Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Bersama Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dan kali ini juga bersama Bp. Pdt. Hendrik Soplantila. Kami bertiga dari Lembaga Bina Keluarga Kristen telah siap menemani Anda dalam sebuah perbincangan tentang pengaruh okultisme bagi keluarga. Kami percaya ini akan bermanfaat bagi kita semua, dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Kami senang sekali Pak Hendrik kembali bisa bersama-sama dengan kami dan kita akan melanjutkan perbincangan kita beberapa waktu yang lalu tentang okultisme. Tapi supaya para pendengar yang mungkin baru pada kesempatan ini mendengarkan acara TELAGA ini secara sepintas, mungkin Pak Hendrik bisa mengulas atau menyampaikan ulang apa yang pernah kita bicarakan, khususnya tentang okultisme itu sendiri.
HS : Ya pada waktu yang lalu kita berbicara mengenai apa itu okultisme jadi ketertarikan orang terhadap okultisme dan juga kita membedakan adanya roh yang baik atau roh terang dan roh gelap. Seingga demikian jelas bagi kita bahwa memang ada kuasa kegelapan tetapi juga ada kuasa Allah.
Walaupun dua kuasa ini bertentangan, tapi yang jelas bahwa kuasa kegelapan sudah kalah, itu yang dahulu pernah kita bicarakan dan kita perbincangkan.
(1) GS : Jadi yang kali ini kita mau perbincangkan adalah lebih terfokus pada kehidupan rumah tangga. Karena pemerannya adalah orang-orang yang tentunya juga sebagai makhluk sosial lalu berkeluarga dan sebagainya itu pasti ada dampaknya terhadap keluarga. Nah menurut pengalaman Pak Hendrik seberapa jauh pengaruh okultisme itu terhadap keluarga, khususnya keluarga Kristen itu?
HS : Yang saya lihat dalam pengalaman terhadap orang-orang atau keluarga yang dikuasai oleh okultisme, pertama saya melihat dari segi kehidupan sehari-hari dan kemudian yang kedua yang saya liht dari segi rohaninya.
Kalau dari segi kehidupan sehari-hari biasanya mereka itu sepertinya selalu dalam keadaan murung walaupun mereka tersenyum, walaupun mereka tertawa, tapi seperti ada sesuatu seperti ada sesuatu yang lain yang menekan mereka. Tapi kalau dari segi rohani saya melihat pada satu hal, mereka tidak senang pada firman Allah, kalau mereka mendengar firman Allah kadang-kadang mengantuk, bukan mengantuk karena capek, bukan mengantuk karena kecapean atau karena tadi malam tidak tidur dan sebagainya bukan. Tetapi memang Iblis tidak mau orang ini mendengar firman Allah, nah itu satu keluarga mengalami hal yang sama. Kecuali kalau ada seorang anak yang memang dia itu sudah tidak mau tahu tentang itu dan dia dekat dengan Tuhan terus misalnya begitu, itu lain.
GS : Tetapi ada orang yang menggunakan okultisme dengan tujuan agar keluarganya harmonis, itu mungkin tidak Pak?
HS : Menurut pengertian saya, Iblis itu memang pengacau, jadi kalau dikatakan itu untuk harmonis saya pikir ada batasannya, harmonis macam apa, versinya versi apa. Apa harmonis dalam arti yang esuai, dalam arti harmonis damai dengan Allah ataukah harmonis dalam versi mereka di mana di dalam itu masih tetap tertekan atau terpaksa.
(2) GS : Pak Paul, bagaimana hubungan okultisme ini yang Pak Paul lihat di dalam kehidupan rumah tangga?
PG : Ada 2 cara yang biasa digunakan oleh Iblis untuk mengacau keluarga. Yang pertama kita harus mengerti cara kerja Iblis yaitu Iblis tidak menggarap manusia pribadi lepas pribadi, tapi keluara lepas keluarga.
