Pdt. Dr. Paul Gunadi

Pdt. Dr. Paul Gunadi

Proses Berpacaran I

Berpacaran adalah bagian penting dalam persiapan pernikahan. Tanpa persiapan yang matang, pernikahan berisiko gagal. Itu sebabnya kita harus memahami lebih dalam lagi tentang berpacaran. Dalam hal ini diuraikan tentang anatomi berpacaran, apa saja yang harus diperhatikan dalam masa berpacaran, konfirmasi dari Tuhan dan dari keluarga serta teman dekat serta pertumbuhan relasi itu sendiri yang meliputi 3 hal yaitu percaya, respek dan cinta.

Tidak Mau Mengalah

Pernikahan menuntut pasangan untuk saling menyesuaikan diri. Di dalam proses menyesuaikan diri kadang kita terlibat konflik akibat perbedaan yang ada. Untuk dapat menyelesaikan konflik diperlukan sikap rela mengalah. Masalahnya adalah kadang kita tidak mudah mengalah dan memang ada sebagian yang memiliki sikap tidak mau mengalah. Sikap tidak mau mengalah bukanlah sikap kompetitif—kendati keduanya memunyai persamaan. Bila sikap kompetitif lahir dari keinginan untuk menjadi yang terutama alias nomor satu, sikap tidak mau mengalah lahir dari dua sumber yaitu tidak ingin mengaku salah dan tidak ingin dirugikan.

Iri Terhadap Saudara Sendiri

Seyogianya kita tidak merasa iri dengan saudara sendiri namun pada kenyataannya, kadang kita merasa iri. Ada beberapa penyebab mengapa adakalanya kita merasa iri kepada saudara sendiri, antara lain : Kita dibanding-bandingkan oleh orang tua, sanak saudara, guru atau teman. Kita membanding-bandingkan diri karena menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh saudara sendiri. Kita dapat merasa iri kepada saudara sendiri bila apa yang tadinya kita punyai kemudian dialihkan kepada orang lain. Kalau itu yang terjadi apa yang akan dilakukan oleh orang tua dalam menghadapi anak yang iri seperti ini ?

Menolong adalah Mengingatkan II

Pada kenyataan-Nya kita harus mengakui bahwa kita semua manusia yang terbatas. Jadi waktu Tuhan menciptakan perempuan, agar terjadi relasi yang saling tolong dan perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki, bukan karena istri lebih baik dan sebagainya. Ada 9 hal yang diungkapkan sebagai istri yang menolong adalah mengingatkan, antara lain menolong berarti memberi masukan, bukan memaksakan kehendak; menolong berarti mengingatkan suami akan kemungkinan buruk yang luput diperhatika; menolong berarti mengingatkan suami untuk tidak bersandar para pengertiannya sendiri tapi pada Tuhan dan lain-lain.

Menolong adalah Mengingatkan I

Pada kenyataan-Nya kita harus mengakui bahwa kita semua manusia yang terbatas. Jadi waktu Tuhan menciptakan perempuan, agar terjadi relasi yang saling tolong dan perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki, bukan karena istri lebih baik dan sebagainya. Ada 9 hal yang diungkapkan sebagai istri yang menolong adalah mengingatkan, antara lain menolong berarti memberi masukan, bukan memaksakan kehendak; menolong berarti mengingatkan suami akan kemungkinan buruk yang luput diperhatika; menolong berarti mengingatkan suami untuk tidak bersandar para pengertiannya sendiri tapi pada Tuhan dan lain-lain.

Suami yang Memimpin dan Istri yang Menolong II

Ada banyak penyebab mengapa timbul masalah dalam pernikahan. Salah satunya adalah kegagalan suami dan istri berperan sesuai dengan desain yang telah ditetapkan Tuhan. Sebagaimana kita ketahui lewat Firman-Nya di Kejadian 2:18 dan Efesus 5:22-33, Tuhan menghendaki suami bertugas sebagai KEPALA yang memimpin istri dan istri sebagai PENDAMPING yang menolong suami. Dan diharapkan sebagai seorang suami bisa terbuka terhadap pasangan dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mengajak istri berdoa bersama dan memecahkan setiap masalah yang ada, sehingga rasa percaya istri kepada suami pun akan bertumbuh.

Suami yang Memimpin dan Istri yang Menolong I

Sebagai kepala yang memimpin, suami diminta Tuhan untuk MENGASIHI istri. Sebagai pendamping yang menolong, istri diminta Tuhan untuk TUNDUK kepada suami. Sayangnya tidak selalu suami dan istri berfungsi sesuai peran yang ditetapkan Tuhan. Alhasil muncullah masalah dalam pernikahan. Di sini kita akan melihat bagaimanakah suami memimpin istri dalam kasih dan bagaimanakah selayaknya istri menolong suami dalam ketundukan.

Tujuan Hidup

Salah satu gejala depresi yang berat adalah hilangnya tujuan atau makna hidup. Kita tidak dapat lagi menatap hari depan sebab hari depan kelam tanpa arti, tanpa harapan. Mazmur 8 memberikan pada kita pengertian yang jelas akan tujuan keberadaan kita di bumi ini. Di dalam pemahaman yang jelas ini hidup menjadi kokoh dan kita pun akan dapat melewatinya dengan penuh harapan.

Keagungan Sang Pencipta

Kadang hidup menjadi begitu rutin sehingga kita kehilangan perspektif akan tujuan keberadaan kita di bumi ini. Melalui Mazmur 8 kita diingatkan akan tujuan keberadaan kita di bumi ini, antara lain: Pusat kehidupan adalah Tuhan, Tuhan adalah Pencipta alam semesta dan kita hanyalah ciptaan-Nya. Menyadari karya ciptaan-Nya yang tak terbatas, hal itu menunjuk pada keagungan-Nya.

Dampak Keberhasilan Istri pada Suami

Seharusnyalah para suami berbahagia dengan keberhasilan istri di dalam kariernya namun faktanya tidak semua merasa bahagia. Penyebabnya sudah tentu bukanlah keberhasilan itu sendiri melainkan dampak keberhasilan itu pada dirinya. Itu sebabnya kita perlu melihat hal ini dengan saksama agar kita dapat menghindar dari dampak buruk yang berpotensi merusak pernikahan. Ada 4 hal yang membuat suami tidak menyambut keberhasilan istri dengan gembira dan bagaimana sikap istri dalam menanggapi perilaku suami yang tidak suka dengan keberhasilan istrinya ?

Halaman

Berlangganan RSS - Pdt. Dr. Paul Gunadi