebih-lebih di akhir kehidupannya suami Ibu Aymee sedang dipakai Tuhan dalam pelayanan untuk menyatakan kuasa mujizatNya. Orang sakit kanker, stroke, serangan jantung dalam 5 peristiwa semuanya dijamah Tuhan. Ibu Aymee melihat kuasa Tuhan nyata tapi yang menjadi pertanyaan "kenapa kok suami saya dipanggil Tuhan." Ibu Aymee benar-benar berharap kuasa Tuhan dinyatakan dan memberikan suatu kehidupan yang baru. Dan pada akhirnya Ibu Aymee boleh disadarkan dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan aku minta ampun, aku tidak mengerti apa yang terbaik bagi diriku, yang aku tahu saat ini aku mengalami satu yang tidak baik."

Demikian juga dengan ibu Indrawati dia pun berontak. Pertanyaan mengapa dan mengapa itu terus-menerus muncul dalam kehidupannya. Tapi sebagai orang percaya dia pun akhirnya berserah kepada Tuhan, dia percaya Tuhan pasti menolong. Karena pada saat itu ibu Indrawati dan suami terlibat dalam hutang yang besar dengan Bank. Jadi dia hanya berharap pada pertolongan Tuhan, dan dia percaya seperti ditulis dalam Alkitab "Tuhan menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkannya kembali."

Kehilangan orang yang kita cintai bukanlah hal yang mudah. Waktu Tuhan memanggil suami mereka, mereka masih muda dan mempunyai anak-anak yang belum dewasa semuanya.

Bagaimana ibu-ibu ini waktu menjawab pertanyaan mengapa, mengapa Tuhan memanggil suami saya, jadi apa yang ibu-ibu ini harus lakukan sehingga akhirnya pertanyaan itu benar-benar terjawab secara pribadi.

Tepatnya Kamis tanggal 24 suami ibu Aymee dipanggil Tuhan, rasa tidak percaya bahwa suaminya benar-benar dipanggil Tuhan itulah yang dirasakannya.

Pertanyaan mengapa dan mengapa Tuhan panggil suami saya akhirnya mendapatkan jawaban dari Tuhan secara khusus. Ketika Ibu Aymee mngungkapkan rasa percayanya kepada Tuhan, "Tuhan, saya percaya FirmanMu Ya dan Amin kalau Tuhan sanggup membangkitkan Lazarus dalam waktu 4 hari saya percaya Tuhan juga sanggup membangkitkan suami saya." Dan Tuhan memberikan jawaban yang manis kepadanya: "Kalau memang engkau percaya FirmanKu Ya dan Amin, saat ini engkau mengetahui di mana tempat suamimu." Kemudian dia bertanya mengapa di saat bagus-bagusnya dia melayani, Tuhan panggil? Dan Tuhan memberikan pengertian tentang bunga. Saat kapan engkau memotong bunga? (Dan dia bilang: Saat bagus-bagusnya). Demikian juga Aku memanggil setiap anakKu yang Kukasihi justru di saat bagus-bagusnya. Ibu Indrawati pun mengalami hal yang sama, pertanyaan mengapa, mengapa dan mengapa itu senantiasa muncul dalam kehidupannya. Setelah waktu 2 bulan berlalu, dalam hati Tuhan mengetuk dan memberi jawaban bahwa keputusan Tuhan itu tidak bisa salah, kalau Tuhan mau panggil keputusanNya itu tidak salah. Dia tidak berani mengatakan baik atau tidak baik baginya tetapi itu keputusan yang tidak salah datang daripada Tuhan. Dan kalau memang keputusan itu sudah diambil oleh Tuhan pasti Tuhan juga akan memelihara yang ditinggalkan.

Doa itu mengandung kuasa yang besar, dan melalui kuasa doa itu juga yang memberikan kekuatan kepadanya. Dalam waktu dua bulan itu dia mengalami mujizat Tuhan. Yaitu ketika suaminya meninggal dia dan suami sedang mempunyai hutang yang besar dengan bank, dan dia pun tidak tahu apa yang harus dia perbuat tanpa suami dengan 2 orang anak, dia harus berjuang sendiri untuk melunasi hutang-hutang, itu sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi dalam hatinya yakin bahwa Tuhan pasti menolong, perasaan itu begitu kuat sehingga kalau anak-anaknya bertanya dia bisa berkata: "Tanya Tuhan, jawabannya ada dalam Tuhan dan Tuhan pasti menolong." Dengan peristiwa kematian suaminya Tuhan mempersatukan keluarga suami dan keluarga ibu Indrawati. Dan tanpa sepengetahuan ibu Indrawati antara kedua belah pihak keluarga bisa rembuk/musyawarah bersama dan mengambil keputusan untuk membayar semua hutang yang ada di bank. Kedua keluarga bersatu, mereka berpatungan dan dalam satu bulan semua hutang dilunasi dan dikeluarkan sertifikat rumah yang menjadi jaminan. Puji Tuhan itu suatu mujizat Tuhan yang terjadi, akal manusia tidak akan bisa sampai ke sana.

Bagaimana mengatasi saat-saat kesepian:
Meyakinkan diri bahwa rencana Tuhan itu adalah yang terbaik. Melalui Mazmur 68:6, bahwa Dia akan memelihara para yatim dan melindungi janda