Jadi dari pengertian ini, kita bisa menyimpulkan dan memang sudah dicontohkan juga dalam kasus yang nyata Iblis tidak akan berhenti menggarap satu orang atau satu keluarga, tapi Iblis akan berusaha mendapatkan semua anggota keluarga tersebut. Itu sebabnya kalau ada satu anggota keluarga yang berbalik kepada Tuhan dan meninggalkan Iblis, dan yang lainnya misalkan masih dalam kuasa Iblis, Iblis tidak akan tinggal diam, Iblis akan mengganggu orang yang baru saja meninggalkan dia itu berusaha menguasainya karena Iblis tidak rela bahwa warganya atau orang yang ditaklukkannya sekarang meninggalkan dia. Itu sebabnya juga kalau misalkan orang tua terlibat dalam kuasa kegelapan, Iblis sering kali dan pada umumnya menuntut jiwa atau kehidupan anak dan cucunya, sebab itulah yang Iblis minta, bukan satu pribadi tapi satu keluarga, ini satu hal yang perlu kita pahami. Yang kedua, saya melihat cara Iblis juga mengacaukan keluarga Kristen ini yang jelas-jelas Kristen adalah dengan merusak keluarga Kristen; jadi cara Iblis juga mencoba untuk memenangkan pergumulannya dengan Tuhan yakni menghancurkan keluarga Kristen. Jadi keluarga Kristen senantiasa harus mendekatkan diri dengan Tuhan. Saya teringat akan tulisan dari Pdt. Charles W. dalam bukunya Musa, beliau berkata bahwa siapa yang ingin bekerja untuk Tuhan dan ingin dipakai Tuhan, haruslah dia menyadari bahwa dia akan menjadi target atau sasaran penyerangan Iblis. Nah, saya harus mengakui bahwa Iblis akan benar-benar bersenang hati masuk melalui pintu keluarga kita meskipun dia tidak menguasai kita dalam pengertian merasuk kita karena kita sudah di tangan Tuhan Yesus. Tapi dia akan mencoba mengacaukan, misalnya dengan mengobar-ngobarkan konflik atau kemarahan dalam hati kita, sehingga kita tidak mudah menyelesaikan pertikaian kita. Sebab yang paling bahagia kalau keluarga kita berantakan adalah Iblis, kita tidak bisa melayani Tuhan dengan sepenuh hati, dengan hati yang damai, karena keluarga kita saling bertarung misalnya. Jadi itulah saya kira 2 cara Iblis yang langsung berkenaan dengan keluarga.
GS : Tapi kenapa Pak Paul ada orang yang mau mengorbankan, katakan anaknya demi mendapatkan harta yang sifatnya sementara?
PG : Saya kira manusia memang acapkali berpikir pendek dan untuk kepuasan seketika dan serta kepuasan pribadi. Jadi sering kali manusia tidak memikirkan dampak panjangnya, yang penting kami menkmati, kami memperoleh keuntungan-keuntungan yang dijanjikan.
Dan itu yang ditawarkan oleh Iblis dan mereka terima dengan senang hati, mereka tidak memusingkan tentang gangguan-gangguan yang mungkin dialami nanti. Dan memang kalau mereka terus bersekutu dengan Iblis dan tidak mengganggu gugat masalah ini, keluarga mereka tetap tenteram dalam pengertian tidak dikacaukan oleh Iblis, sebab mereka sudah menjadi warga Iblis.
GS : Apakah memang begitu Pak Hendrik, apakah setiap apa yang kita inginkan supaya Iblis lakukan untuk kita kemudian ada imbalan yang harus kita berikan atau ini sifatnya untuk jangka panjang.
HS : Memang ada imbalannya, saya beri contoh saja beberapa orang yang saya tahu yang mencari kekayaan. Imbalannya adalah anak, anak mereka menjadi kelainan, ada kelainan. Ada juga yang boleh diatakan membayar dengan giginya sehingga giginya habis semuanya, keluarganya juga begitu anaknya, istrinya giginya habis.
Sebab setiap sekian bulan tanggal satu, tanggal satu. Nah, ada juga imbalan yang lain yaitu jiwa orang, jadi orang dalam rumah itu. Nah, satu contoh misalnya kalau seseorang itu ingin mendapat kekayaan, itu sudah membuat semacam perjanjian dengan Iblis, jadi apa yang harus diberi, jiwa OK! Jiwa. Nah, kalau jiwa yang diberikan maka setiap tahun dia harus memberi tumbal, ada yang meninggal dalam rumah itu. Ini tidak selalu anggota keluarga, tapi bisa juga pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah itu yang sudah merasa menjadi satu dengan keluarga itu.
GS : Nah kalau sudah satu keluarga seperti itu Pak Hendrik, kemudian ada yang menyadari ini keliru, tindakannya keliru, apa cukup satu orang ini saja yang bertobat meninggalkan itu atau memang seluruh anggota keluarga atau bagaimana?
HS : Ya saya pikir semuanya Pak sekaligus, memang yang menjadi kuncinya adalah kepala keluarga, istri mereka berdua yang kemungkinan sudah seia sekata untuk mencari kekayaan itu. Nah, mereka bedua yang harus bertobat, harus kembali kepada jalan Tuhan, nah nanti kalau seandainya 2 orang ini sudah kembali, baru sekeluarga itu dibawa kepada Tuhan semuanya oleh orang tuanya jadi dibawa seluruhnya, sehingga seluruh keluarga menjadi milik Allah lagi, bukan lagi milik si Iblis, sehingga dia bisa sewenang-wenang melakukan...
GS : Nah itu penanganannya bagaimana Pak, kalau beberapa waktu yang lalu atau tadi kita bicarakan kalau ada seorang yang sudah kerasukan setan perlu penanganan oleh satu team, nah kalau satu keluarga itu bagaimana Pak?
HS : Pananganannya itu biasa kami layani pribadi lepas pribadi Pak, satu-satu, jadi kami lihat dulu siapa, o....tentu orang tuanya, sang suami sebagai kepala keluarga kemudian sang istri. Nah, emudian dua-duanya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kemudian baru semua anak kami ajak untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka.
Dengan begitu kemudian nanti kita tutup dengan doa memohon supaya Tuhan menjadi segala sesuatu dalam rumah ini sehingga menjadi pelindung utama, membentengi, melindungi, menjaga mereka.
GS : Pernah atau tidak Pak Hendrik alami bahwa seorang yang sudah dilepaskan seperti itu seseorang atau keluarga, lalu kemudian suatu saat kambuh lagi?
HS : Memang ada Pak, kadang-kadang kejadian seperti itu karena dia itu kembali ingin mencoba lagi, karena dia merasa saya tidak tahu, saya merasa tidak puas atau mungkin karena dikecewakan wakt di gereja, dia dikecewakan oleh anggota jemaat yang lain atau bagaimana, nah atau dia kurang mengerti akan kebenaran firman Allah sehingga dia itu masih tertarik ke sana.
O.....ini kok sepertinya Tuhan mengizinkan OK saja, tapi sekarang dalam versi baru misalnya.
GS : Pak Paul saya melihat bahwa pengaruh-pengaruh film yang bertemakan horor dan sebagainya, itu punya dampak Pak Paul di dalam keluarga; sebenarnya dampak itu sejauh mana dalam hubungan dengan okultisme itu?
PG : Saya kira dampak utama adalah menciptakan rasa takut yang berlebihan atau yang tidak perlu. Rasa takut ini akhirnya menguasai kita dan sewaktu rasa takut menguasai kita akibatnya adalah kia lumpuh.
Nah saya kira jangan sampai kita sebagai orang Kristen lumpuh menghadapi kuasa-kuasa jahat ini, justru kita harus berani, sebab kita tahu bahwa Roh Tuhan yang ada dalam kita lebih kuat daripada roh-roh jahat. Jadi saya kira kalau kita sudah lumpuh kita tidak begitu berani untuk melawannya, mungkin itu. Saya mau memberikan komentar yang tadi Pak Gunawan tanyakan kepada Pak Hendrik pula, saya kira salah satu penyebab adakalanya orang yang sudah dibebaskan dari kuasa Iblis bisa kembali dikuasai, dirasuk oleh setan. Iblis sangat pandai dan Iblis itu adalah roh, jadi dia bisa mengerti isi hati kita bahkan kadang kala lebih cepat menyadari isi hati kita. Yang saya maksud adalah ini, misalkan tadi ada orang yang ingin sekali kekayaan yang luar biasa dan akhirnya membuat perjanjian dengan kuasa Iblis. Nah misalkan dia sudah dibebaskan tapi dalam hatinya masih tersedia keinginan untuk menimbun kekayaan dan merasa sayang sekali sekarang tidak lagi mempunyai kesempatan itu, nah bagi saya itu adalah pintu, pintu yang pada awalnya membuka kemungkinan masuknya Iblis. Sekarang kalau pintu itu belum dikunci meskipun dia sudah dibebaskan, pintu yang sama itu akan memasukkan Iblis itu kembali dalam hidupnya. Atau contoh yang lain yang saya pernah saksikan adalah kalau dalam keluarga memang ada masalah yang belum terselesaikan, sehingga dalam keluarga itu terus-menerus muncul luka, luka dan luka. Dan kebetulan memang keluarga tersebut pernah pada suatu ketika dikuasai oleh Iblis. Nah Iblis bisa memasuki pintu tersebut yaitu pintu konflik keluarga sehingga akhirnya anak-anak atau keluarga itu diganggu lagi oleh kuasa Iblis.
GS : Sebenarnya ada sebuah pertanyaan, sebuah pertanyaan yang diajukan pada saya oleh seorang anak kami, itu ditanyakan setelah melihat film horor, ini fantasi atau betul-betul terjadi Pa? Nah itu menjelaskannya bagaimana Pak?
PG : Saya tidak bisa pastikan film yang mana.
GS : Ya bertema horor, ada setan-setan, cerita itu 'kan menarik buat anak-anak.
PG : Secara umum apakah setan menampakkan dirinya dengan cara yang mengerikan, saya kira tidak. Justru pada umumnya setan tidak menampakkan diri dengan wajah yang mengerikan, sebab kalau itulahwajah yang ditampilkan dia akan kehilangan pengikut, sudah pasti.
Maka wajah yang ditampilkan adalah justru yang menyenangkan kita, yang bisa membawa kita kepadanya, terpikat kepadanya. Bahkan dalam satu kasus yang pernah saya tangani saya melihat bagaimana Iblis membanting-banting orang, tapi bukan dengan cara yang mengerikan seperti yang ditayangkan dalam film-film horor itu. Meskipun memang ada bukti fisik orang itu di depan mata saya memang dibanting oleh kuasa Iblis tapi kesan mengerikannya tidak ada. Jadi saya kira film horor melambangkan atau mencerminkan sifat Iblis yang kalau menurut saya berlebihan sebab dalam kenyataannya dia tidak akan menampilkan wajah yang mengerikan seperti itu.
GS : Tapi sejauh mana Pak Paul, orang boleh menyaksikan film seperti itu, artinya itu 'kan ada pembatasan tertentu, kalau terlalu banyak 'kan lebih banyak merugikannya daripada manfaatnya.
PG : Betul sekali, jadi kalau sampai anak itu mengembangkan fantasi akibat melihat film horor, dan akibat dari perkembangan fantasi dia menjadi orang yang terlalu memikirkan hal-hal yang mengerkan dan menakutkan, saya kira jelas itu sudah melewati batas.
Jadi anak itu dilarang untuk menonton film horor, secara umum saya juga akan melarang sebetulnya anak kecil menonton film horor sebab dunia khayal anak sangat kuat dan anak belum bisa mengerti secara rasional dan obyektif, bahwa ini adalah film yang dibuat oleh manusia. Anak-anak kecil belum bisa membedakan, jadi kalau dia sudah remaja sudah mengerti silakan, tapi kalau masih misalnya dibawah umur 12, 13 tahun saya menyarankan jangan.
GS : Ya saya rasa itu penting Pak Paul, untuk semacam pedoman karena terlalu banyak disajikan di hadapan kita, di hadapan keluarga, kalau itu tidak membangun kehidupan rumah tangga, nah buat apa harus dibiarkan. Tapi Pak Hendrik yang ingin saya tanyakan, kita hidup di era yang modern, pikiran orang sudah begitu maju kenapa okultisme masih bisa berkembang dengan cukup pesat?
HS : Iblis itu pandai sekali dan dia bisa masuk ke dalam segala macam situasi, situasi maju, situasi modern, dia datang dengan cara modern juga.
GS : Menyesuaikan diri.
HS : Ya menyesuaikan diri, seperti yang Pak Paul sudah ungkapkan dan Pak Gunawan tanyakan tentang film horor itu. Itu ada suatu pengalaman, seorang ayah bertanya kepada anaknya ketika bersama-sma (ini ayahnya seorang hamba Tuhan juga) dia tanya pada anaknya waktu itu sedang mendung.
Dik....ini siapa yang memberikan hujan, dia berhenti sebentar, anak itu berpikir sebentar lalu dia bilang setan. Lalu saya berkata (waktu itu diceritakan pada saya) saya katakan, kemungkinan dia berkata begitu karena dia tidak bisa bermain, jadi dia mempunyai pendapat bahwa ini itu dari setan. Tapi anak ini sering nonton film horor jadi kemungkinan tadi yang Pak Paul katakan itu khayalan yang dikembangkan, sehingga mengakibatkan dia berpikir segala sesuatu datang dari setan. Karena Setan mempunyai kekuatan, kemampuan-kemampuan yang super, jadi dia berpikir o....ini juga bisa dari setan. Padahal dia ikut Sekolah Minggu, tapi dia anak kecil, seberapa jauh dia mengerti tentang firman Allah yang diceritakan secara sederhana. Dan apa yang dia lihat dengan matanya, apa yang dia dengar, apa yang dia rasakan itu lebih banyak dari TV, nah itu bahayanya di situ untuk anak-anak.
GS : Sepertinya itu tadi Pak Paul yang ingin saya ungkapkan itu, di tengah-tengah orang itu sudah berpikir demikian rasional bahkan pendidikannya pun cukup tinggi, tidak jarang kita membaca di surat kabar misalnya para eksekutif yang mau melibatkan dirinya pada hal-hal yang kalau kita sadar itu sesuatu yang tidak masuk akal. Kenapa sebenarnya, kebutuhan apa sebenarnya yang mendorong dia?
PG : Seorang tokoh gereja di zaman dahulu bernama Agustinus pernah berkata bahwa dalam setiap manusia ada ruangan yang hanya bisa diisi dengan Tuhan. Jadi dalam diri manusia itu ada ruangan yan boleh saya sebut ruangan spiritual, ruangan rohani.
Dan kalau waktu ruangan itu kosong, ruangan itu akan meminta untuk diisi jadi saya kira orang-orang yang sudah mencapai kedudukan yang tinggi dan memang pandai tapi kalau ruangan rohaninya kosong dia akan selalu mencari hal-hal yang bersifat nonfisik, yaitu yang bersifat roh agar bisa mendapatkan kepuasan. Nah, kalau dia tidak mengerti jalan yang benar dia akan menempuh jalan yang salah dan dia akan melakukannya dengan cara yang salah, itu yang pertama. Yang kedua adalah saya kira salah satu manifestasi dosa ialah keserakahan manusia, dan bersumber dari keserakahan atau ketamakan inilah manusia merasa tidak puas dengan yang telah dimilikinya sehingga mau memiliki lagi, mau untuk lebih dilindungi lagi, mau lebih berkuasa dan sebagainya. Akhirnya memasuki areal yang memang dikuasai oleh Iblis jadi jangan sampai yang seperti dikatakan dalam Alkitab manusia menjual dirinya kepada Iblis, itu dikatakan kepada dua orang di Alkitab yaitu kepada raja Ahab, raja Israel dulu dan juga kepada Yudas yang benar-benar menjual diri mereka kepada Iblis. Jadi manusia harus berhati-hati di situ.
GS : Licik sekali, Iblis itu yang jelas licik dengan segala cara-caranya ya Pak.
HS : Mungkin ada satu hal lagi yang saya bisa katakan sesuai dengan yang Pak Paul ungkapkan tadi, yaitu biasanya kalau kita di dalam doa, berdoa kepada Tuhan 'kan tidak secepatnya Tuhan jawab, api kalau Iblis dia langsung bisa memberi cepat, nah ini yang menarik, sangat menarik.
Sehingga otomatis misalnya orang mau mencari kuasa ya cepat dapat, mau mencari kekayaan ya cepat dapat, mau mencari pangkat cepat dapat.
GS : Dan orang punya kecenderungan untuk memilih yang paling cepat.
HS : Memilih yang paling cepat, karena mereka itu seperti tadi Pak Paul katakan ada ruang yang kosong yang selalu perlu diisi, sebenarnya ketidakpuasan hanya puas kalau diisi oleh Tuhan, oleh frman Tuhan, tapi mereka justru mencari di luar Tuhan.
GS : Pak Hendrik, saya teringat karena tadi Pak Paul bicara tentang ruang, pernah Tuhan Yesus itu mengatakan kalau Iblis itu sudah dikeluarkan dari seseorang tapi itu membiarkan ruangan hatinya kosong Iblis itu akan kembali dengan teman-temannya, sehingga orang itu menjadi lebih jahat dari sebelumnya. Nah, itu bagaimana Pak Hendrik?
HS : Pernah suatu kali seorang pemuda kami layani, ayahnya seorang dosen, ayahnya orang Kristen, istrinya saya tidak tahu orang apa. Jadi dia terpengaruh oleh teman-temannya sehingga dia juga iut narkotik, dia juga ikut okultis, dia bahkan pernah bertapa di satu tempat yaitu di antara cabang sungai untuk mendapatkan kekuatan sesuai dengan perintah gurunya.
Dan dia memang mendapat itu semua, mendapat semuanya. Nah, waktu kami layani untuk pelepasan memang hatinya itu ingin dilepaskan dan dia menyerahkan beberapa bagian, tidak semua tapi sebagian. Namun setelah itu kecenderungan ketertarikan kepada roh atau kuasa gelap ini bukannya hilang. Nah, pada saat itu saya melihat bahwa dia lebih lagi dari yang lalu. Tidak lagi seperti pada waktu kita berteman tapi dia lebih jahat lagi dan dia meninggalkan kami dan dia pergi, dan kami tidak tahu sekarang di mana. Tapi dia lebih jahat lagi menurut berita yang saya terima, jadi kami berpikir bahwa memang orang itu akan menjadi lebih jahat lagi kalau dia itu tidak full dilepaskan dan tidak diisi lagi, kekosongan itu tidak diisi oleh Tuhan. Nah, itu pernah terjadi suatu kali ketika kebangunan rohani di Bandung yaitu pernah di umpamakan dengan satu gelas air yang bersih, kalau sudah ada air di situ tentu diisi yang lain air itu akan tumpah. Jadi mau tidak mau air itu harus dikeluarkan dulu semuanya baru isi yang lain atau tidak usah isi yang lain tapi tetap air itu saja, nah ini sama dengan itu. Jadi tetap harus diisi dan Iblis itu roh dan ia bisa mengisi seperti yang kita lihat ya namanya legion itu lebih dari satu, lebih dari 100, dia menguasai satu orang saja dan saya tidak tahu bagaimana dia menguasai seluruh tangan, seluruh kaki, seluruh kepala, seluruh badan. Sehingga orang ini tidak merasa sakit apa-apa tidak merasa kedinginan dan seterusnya.
GS : Memang saya percaya itu, kalau seseorang sudah bertobat dan mau meninggalkan itu dan sudah dilepaskan, ya harus menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan untuk mengisi ruang Ilahi tadi yang ada dalam diri kita. Nah Pak Paul mungkin ada bagian ayat kitab suci yang mau dibacakan?
PG : Saya akan bacakan dari Efesus 6:10-11 "Akhirnya hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya, kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu apat bertahan melawan tipu muslihat Iblis."
Saya kira itu adalah firman yang bisa kita pegang sebagai janji Tuhan dan juga mengingatkan kita bahwa dalam merespons terhadap Iblis, kita perlu merespons dengan tepat, jangan ekstrim satu atau ekstrim yang lainnya yakni ketakutan yang histeris pada Iblis atau justru meringankan atau meremehkan Iblis, seolah-olah Iblis itu gampang karena kita punya kekuatan dan sebagainya. Iblis memang berkuasa, tapi Tuhan lebih berkuasa dan kalau kita kenakan senjata perlengkapan Allah yakni firman Tuhan, hidup di dalam iman kepada Tuhan maka tidak ada yang perlu kita takuti, Iblis bisa ditaklukkan dengan kuasa Tuhan, bukan dengan kuasa kita.
GS : Jadi itu memang tepat sekali saya rasa Pak Paul bahwa Allah itu sebenarnya menyediakan perlengkapan senjata untuk kita bisa melawan Iblis. Jadi kita sudah dilindungi, tapi masalahnya adalah bagaimana menggunakan perlengkapan itu. Yang sudah disediakan bagi kita, memang kita harus terlatih untuk menggunakannya. Jadi baiklah saya rasa kita harus sudahi walaupun tentunya masih banyak aspek yang bisa kita bicarakan dengan okultisme ini, tetapi karena keterbatasan waktu saya rasa kita harus akhiri dahulu. Dan demikianlah tadi para pendengar yang kami kasihi, kami telah hadirkan ke hadapan Anda sebuah perbincangan tentang pengaruh okultisme di dalam kehidupan keluarga khususnya keluarga Kristen, bersama Bp. Pdt. Hendrik Soplantila dan juga Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kalau Anda berminat untuk melanjutkan acara tegur sapa ini, kami persilakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Dan dari studio kami mengucapkan terima kasih.
PERTANYAAN KASET T 47 B
- Seberapa jauh pengaruh okultisme terhadap keluarga Kristen..?
- Apa hubungan okultisme dengan kehidupan rumah tangga…?